Ketahui, Kenapa Semakin Banyak Perempuan Menggugat Cerai Suaminya? Mungkin Inilah Alasan-Alasannya
asalbagikan - Mungkin ini terdengar pahit untuk kaum lelaki, namun bukankah seorang gentleman sejati akan bersedia diintrospeksi? Jika tak...

https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/ketahui-kenapa-semakin-banyak-perempuan.html
asalbagikan - Mungkin ini terdengar pahit untuk kaum lelaki, namun bukankah seorang gentleman sejati akan bersedia diintrospeksi? Jika tak suka dievaluasi, layakkah menjadi pemimpin bagi istri?
Apapun namanya, entah organisasi, institusi, atau bahkan negara sekalipun, kalau ada yang tak beres... Maka bukan rakyat duluan yang dipersalahkan, tapi pemimpin yang harus bersedia dievaluasi, dikoreksi, betul begitu?
Demikian juga dengan rumah tangga, saat ada masalah, bahkan sampai mencapai gugat cerai, maka pemimpin rumah tangga terlebih dulu yang harus dievaluasi.
Sebelum Anda, wahai para suami, dievaluasi oleh Allah di alam abadi kelak, cobalah untuk mengintrospeksi diri sendiri, apa yang menimbulkan istri berani menggugat cerai diri Anda?
Dan memang takkan ada asap tanpa api, kebanyakan gugat cerai istri terhadap suami terjadi sebab faktor kesalahan suami, antara lain sebagai berikut:
1. Perselingkuhan
Berdasarkan data gugat cerai, 48% di antaranya terjadi sebab faktor orang ketiga, yakni adanya perselingkuhan.
Duhai suami, berpikirlah waras... apa yang dimiliki perempuan lain yang tak dimiliki istrimu? Ya, mungkin sebab perempuan lain dihiasi oleh syetan, sedangkan istrimu tidak.
Bagaimana bisa syetan menjerumuskanmu sampai jatuh berkubang dalam perselingkuhan yang hanya akan merobek kepercayaan pasangan dan menghancurkan rumah tanggamu? Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah berpesan:
“Sesungguhnya perempuan tiba dalam rupa setan, dan pergi dalam rupa setan. Jika seorang di antara kalian melihat seorang perempuan yang menakjubkan (tanpa sengaja), maka hendaknya ia mendatangi (bersetubuh dengan) istrinya, sebab hal itu akan menolak sesuatu (berupa syahwat) yang terdapat pada dirinya” (HR. Muslim no. 1403)
Sedangkan budpekerti perempuan yaitu ingin dimengerti, disayangi, salahkah kalau balasannya istri menentukan hidup sendiri daripada dikhianati?
Ingat juga bahwa dosa zina bisa membawa penyakit kelamin menular. Tegakah kau tularkan istrimu dengan dosa yang kau bawa dari hobi berselingkuh?
2. Tidak menafkahi istri dan anak
Duhai suami, tahukah apa yang membuatmu wajib ditaati oleh istri? Ya, sebab kerelaanmu menafkahi keluarga.
Simaklah firman Allah mengenai kewajiban suami :
“Kaum laki-laki itu yaitu pemimpin bagi kaum wanita, oleh sebab Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan sebab mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Lantas kalau sebab kemalasanmu, keenggananmu, dan kesombonganmu, Engkau tak menafkahi anak istri, membiarkan istrimu banting tulang siang malam untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya, masih pantaskah kau menuntut untuk ditaati?
Ketahuilah bahwa istri merasa amat terhina kalau suami tak bersedia menafkahi dirinya. Sedangkan untuk ke WC umum saja kau harus mengeluarkan sekian ribu Rupiah. Bahkan untuk sekali bermain dengan pelacur saja, seorang laki-laki rela membayar sekian ratus ribu atau sekian juta Rupiah. Mengapa untuk menghalalkan kekerabatan intim dengan istrimu, yang sanggup membawa kalian berdua ke surga, engkau tak aib mempusakainya tanpa menafkahinya? Alangkah hinanya dirimu... Alangkah sabarnya istrimu.
Kecuali bagi para suami yang diuji dengan cacat atau kekurangan fisik atau penyakit berat, janganlah beralasan sulit menerima pekerjaan! Alasan busuk yang menciptakan suami tampak ibarat banci. Asalkan engkau mau berusaha, pekerjaan halal apapun lakukanlah demi memberi anak istri sesuap nasi.
