Belajar Wacana Sumber Anutan Islam Al-Qur’An Dan Al-Hadist

OLEH: ZAINAL FITRANI CHOIRUL ANWAR BAB I      PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Sumber aliran Islam yaitu segala sesuat...

A+ A-

OLEH:
ZAINAL FITRANI
CHOIRUL ANWAR


BAB I
     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sumber aliran Islam yaitu segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam. Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan Hadist yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama aliran agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan nalar pikiran insan yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Al-Qur’an dan Hadist yaitu pedoman insan khususnya Muslim yang telah ditinggalkan oleh Rasullullah SAW kepada seluruh umatnya. Al-Qur’an mengandung banyak sekali cerita dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, diam-diam alam semesta, serta masih banyak lagi. Hadist merupakan perkataan, perbuatan, dan yang menyangkut hal-hal keislaman. Konsep-konsep yang dibawa Al-Qur’an dan Hadist selalu sesuai dengan problem yang dihadapi insan sekaligus memperlihatkan pemecahan terhadap problem tersebut, kapan dan dimanapun mereka berada.
Dalam makalah ini, akan diuraikan terkait Al-Qur’an dan Hadits dalam aliran Islam, disertai bukti keontentikan Al-Qur’an serta prilaku yang meyakini kebenaran Al-Qur’an dan Hadist.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Al-Qur’an dan Hadist?
2.      Apa saja fungsi Al-Qur’an dan Hadist?
3.      Apa saja bukti keotentikan Al-Qur’an?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian sumber aliran Islam Al-Qur’an dan Hadist
2.      Mengetahui fungsi dan makna Al-Qur’an dan Hadist
3.      Mengetahui bukti keotentikan Al-Qur’an




BAB II
PEMBAHASAN
A.    AL-QUR’AN
1.      Pengertian Al-Quran
Secara bahasa (etimologi), kata Al-Quran berasal dari kata qara’a yang berarti membaca.Qara’a juga berarti mengumpulkan menjadi satu[1]. Sedangkan secara istilah, Al-Qur’an yaitu wahyu Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya yaitu ibadah.
Menurut para jago Prof.  Dr. Hamka  dalam tafsirnya Al-Azhar,  mengistilahkan Al-Quran sebagai wahyu-wahyu Allah yang diturunkan  kepada Rasul-Nya Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada insan sekaligus merupakan mukjizat bagi kerasulannya[2]. Menurut para jago yang lain, dinamakan Al-Quran alasannya yaitu didalamnya terhimpun hasil-hasil dari semua kitab-kitab Allah.
Diantara beberapa nama Al-Qur’an ibarat al-Kitab yang berarti goresan pena yang lengkap wacana sesuatu berarti pula peraturan dan penetapan. Al-Furqon berarti pemisah antara yang benar dan yang salah. Al-Dzikra artinya peringatan atau sumber keutamaan dan keagungan bagi manusia.
Al-Quran diturunkan Allah SWT dengan bahasa Arab sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, semoga kau memahaminya.” (QS.Yusuf12:2)
Dan diturunkan secara berangsur angsur selama 22 tahun, 22 bulan, 22 hari sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ تَنزِيلا
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (QS.Al-Insaan:23)
Dari pengertian di atas sanggup dijelaskan bahwa:
a.         Al Alquran yaitu firman Allah, bukan sabda Nabi, bukan perkataan insan dan juga bukan perkataan malaikat.
b.        Al Alquran mengandung mukjizat seluruh kandungannya, sekalipun sekecil huruf, dan titiknya pun yang sanggup mengalahkan lawan lawannya.
c.         Al Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara mutawatir (diriwayatkan banyak orang).
d.        Membaca Al Alquran dinilai ibadah (membaca satu abjad dari Al quran dibalas 10 kebaikan sebagaimana keterangan dalam hadis Nabi saw).
2.      Fungsi Al-Quran
a.       Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar untuk pertanda bahwa dia yaitu utusan Allah dan Al-Quran benar-benar firman Allah SWT bukan ucapan Nabi SAW.
b.      Sebagai penguat atas kebenaran kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelumnya.
c.       Sebagai sumber aturan dan aliran islam, baik dalam problem sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, etika, dan lain sebagainya.
d.      Sebagai hakim untuk memilih baik dan buruknya suatu problem yang dipermasalahkan.
e.       Sebagai obat dari penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati).
f.       Sebagai petunjuk dasar wacana gejala alam yang memperlihatkan kebesaran Allah SWT.

