Nama Ulama Nu Kh. Dhofir Salam Talangsari Jember
Kyai Dzofir, Figur Ulama Pejuang dan Pemberani Kesan KH Mansur Sholih, Ro’is Syuriah Nahdlatul Ulama Cabang Jember semenjak tahu...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/nama-ulama-nu-kh-dhofir-salam.html
Kesan KH Mansur Sholih, Ro’is Syuriah Nahdlatul Ulama
Cabang Jember semenjak tahun 1999 s/d sekarang,
Saya kagum pada keikhlasan dia berjuang di NU semenjak usang dan bahkan bantuan dia terhadap usaha Ma’arif NU ditunjukkan dengan merintis berdirinya sekolah-sekolah untuk warga NU.
Apa resepnya sehingga dia sanggup sukses berjuang tsb? Menurut saya, Kyai Dzofir mempunyai semangat As Syaja’ah yaitu keberanian yg diikuti dgn perhitungan yang matang. Tentu saja perhitungan yang matang ini membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Merintis UIJ dikala itu membutuhkan keberanian Kyai Dzofir ditengah-tengah apatisme tokoh untuk merintis berdirinya suatu Perguruan Tinggi milik NU.
Apabila generasi kini di NU maupun para tokoh UIJ sanggup mencontoh semangat As Syaja’ah-nya tsb maka insya Allah berhasil. Selain itu dia sanggup meninggalkan 2 sifat yang jelek dimiliki oleh Pemimpin yaitu Al Jubnu yaitu kecil hati sehingga sering diilustrasikan posisinya selalu dibelakang saja sebagai makmum dan At Tahawwur yaitu mempunyai keberanian tetapi tdk memakai perhitungan yang matang alias ngawur.
Bahkan kalau diukur dari 5 syarat kepemimpinan yang ideal yaitu pinter, bener, kober, keker dan menyeramkan maka tidak berlebihan andaikan saya sampaikan bahwa Kyai Dzofir sudah memenuhi 5 syarat tsb.
1. Pinter, dalam hal ini yaitu mempunyai ilmu yang cukup untuk mengatur dan bertanggung jawab terhadap suatu wilayah/bidang tertentu. Kyai Dzofir populer sebagai Ulama ‘alim Fiqih sehingga pada setiap pengambilan keputusan terhadap suatu persoalan di Bahsul Masa’il NU selalu diserahkan pada beliau. Kealiman dia diakui para ulama di NU pada banyak sekali musyawarah tingkat nasional semenjak dulu yaitu alasannya alim dan mempunyai tumpuan kitab-kitab yang lengkap sebagaimana KH Wachab Chasbullah Jombang dan KH Zubeir Sarang.
2. Bener, dalam hal ini yaitu perilaku jujur terhadap kebenaran dan bahkan belum tentu orang pinter juga bener. Kyai Dzofir justru berani bersikap yang kadang berbeda denga pendapat kyai lain alasannya membela kebenaran pendapat yang diyakininya.
3. Kober, maksudnya adalah punya kesempatan untuk berjuang. Kyai Dzofir aktiv sekali di NU dan bahkan sempat merintis sekolahan termasuk UIJ tanpa meninggalkan kewajiban mengajarnya di pesantren dan mencari nafkah untuk keluarganya.
4. Keker, maksudnya yaitu tidak gampang putus asa. Kyai Dzofir tidak pernah tampak frustasi dalam perjuangan
5. Angker, maksudnya yaitu mempunyai kewibawaan untuk menegakkan hukum dan dipatuhi bawahan. Setiap perbedaan pendapat dalam bahsul masail, maka pengambilan keputusannya diserahkan pada dia yang dengan bijaksana memutuskannya. Semua kyai tahu dalam pengambilan keputusan yang khilaf tsb, dia memakai dalil/nash yang terkuat. Kebijaksanaan alasannya alimnya tsb menumbuhkan kewibawaan kyai.
Demikianlah kesan saya terhadap buku ini dengan harapan agar para anak-cucu keturunan almaghfurlahu Simbah KH Dzofir dan para pencetus Pengurus NU disemua tingkatan serta para guru Ma’arif khususnya yang mengabdi pada sekolah rintisan almaghfurlahu sanggup menjiplak semangat usaha beliau. Dan agar kita mempunyai niat ngalap barokah dia untuk melestarikan usaha para Ulama Salaf Sholih demi mewujudkan impian NU, yaitu lestarinya islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, amin.