Bahkan seringkali suami yang cacat sekalipun, saat berniat menafkahi anak istri, maka Allah mampukan ia bekerja halal mencari nafkah hidup keluarganya. Maasya Allah.
Tak peduli apapun jabatan istrimu di kantornya, sebesar apapun honor yang diperolehnya, suami tetap berkewajiban menafkahi istri dan anak. Jangan hinakan dirimu sendiri dengan mengemis makan dari tangan istrimu! Jika kau melakukannya, kau akan terhina dunia akhirat.
3. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Duhai suami, tidak ada seorang perempuan pun yang berpengaruh dipukuli, dimaki, dihina, bahkan sekadar dimarahi sedikit saja perempuan sudah baper dan melelehkan air mata. Lantas apa yang membuatmu tega membanting pecah belah di hadapannya?
Mu’awiyah Al-Qusyairiy bertanya kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam: Ya Rasulullah apakah hak istri terhadap kami? Rasulullah menjawab:
"Memberinya makan kalau kau makan, memberinya pakaian kalau kau menggunakan pakaian, jangan memukul wajah, jangan menghinanya, dan jangan menjauhinya kecuali dalam rumah." [Sunan Abu Daud: Sahih]
4. Kelainan se*sual
Duhai suami, istri mana yang tahan melayani suami dengan kelainan se*sual? Entah hiperse*s, bise*sual, homose*sual, atau kelainan lainnya yang menciptakan ilfil.
5. Salah menentukan istri
Duhai suami, kalau engkau merasa tak bersalah apa-apa selama berumah tangga: Kau nafkahi istrimu dengan baik, kau pergauli ia dengan santun, kau penuhi seluruh kewajibanmu dan hak-hak istri, namun istri tetap menggugat cerai terhadapmu. maka satu kesalahanmu adalah... tidak bisa menentukan istri yang sholihah.
Jangan pandang perempuan dari kecantikannya semata, sebab kau akan menyesalinya! Lihatlah baik-baik adat seorang perempuan sebelum kau menikahinya! Jika tidak, jangan heran kalau sesudah menikah kau justru dikhianati oleh pilihanmu sendiri.
Banyak yang masih perlu dikaji, mengapa istri berani menggugat cerai suami. Akan tetapi satu yang pasti, para suami perlu melaksanakan introspeksi dan penilaian diri, sebelum Allah mengevaluasimu kelak di pengadilanNya.
Sumber: Ummi-online.com
![]() |
Sumber: Google.com |
Demikian juga dengan rumah tangga, saat ada masalah, bahkan sampai mencapai gugat cerai, maka pemimpin rumah tangga terlebih dulu yang harus dievaluasi.
Sebelum Anda, wahai para suami, dievaluasi oleh Allah di alam abadi kelak, cobalah untuk mengintrospeksi diri sendiri, apa yang menimbulkan istri berani menggugat cerai diri Anda?
Dan memang takkan ada asap tanpa api, kebanyakan gugat cerai istri terhadap suami terjadi sebab faktor kesalahan suami, antara lain sebagai berikut:
1. Perselingkuhan
Berdasarkan data gugat cerai, 48% di antaranya terjadi sebab faktor orang ketiga, yakni adanya perselingkuhan.
Duhai suami, berpikirlah waras... apa yang dimiliki perempuan lain yang tak dimiliki istrimu? Ya, mungkin sebab perempuan lain dihiasi oleh syetan, sedangkan istrimu tidak.
Bagaimana bisa syetan menjerumuskanmu sampai jatuh berkubang dalam perselingkuhan yang hanya akan merobek kepercayaan pasangan dan menghancurkan rumah tanggamu? Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah berpesan:
“Sesungguhnya perempuan tiba dalam rupa setan, dan pergi dalam rupa setan. Jika seorang di antara kalian melihat seorang perempuan yang menakjubkan (tanpa sengaja), maka hendaknya ia mendatangi (bersetubuh dengan) istrinya, sebab hal itu akan menolak sesuatu (berupa syahwat) yang terdapat pada dirinya” (HR. Muslim no. 1403)
Sedangkan budpekerti perempuan yaitu ingin dimengerti, disayangi, salahkah kalau balasannya istri menentukan hidup sendiri daripada dikhianati?