3.      Isi Kandungan Al-Quran
Al Alquran intinya mengandung aliran sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat insan semoga memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pokok-pokok aliran tersebut adalah:
a.       Ajaran mengenai Tauhid, yaitu keimanan terhadap Allah SWT
b.      Ibadah
c.       Akhlak
d.      Hukum
e.       Tata cara kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara
f.       Janji dan ancaman
g.      Kisah-kisah para Nabi dan umat terdahulu

B.     BUKTI KEOTENTIKAN AL-QURAN
1.         Segi Keunikan Redaksi
Abdurrazaq Naufal dalam bukunya Al-Ijaz Al-’Adad Al-qur’an Al-Karim (kemukjizatan dari segi bilangan dalam Al-Quran) sanggup disimpulkan sebagai berikut:
a)        Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.Misalnya:
1.        Al-hayah/kehidupandan al-maut/kematian masing-masing sebanyak 145 kali.
2.        An-naf/manfaat dan al-fasat/kerusakan atau mudarat masing masing sbanyak 50 kali.
3.        Al-harr/panas dan al-bard/dingin masing masing 4 kali.
b)        Keseimbangan antara jumlah bilangan dengan sinonim atau makna yang dikandungnya.Misalnya al-harts/membajak dan az-zira’ah/bertani masing masing 14 kali.
c)        Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk pada akibatnya. Misalnya al-infaq/menafkahkan dan ar-ridha/kerelaan masing masing 73 kali.
d)       Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya. Misalnya al-israf/pemborosan masing masing 23 kali.
e)        Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut ditemukan pula keseimbangan khusus, misalnya:
1.        kata yaum/hari dalam bentuk tunggal, sejumlah 365 kali, sebanyak hari hari dalam setahun.
2.        Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada tujuh, dan klarifikasi ini diulanginya pula sebanyak tujuh kali pula yaitu terdapat dalam surah Al-baqarah dan beberapa surat lain[3].
2.         Segi Kemukjizatan
Al-Quran sebagai mukjizat menjadi bukti kebenaran Muhammad SAW selaku utusan Allah yang membawa misi universal, risalah akhir, dan syariah yang tepat bagi manusia[4].
Kemukjizatan Al-Quran intinya berpusat pada dua segi, yaitu segi isi atau kandungan al-Quran, dan segi bahasa al-Quran.
a)        Segi isi atau kandungan al-Quran
1)        Al-Quran mengungkap sekian banyak ragam hal ghaib ibarat halnya mengungkap insiden masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, alasannya yaitu masanya yang telah demikian lama, ibarat insiden tenggelamnya fir’aun dan diselamatkannya badannya.
2)        Dalam al-Quran banyak terdapat ramalan-ramalan wacana peristiwa-peristiwa yang belum terjadi tetapi kemudian betul-betul terjadidalam sejarah sebagaimana diramalkan, misalnya, ramalan al-Quran wacana kemenangan tamat kerajaan romawi dalam peperangan melawan kerajaan persi, dan menjadi kenyataan sejarah pada tahun 624 M, yaitu 7 tahun setelah ramalan al-Quran.
b)        Segi bahasa al-Quran
1)        Dari segi bahasa, al-Quran merupakan bahasa bangsa arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangat tinggi mutunya. Ketinggian mutunya mencakup segala segi. Kaya akan perbendaharaan kata kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkan isinya.
2)        Dalam gaya bahasanya yang menakjubkan, al-Quran memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya:
3)        Kelembutan al-Quran secara lafzhiah yang terdapat pada susunan bunyi dan keindahan bahasanya.
4)        Keserasian al-Quran baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang sanggup mencicipi keagungan dan keindahan al-Quran.
3.         Segi Sejarah
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.  Nabi Muhammad SAW setelah mendapatkan wahyu eksklusif memberikan wahyu tersebut kepada para sobat semoga mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan Nabi, tidak kurang dan tidak lebih.
Dalam rangka menjaga kemurnian al-Qur’an, Nabi SAW memanggil para sobat yang pintar menulis, untuk menulis ayat-ayat yang gres saja diterimanya disertai informasi daerah dan urutan setiap ayat dalam suratnya. Ayat-ayat tersebut ditulis dalam pelepah-pelepah kurma, batu-batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.
Al Alquran terdiri dari 114 surat dan 6.666 ayat. Dalam masa Al-Quran diturunkan, terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Makkah dan Madinah.
a)        Makkiyah
Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Terdiri dari 86 surat. Ciri-ciri surat Makkiyah yaitu:
1.        Ayat yang pendek-pendek
2.        Terdapat perkataan “yaa ayyuhannaas” (wahai manusia) kecuali surat Al-Hajj, ayat 77
3.        Mengandung hal-hal yang berafiliasi dengan keimanan, ancaman, dan pahala
4.        Mengandung kisah-kisah umat terdahulu, kecuali surat Al Baqarah
5.        Mengajarkan budi pekerti dan akjhlak yang mulia
b)        Madaniyyah
Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sehabis Nabi SAW hijrah ke Madinah. Terdiri dari 28 surat. Ciri-ciri surat Madaniyyah yaitu:
1)      Pada umumnya ayat-ayat dan suratnya panjang-panjang
2)      Terdapat perkataan “yaa ayyuhalladzuuna aamanu”(wahai orang-orang yang beriman)
3)      Ayat ayatnya mengandung jihad, perang, problem sosial, hukum
4)      Menunjukkan secara rinci bukti bukti yang memperlihatkan hakikat hakikat keagamaan[5]
Setelah rasulullah wafat pemeliharaan al-Qur’an dilanjutkan oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Abu Bakar mengemban kiprah pemeliharaan al-Qur’an dengan melaksanakan penghimpunan naskah-naskah al-Qur’an yang awut-awutan menjadi satu mushaf. Hal ini dikarenakan banyak para sobat penghafal al-Qur’an yang gugur di medan perang Yamamah. Dalam pertempuran tersebut 70 orang penghafal al-Qur’an gugur. Kemudian gres pada masa Utsman bin Affan tersusun pembukuan al-Qur’an standar dalam rangka menjaga otentitas al-Qur’an sekaligus mengantisipasi konflik internal sekitar qira’at pada masa itu. Sejak itu umat islam dalam membaca al-Qur’an berpegang pada bentuk bacaan yang sesuai dengan mushaf Utsmani.

