Apa Yang Dimaksud Pengertian Muhasabah

Pengertian Muhasabah  - Dalam dunia tasawuf kata Muhasabahtidak terlalu gila didengar, Muhasabah diartikan sebagai Introspeksi, mawas, atau...

A+ A-
Pengertian Muhasabah - Dalam dunia tasawuf kata Muhasabahtidak terlalu gila didengar, Muhasabah diartikan sebagai Introspeksi, mawas, atau meneliti diri.

Seperti kata-kata yang diucapkan oleh sahabat Umar bin Khatab Artinya: "koreksilah dirimu sebelum kau dikoreksi"

Apa Yang Dimaksud Pengertian Muhasabah

Hal ini menegaskan bahwa muhasabah akan membimbing seseorang pada pemahaman akan dirinya menyerupai kesalahan, dosa-dosa, serta perbuatan negatif yang pernah seseorang lakukan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. Dalam pemahaman lain  Muhasabahdiartikan sebagai metode untuk mengatasi kekuasaan nafsu amarah atas hati seorang mukmin dengan selalu mengintrospeksi diri dan menyelisihnya.

Keharusan melaksanakan perhitungan terhadap diri sendiri (Muhasabah) dijelaskan oleh firman Allah dalam surat Al Anbiya' 21:47. Artinya: "Kami akan memasang timbangan yang sempurna pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jikalau (amalan itu) hanya seberat biji sawi sekalipun, niscaya Kami akan mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami menjadi orang-orang yang menciptakan perhitungan."

Pengertian Muhasabah

Dan firman Allah dalam surat Al Baqarah, 2:235. Artinya :"Dan ketahuilah bahwasannya Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatimu;maka takutlah kau kepada-Nya."

Ayat-ayat diatas dijadikan dalil oleh orang-orang yang cerdik bahwa Allah swt. senantiasa mengawasi mereka; bahwa amalan mereka akan perhitungkan dengan cermat pada hari perhitungan nanti, dan bahwa mereka akan dimuntai pertanggung balasan atas semua lintasan dan detikan hati hingga yang seberat biji sawi sekalipun. Oleh lantaran itu mereka akan yakin bahwa tidak ada yang menyelamatkan mereka dari bahaya-bahaya tersebut kecuali dengan membiasakan diri melaksanakan muhasabah.

Dalam pengertian lain Muhasabah ialah bahwa manakala seseorang muslim melaksanakan amal pada siang dan malam hari dalam upaya mencari kebahagiaan hidupnya di akhirat, berupaya meraih keutamaanya, serta keridlaan Allah terhadapnya sementara dunia merupakan kesempatan untuk beramal, maka hendaknya beliau memperhatikan kewajiban-kewajibannya. Pada umumnya hendaklah menyempatkan diri untuk menghitung-hitung pekerjaan hariannya, Apabila melihat kekurangan pada yang diwajibkan kepadanya, maka hendaklah beliau mengecam dan memperolokkannya, kemudian ketika itu juga ia berusaha untuk memperbaikinya.

Kalau termasuk harus diqadha, maka qadhalah, kalau tidak bisa maka berusahalah dengan memperbanyak melaksanakan nawafil (amal-amal yang disunatkan). Sekiranya amal-amal  nawafil-pun masih kurang, gantilah dan usahakanlah. Dan sekiranya kerugian tersebut disebabkan lantaran perbuatan yang terlarang, maka haruslah segera memohon ampun, menyesali, kemudian kembali mengerjakan kebaikan-kebaikan yang dianggap sanggup memperbaiki yang telah rusak. Inilah yang dimaksud dengan muhasabahterhadap diri (tepo seliro) yaitu salah satu cara untuk memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya.

Muhasabah biasanya dilakukan pada kalangan sufi, seorang sufi haruslah senantiasa mencurahkan dan mengarahkan perhatiannya terhadap dirinya sendiri dalam dikala apapun dan dalam melaksanakan perbuatan apapun. Ia harus selalu waspada dalam memandang diri sendiri didalam setiap gerak-geriknya baik menyangkut hal ruhaniah dan batiniahnya, orang-orang sufi senantiasa melaksanakan koreksi diri atau mengontrol dirinya, akan selalu tampak padanya perbuatan apa yang sedang dilakukanya. Dan alhasil ia tidak akan berani melaksanakan perbuatan jahat yang bagaimanapun kecilnya.

Orang yang selalu berfikir perihal keberadaan dirinya, mengontrol segala kesalahanya dan mengawasi gerak-geriknya menerangkan hati dan fikiranya masih jernih dan masih berfungsi secara normal dan bahkan Rasulullah SAW. Menggolongkan orang yang jenius atau orang yang cerdas lantaran pintar mengoreksi kesalahannya sendiri.

Dari sini dapatlah dikatakan bahwa kontrol diri atau muhasabahbukanlah dilakukan dilakukan sewaktu-waktu saja, melainkan harus dilakukan setiap saat, alasannya apabila sekali waktu atau suatu dikala lengah, dikala itu pula akan terjerumus kedalam jurang kejahatan yang nantinya akan timbul penyesalan, alhasil kewaspadaan harus selalu dijaga sebagaimana peringatan Allah dalam firmanNya.

