Belajar Wacana Hakikat Keimanan (Study Bahan Aqidah Akhlak)

HAKIKAT KEIMANAN (Study Materi Aqidah Akhlak) Disusun oleh: Untari Widhiani,  Khoirul Umam,  Aminuddin Ma’ruf,  Dwi Gati S.,  Inda...

A+ A-
HAKIKAT KEIMANAN (Study Materi Aqidah Akhlak)

Disusun oleh:

Untari Widhiani, Khoirul Umam, Aminuddin Ma’ruf, Dwi Gati S., Indah Widhi Astuti


BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang

Jika dikiaskan Agama Islam merupakan sebatang pohon besar yang rindang yang mempunyai urat tunggang, batang, cabang-cabang, daun, bunga, pucuk, dan buah, yang walaupun nama masing-masing bab itu berlain-lainan, akan tetapi hakikatnya yaitu satu, yaitu pohon besar yang rindang.

Bila ada bab pohon yang rusak, maka bab yang lain akan rusak pula. Ada pula bab pohon yang rusak, bab yang lain kurang tepat hidupnya. Dan ada pula bab yang lain rusak, tapi tidak mempengaruhi hidup dari pohon tersebut dan tidak mengurangi hakikatnya.

Demikian pula kiranya Agama Islam, ada yang kembali pada aqidah, kembali pada amalan, yang kadang kala keuntungannya untuk diri sendiri dan kadang kala untuk kemaslahatan umum. Bermacam-macam pula sebutan dan namanya, akan tetapi sebenarnya semua itu satu dan tidak sanggup berdiri sendiri, lantaran masing-masing mencangkup yang lainnya.
Namun dalam makalah ini kami hanya akan menjelaskan perihal hakikat kepercayaan yang merupakan dasar pokok bagi Islam.

B.Rumusan Masalah

1.Apa itu hakikat keimanan?
2.Apa arti kepercayaan berdasarkan rukun kepercayaan ?
3.Apa saja gejala orang beriman?

BAB II
PEMBAHASAN


A.Hakikat Keimanan

Keimanan berarti membicarakan duduk masalah aqidah Islam. Pengertian aqidah berdasarkan etimologi yaitu ikatan atau sangkutan. Aqidah dalam terminologi yaitu iman, keyakinan yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk agama Islam. Oleh lantaran itu, aqidah selalu ditautan dengan rukun kepercayaan atau arkan al iman yang merupakan asas bagi pedoman Islam. 

Islam yaitu Agama Tauhid. Tauhid yaitu keyakinan akan keesaan Tuhan Allah SWT. Tauhid merupakan prima causa (asal dari segalanya) dari seluruh keyakinan Islam. Oleh lantaran itu, bila orang telah mendapatkan tauhid sebagai prima causa dari semua keyakinan Islam lainnya, maka pokok-pokok keyakinan yang disebut rukun kepercayaan merupakan akhir yang logis dari penerimaan tauhid tersebut. 

Berdasarkan uraian data tersebut, terlihat citra logis dan sistematis mengenai kerangka dasar dalam bentuk aqidah Islam atau keyakinan Islam yang terangkum dalam rukun Iman. Dasar keyakinan ini merupakan asas dari seluruh pedoman Islam. Islam sebagai agama tauhid tidak memisahkan antara aqidah, syariah, dan akhlak. Tidak memisahkan urusan dunia dengan urusan akhirat, bahkan tidak memisahkan pengetahuan umum dan pengetahuan agama. 

Pengertian kepercayaan secara luas yaitu keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal perbuatan. Lain halnya dengan pengertian aqidah secara khusus yaitu pengertian rukun kepercayaan yang memuat keyakinan kepada: (1) Allah, (2) MalaikatNya, (3) KitabNya, (4) RasulNya, (5) Hari Akhir, dan (6) Qada’ dan Qadar. 

B.Rukun Iman

1.Iman kepada Allah

Iman kepada Allah maksudnya insan wajib mempercayai keesaan Allah, sifat-sifat dan perbuatan Allah. Maka hanya Allah sajalah yang patut dan berhak disembah. Allah lah yang mempunyai sifat Yang Maha Sempurna. 

Beriman kepada Allah termasuk beriman kepada apa yang Dia kabarkan dalam kitab suci nya atau apa yang diceritakan oleh RasulNya perihal asma dan sifat-sifatNya. Dia menggambarkan diriNya dengan firmanNya:

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (١٠١) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لا إِلَهَ إِلا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (١٠٢)

Artinya: “Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia membuat segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. Yang mempunyai sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia dan Dia yaitu pemelihara segala sesuatu”. (QS. Al-An’am: 101-102). 