C.    HADIST
1.         Pengertian Hadist
Menurut bahasa, Hadist memiliki beberapa arti yaitu yang baru, yang dekat, isu dan berlaku, sedangkan berdasarkan istilah, Hadits ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun yang sepadannya[6].
Secara umum, para jago Hadist beropini bahwa “Hadist” yaitu sinonim kata “Sunnah”. Kaprikornus kedua kata tersebut pengertiannya sama. Namun terdapat beberapa perbedaan yaitu hadist yaitu perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang sudah tertulis dan telah diriwayatkan oleh para sobat dan generasi selanjutnya secara bersambung dan turun temurun. Sedangkan Sunnah yaitu wahyu Allah yang diterima dan dipraktikkan Nabi Muhammad SAW untuk kemudian diriwayatkan oleh sobat ke generasi selanjutnya.
Jadi sanggup disimpulkan hal yang terkandung dalam pengertian Hadist atau Sunnah, yaitu:
a.         Perkataan Nabi SAW, yang berafiliasi dengan suruhan, larangan, dan keputusan
b.        Perbuatan Nabi SAW dan kebiasaannya
c.         Pengakuan Nabi SAW yang tidak diucapkan
2.         Fungsi Hadist
a.         Sebagai penjelas terhadap problem kasus dalam Al Quran
b.        Menguatkan kebenaran Al Quran
c.         Sebagai pegangan dan sumber aturan kedua setelah Al Quran
3.         Macam-macam Hadist
Atas dasar jumlah periwayat, hadist dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Hadist mutawatir didasarkan pada panca indera (dilihat dan didengar sendiri oleh yang meriwayatkan) yang diberitakan segolongan insan yang berjumlah banyak.
a.         Hadist Mashyur, yaitu Hadist yang diriwayatkan melalui lebih dari dua orang
b.        Hadist Aziz, yaitu Hadist yang diriwayatkan melalui kurang dari dua orang
c.         Hadist Gharib, yaitu Hadist yang diriwayatkan satu orang saja
Dan dari segi penerimaan hadist, terbagi atas dua macam yaitu maqbul yang artinya sanggup diterima dan mardul yang artinya tertolak[7].Usaha seleksi penerimaan tersebut diarahkan kepada tiga unsur Hadist,yaitu:
a.         Matan (isi Hadist)
Suatu isi Hadist dinilai baik apabila bahan hadits itu tidak bertentangan dengan al-Qur'an atau Hadits lain yang lebih kuat, tidak bertentangan dengan realita, tidak bertentangan dengan fakta sejarah, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok aliran Islam.
b.        Sanad (persambungan antara pembawa dan peserta hadits).
Suatu persambungan Hadits sanggup dinilai segala baik, apabila antara pembawa dan peserta Hadits benar-benar bertemu bahkan dalam batas-batas tertentu berguru. Tidak boleh ada orang lain yang berperanan dalam membawakan hadits tapi tidak nampak dalam susunan pembawa Hadits itu. Apabila ada satu kaitan yang diragukan antara pembawa dan peserta Hadits, maka Hadits itu tidak sanggup dimasukkan dalam kriteria Hadits yang maqbul.
c.         Rawi (orang-orang yang membawakan hadits):
Seseorang yang sanggup diterima haditsnya ialah yang memenuhi syarat-syarat:
a)        Adil, yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta membiasakan dosa.
b)        Hafizh, yaitu berpengaruh hafalannya atau memiliki catatan pribadi yang sanggup dipertanggungjawabkan.
4.         Sejarah Singkat Perkembangan Hadist
Para ulamamembagi perkembangan Hadits itu kepada 7 periode yaitu:
1)        Masa wahyu dan pembentukan hukum (pada Zaman Rasul: 13SH-11SH).
2)        Masa pembatasan riwayat (masa khulafaur-rasyidin: 12-40 H).
3)        Masa pencarian Hadits (pada masa generasi tabi’in dan sahabat-sahabat muda:41H-akhir masa 1 H).
4)        Masa pembukuan Hadits (permulaan masa II H).
5)        Masa penyaringan dan seleksi ketat (awal masa III H) hingga selesai.
6)        Masa penyusunan kitab-kitab koleksi (awal masa IV H sampai jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H).
7)        Masa pembuatan kitab syarah Hadits, kitab-kitab tahrij dan penyusunan kitab-kitab koleksi yang lebih umum (656 H dan seterusnya)[8].