Artinya: "Hai anak adam, janganlah syaitan itu hingga memfitnahkan kau pula, sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga" (Q.S. Al A'raf:27)

Dalam Muhasabah Jiwa Suryaningsih Site. Mht) disebutkan bahwa, "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berfikir di dikala pertama ia ingin melaksanakan sesuatu. Jika itu lantaran Allah ia melanjutkan dan jikalau bukan lantaran Allah ia meninggalkannya. Allah swt.

Berfirman: Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Q.S. Al Hasyr, 59:18)

Oleh lantaran itu, sebagai orang Islam dan beriman, hendaknya senantiasa pandai-pandai mengoreksi dan membersihkan malu atau kesalahan-kesalahan yang terjadi pada diri sendiri atau berusaha dengan segala upaya untuk mengekang hawa nafsu.

Karena pada dasarnya, kesalahan-kesalahan yang terjadi itu lantaran menurutkan hawa nafsu dalam firman Allah diterangkan: Artinya: "Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari cita-cita hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah daerah tinggalnya" Q.S. An Naazi'aat 40-41.

Dan bergolaknya hawa nafsu itu bersumber dari empat hal, diantaranya adalah:
1.  Sering melanggar larangan Allah.
2.  Sering berlaku riya' (berbuat baik bukan lantaran Allah, melainkan supaya sanggup pujian, sanjungan dan sebagainya).
3.  Suka membuang-buang waktu dengan percuma.
4.  Malas mengerjakan perintah-perintah Allah.

Perputaran roda kehidupan, dari hari demikian juga dengan bulan dan tahun. jikalau kita perhatikan pergantian waktu ini, sesungguhnya kehidupan dunia makin usang makin menjauh sedang pada kesempatan yang sama kehidupan darul abadi makin mendekat.

Perhatikan keadaan di lingkungan daerah kita kerja dan di tengah keluarga, sanggup dipastikan selalu akan bergerak berubah baik berubah secara faktual maupun negatif. Karenakesemua perubahan tersebut akan berujung pada kematian sebagai simpulan dari perjalanan hidup manusia. Sebagian lantaran sudah meninggal, dan semua insan niscaya akan meninggal.Firman Allah dalam Al Qur’an:  Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati “ (Q.S.Ali Imran. 3:185),

Kemudian setelah mati kita akan dihidupkan kembali, sebagaimana firman-Nya : Artinya: ”Sesungguhnya kau akan dibangkitkan setelah mati “ (Q. S. Huud, 11 : 7)

Sesungguhnya insan dalam hal ini dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya, baik yang burhubungan dengan ibadah maupun amaliah.

Maka dalam melaksanakan muhasabah, seorang muslim menilai dirinya, apakah dirinya lebih banyak berbuat baik ataukah lebih banyak berbuat kesalahan dalam kehidupan sehari-harinya. Dia mesti objektif melaksanakan penilaiannya dengan memakai Al Qur’an dan Sunnah sebagai dasar penilaiannya bukan berdasarkan cita-cita diri sendiri.

 Oleh lantaran itu melaksanakan muhasabah atau introspeksi diri merupakan hal yang sangat penting untuk menilai apakah amalperbuatannya sudah sesuai dengan ketentuan Allah. Tanpa introspeksi, jiwa insan tidak akan menjadi baik. Imam Turmudzi meriwayatkanungkapan Umar bin Khattab dan juga Maimun bin Mihran mengenai urgensi muhasabah.

Umar r.a. mengemukakan:“Hisablah (diri) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk darul abadi (yaumul hisab). Al Hasan menyampaikan : orang-orang mukmin selalu mengevaluasi dirinya lantaran Allah.Dan gotong royong hisab itu akan menjadi ringan pada hari simpulan zaman bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia”.

Maimun bin Mihran r.a. menyampaikan: “Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya”.

Urgensi lain dari muhasabah ialah lantaran setiap orang kelak pada hari simpulan akan tiba menghadap Allah SWT. sendiri-sendiri untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. Firman Allah: Artinya: “Dan tiap-tiap mereka akandatang kepada Allah pada hari simpulan zaman dengan sendiri-sendiri.” [QS. Maryam (19): 95]

Dalam Proses Muhasabah harus mempunyai kesesuaian dengan kondisi subjek penelitian yang diantaranya ialah faktor kultur daerah individu berkembang, khususnya dalam konteks penerapannya di Kelurahan Plombokan Semarang.

Pada dasarnya proses dan teknik Muhasabah semoga menjadi kepingan dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari beberapa tahap diantaranya tahap pembersihan  diri, Pengembangan diri, dan penyempurnaan diri, ketrampilan dan kemampuan bermuhasabah tidak akan tiba dan tumbuh dalam jatidiri seseorang dengan sendirinya tanpa adanya suatu latihan-latihan. Yang perlu dilakukan pada setiap individu terlebih bagi para remaja, proses tersebut diantaranya ialah Takhalli, Tajall, Tahalli.

Related

pengertian 918558405617644211

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item