Menurut Osman Raliby, pedoman Islam perihal Kemaha Esaan Tuhan yaitu sebagai berikut:

a.Allah Maha Esa dalam Zatnya

Kemaha Esaan Allah dalam ZatNya sanggup dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak sanggup dibandingkan dengan apapun juga. Zat Allah yaitu unique (unik: berbeda dengan yang lain). Zat Allah yang unik atau Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri dari beberapa unsur bersusun. Ia tidak sanggup disamakan/dibandingkan dengan benda apapun yang kita kenal, yang berdasarkan ilmu fisika terjadi dari atom, molekul, dan unsur-unsur berbentuk yang takluk kepada ruang dan waktu yang sanggup ditangkap oleh pancaindera manusia, yang sanggup hancur musnah dan lenyap pada suatu masa.

Oleh lantaran itu, setiap atau segala sesuatu yang sanggup ditangkap pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan minuman ibarat insan biasa, mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, maka bagi muslim bukanlah Allah (Tuhan Yang Maha Esa).

b.Allah Maha Esa dalam Sifat-sifatNya

Allah mempunyai sifat-sifat yang penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidakdapat diperkirakan. Dalam Al-Qur’an sanggup diketahui 99 nama sifat Allah yang biasa disebut dengan al-Asma’ul Husna. Sembilan puluh sembilan nama-nama Allah yang indah.

Secara umum,sifat-sifat Allah ada tiga yaitu sifat wajib,sifat mustahil,dan sifat jaiz. Ketiga sifat ini wajib diketahui dan di yakini oleh seorang mukmin.

1)Sifat Wajib dan Mustahil  Allah Swt.

Kita akan pelajari sifat wajib Allah dan mustahil-Nya secara bersamaan. Karena pada dasarnya,sifat tidak mungkin yaitu kebalikan dari sifat wajib.

a)Pengertian dan Sifat-Sifat Wajib serta Mustahil Allah

Yang dimaksud sifat wajib Allah Swt.ialah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai Pencipta alam seisinya.Sedangkan sifat tidak mungkin Allah yaitu kebalikan dari sifat wajib Allah,yaitu sifat yang tidak mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada Dzat-Nya sebagai Pencipta alam semesta.Sifat-sifat wajib dan tidak mungkin Allah yaitu sebagai berikut:
Wujud (ada), mustahilnya ‘adam (tidak ada).
Qidam (dahulu), mustahilnya huduts (baru).
Baqa (kekal), mustahilnya fana’ (binasa).
Mukhaalafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan Makhluk-Nya), mustahilnya mumaatsalatuhu lilhawadits (sama dengan Makhluk-Nya).
Qiyaamuhu binafsihi (berdiri sendiri), mustahilnya qiyaamuhu biqairihi (berdiri dengan pertolongan orang lain).
Wahdaniyah (esa/tunggal), mustahilnya ta’addud (berbilang).
Qudrat (kuasa), mustahilnya ‘ajuz (tidak kuasa).
Iraadat (berkehendak), mustahilnya karaahah (tidak berkehendak).
‘Ilmu (mengetahui), mustahilnya balaadah (bodoh/tidak mengetahui).
Hayat (hidup), mustahilnya maut (mati).
Sama’ (maha mendengar), mustahilnya shamam (tuli).
Bashar (maha melihat), mustahilnya ‘umyun (tidak melihat/buta).
Kalam (berfirman), mustahilnya bukmun (bisu).
Qadiran (yang berkuasa), mustahilnya ‘ajizan (yang lemah)
Muridan (yang berkehendak), mustahilnya mukrahan (yang terpaksa)
‘Aliman (yang tahu), mustahilnya jahilan (yang bodoh)
Hayyan (yang hidup), mustahilnya mayyitan (yang mati) 
Samii’an (yang mendengar), mustahilnya ashommu (yang tuli)
Bashiran (yang melihat), mustahilnya a’ma (yang buta)
Mutakalliman (yang berfirman), mustahilnya abkam (yang bisu).

b)Pembagian Sifat-sifat Wajib Bagi Allah

Dua puluh sifat di atas tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang bekerjasama dengan Dzat Allah Swt.semata.Sifatnafsiyah ini ada satu, yaitu wujud. 
Sifat Salbiyah,yaitu sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah Swt., lantaran Allah Maha tepat dan tidak mempunyai kekurangan. Atau sanggup diartikan sifat salbiyah ini hanya dimilki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya. Sifat salbiyah ini ada lima, yaitu:qidam, baqa’, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, danwahdaniyyah.
Sifat Ma’ani, yaitu sifat yang ada pada dzat Allah yang sesuai dengan kesempurnaan Allah. Karena keberadaan sifat inilah nantinya muncul sifat ma’nawiyah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:qudrat, iradat, ‘ilmu, hayat, sama’, bashar, dankalam.
Sifat Ma’nawiyah, yaitu sifat yang selalu tetap ada pada dzat Allah dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian. Jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:qadiran, muridan, aliman, hayyan, sami’an, basiran, danmutakalliman.Sifat-sifat ini sebagai penguat dari sifat-sifat ma’ani Allah. 