Ingat juga bahwa dosa zina bisa membawa penyakit kelamin menular. Tegakah kau tularkan istrimu dengan dosa yang kau bawa dari hobi berselingkuh?
2. Tidak menafkahi istri dan anak
Duhai suami, tahukah apa yang membuatmu wajib ditaati oleh istri? Ya, sebab kerelaanmu menafkahi keluarga.
Simaklah firman Allah mengenai kewajiban suami :
“Kaum laki-laki itu yaitu pemimpin bagi kaum wanita, oleh sebab Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan sebab mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Lantas kalau sebab kemalasanmu, keenggananmu, dan kesombonganmu, Engkau tak menafkahi anak istri, membiarkan istrimu banting tulang siang malam untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya, masih pantaskah kau menuntut untuk ditaati?
Ketahuilah bahwa istri merasa amat terhina kalau suami tak bersedia menafkahi dirinya. Sedangkan untuk ke WC umum saja kau harus mengeluarkan sekian ribu Rupiah. Bahkan untuk sekali bermain dengan pelacur saja, seorang laki-laki rela membayar sekian ratus ribu atau sekian juta Rupiah. Mengapa untuk menghalalkan kekerabatan intim dengan istrimu, yang sanggup membawa kalian berdua ke surga, engkau tak aib mempusakainya tanpa menafkahinya? Alangkah hinanya dirimu... Alangkah sabarnya istrimu.
Kecuali bagi para suami yang diuji dengan cacat atau kekurangan fisik atau penyakit berat, janganlah beralasan sulit menerima pekerjaan! Alasan busuk yang menciptakan suami tampak ibarat banci. Asalkan engkau mau berusaha, pekerjaan halal apapun lakukanlah demi memberi anak istri sesuap nasi.
Bahkan seringkali suami yang cacat sekalipun, saat berniat menafkahi anak istri, maka Allah mampukan ia bekerja halal mencari nafkah hidup keluarganya. Maasya Allah.
Tak peduli apapun jabatan istrimu di kantornya, sebesar apapun honor yang diperolehnya, suami tetap berkewajiban menafkahi istri dan anak. Jangan hinakan dirimu sendiri dengan mengemis makan dari tangan istrimu! Jika kau melakukannya, kau akan terhina dunia akhirat.
3. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Duhai suami, tidak ada seorang perempuan pun yang berpengaruh dipukuli, dimaki, dihina, bahkan sekadar dimarahi sedikit saja perempuan sudah baper dan melelehkan air mata. Lantas apa yang membuatmu tega membanting pecah belah di hadapannya?
Mu’awiyah Al-Qusyairiy bertanya kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam: Ya Rasulullah apakah hak istri terhadap kami? Rasulullah menjawab:
"Memberinya makan kalau kau makan, memberinya pakaian kalau kau menggunakan pakaian, jangan memukul wajah, jangan menghinanya, dan jangan menjauhinya kecuali dalam rumah." [Sunan Abu Daud: Sahih]
4. Kelainan se*sual
Duhai suami, istri mana yang tahan melayani suami dengan kelainan se*sual? Entah hiperse*s, bise*sual, homose*sual, atau kelainan lainnya yang menciptakan ilfil.
5. Salah menentukan istri
Duhai suami, kalau engkau merasa tak bersalah apa-apa selama berumah tangga: Kau nafkahi istrimu dengan baik, kau pergauli ia dengan santun, kau penuhi seluruh kewajibanmu dan hak-hak istri, namun istri tetap menggugat cerai terhadapmu. maka satu kesalahanmu adalah... tidak bisa menentukan istri yang sholihah.
Jangan pandang perempuan dari kecantikannya semata, sebab kau akan menyesalinya! Lihatlah baik-baik adat seorang perempuan sebelum kau menikahinya! Jika tidak, jangan heran kalau sesudah menikah kau justru dikhianati oleh pilihanmu sendiri.
Banyak yang masih perlu dikaji, mengapa istri berani menggugat cerai suami. Akan tetapi satu yang pasti, para suami perlu melaksanakan introspeksi dan penilaian diri, sebelum Allah mengevaluasimu kelak di pengadilanNya.
Sumber: Ummi-online.com