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Al-Quran dan Hadist yaitu sebagai sumber aliran agama Islam yang telah ditinggalkan oleh Rasullullah SAW, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.
Pengertian Al-Qur’an yaitu kallam(wahyu) Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada seluruh ummt insan hingga kiamat nanti. Selain sebagai sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat manusia, juga sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
Sedangkan Hadist yaitu segala sesuatu yang mengenai perbuatan maupun perkataan Rasullullah SAW. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri yaitu untuk menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.
Bukti keotentikan Al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya yaitu, keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, dengan sinonimnya, dengan jumlah kata yang menunjuk pada akibatnya, dengan kata penyebabnya.Dari segi kemukjizatannya yaitu segi isi atau kandungan al-Qur’an dan segi bahasa al-Qur’an.
Dari segi sejarahnya Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur lebih dari 20 tahun, kemudian gres pada masa Utsman bin Affan tersusun pembukuan al-Qur’an standar dalam rangka menjaga otentitas al-Qur’an sekaligus mengantisipasi konflik internal sekitar qira’at pada masa itu. Sejak itu umat islam dalam membaca al-Qur’an berpegang pada bentuk bacaan yang sesuai dengan mushaf Utsmani.
B.     SARAN
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh alasannya yaitu itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Hawi Akmal.2014.Dasar-dasar Studi Islam.Jakarta.PT Raja Grafindo Persoda
Sudirman.2012.Pilar-pilar Islam.Malang.UIN-Maliki Press
Syamsi Moh,Farhat Abu,Sa’adah.Rangkuman Pengetahuan Agama Islam.Surabaya.Amelia
Djambek Zain.1985.Kuliah Islam.Jakarta.TintamasIndonesia
Hasan Ali.2003.Studi Islam.Jakarta.Srigunting
Amalludin.2001.Pendidikan Agama Islam.Bandung.LubukAgung
Makbuloh Deden.2013.Pendidikan Agama Islam.Jakarta.PT Rajagrafaindo
Wadud.1997.Qur’an Hadits.Semarang.PT Karya Toha Putra



[1]Dr. H. Akmal Hawi, M.Ag. Dasar-Dasar Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Hal 64
[2]M.Ali Hasan. Studi Islam, Jakarta: PT Raja Gifindo Persada, 2000. Hal 69
[3]M.Quraish Shihab.Mukjizat Al-Qur’an, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004,Hal.140-143
[4]Drs.H.Sudirman,M.Ag.Pilar-pilar Islam.Malang:UIN-Maliki Press.2012.Hal 180
[5]Drs. Moh. Syamsi,Abu Farhad, S.Sa’adah.Rangkuman Pengetahuan Agama Islam.Surabaya:Amelia.2004.Hal 130
[6] Drs. Abdul Wadud. Qur’an Hadits. Semarang: Karya Toha Putra.1997. Hal 18
[7]Dr. H. Akmal Hawi, M.Ag. Dasar-Dasar Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Hal 134
[8]Drs.H.Sudirman,M.ag.Pilar-pilar Islam.Malang:UIN-Maliki Press.2012.Hal230

Related

Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) 8185704856824869824

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item