2)Sifat Jaiz Bagi Allah Swt.

Sifat jaiz Allah Swt. berarti  sifat kebebasan Allah, yakni kebebasan yang dimiliki-Nya sebagai Tuhan semesta alam. Sifat jaiz Allah Swt. ialah kebebasan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak. Sebagaimana firman Allah Al-Isra’: 54.

رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِكُمْ إِنْ يَّشَأ يَرْحَمْكُمْ أَوْ اِنْ يَّشَأ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا اَرْسَلْنَكَ عَلَيْهِمْ وَكِيْلاً  

Artinya: “Tuhanmu telah mengetahui perihal kamu. Jika Dia menghendaki, pasti Dia akan memperlihatkan rakmat kepadamu, dan kalau Dia menghendaki, pasti Dia akan mengadzabmu. Dan kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka.” (QS. Al-Isra’: 54)

Berdasarkan ayat tersebut, sifat jaiz Allah Swt yaitu sifat yang boleh ada pada Allah Swt. atau boleh tidak ada pada Allah Swt., artinya Allah Swt. boleh berbuat dan boleh pula tidak berbuat terhadap sesuatu.

b.Allah Maha Esa dalam Perbuatan-PerbuatanNya

Pernyataan ini mengandung arti bahwa kita meyakini Allah Swt merupakan Tuhan Yang Maha Esa tiada tara dalam melaksanakan sesuatu, sehingga hanya Dialah yang sanggup berbuat membuat alam semesta ini. 
Konsekuensinya keyakinan bahwa Allah Maha Esa dalam berbuat (perbuatannya) yaitu seorang muslim dihentikan mengagumi perbuatan-perbuatan insan lain dan karyanya sendiri secar berlebih-lebihan.
c.Allah Maha Esa dalam WujudNya
d.Allah Maha Esa dalam Menerima Ibadah Hajat dan Hasrat Manusia
e.Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum

2.Iman kepada Malaikat Allah

Iman kepada Malaikat maksudnya percaya kepada Malaikat sebagai hamba Allah yang sangat taat kepada Allah, berbakti dan senantiasa menuruti perintah Allah sehingga Allah memuliakan mereka. Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya. Dia mempunyai tugas-tugas khusus yang dihubungkan dengan Allah. 

Pengetahuan insan perihal malaikat sangat terbatas. Ia tidak sanggup diketahui secara empirik, melainkan hanya didasari oleh keterangan-keterangan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits Rasul, ibarat mengetahui sifat-sifatnya dan tugas-tugas yang diembankan kepadanya.

Al-Qur’an menyebutkan bahwa sifat-sifat malaikat berbeda dengan sifat-sifat insan atau dengan makhluk Allah lainnya. Malaikat senantiasa taat dan patuh melaksanakan perintah-Nya, tidak pernah melaksanakan dosa atau berbuat maksiat, senantiasa bertasbih dan bersujud kepada Allah, dalam firmanNya:

إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ (٢٠٦)

Artinya: “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud”. (QS. Al-A’raf: 206) 

Berikut nama-nama malaikat yang wajib kita imani sebagai umat muslim, yaitu:
a.Jibril, tugasnya memberikan wahyu.
b.Mikail, tugasnya membagi rizqi.
c.Isrofil, tugasnya meniup sangkakala.
d.Izrail, tugasnya mencabut nyawa.
e.Munkar, tugasnya menanyai di kubur.
f.Nakir, tugasnya menanyai di kubur.
g.Rokib, tugasnya mencatat amal kebaikan.
h.Atit, tugasnya mencatat amal keburukan.
i.Ridwan, tugasnya menjaga surga.
j.Malik, tugasnya menjaga neraka.

3.Iman kepada Kitab-Kitab Allah

Beriman kepada kitab Allah yaitu salah satu rukun iman, maksudnya membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-Nya dengan kebenaran yang konkret dan petunjuk yang jelas. 

Iman kepada kitab Allah maksudnya percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab kepada para Nabi-Nya. Kitab-kitab Allah itu ada yang berupa buku dan ada yang berupa lembaran. Kitab yang berbentuk buku, yaitu:
a.Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa as. dalam bahasa Ibrani.
b.Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as. dalam bahasa Qibti.
c.Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as. dalam bahasa Suryani.
d.Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dalam bahasa Arab. 

Adapun wahyu Allah yang berjumlah 100 suhuf. Berikut pembagian suhuf-suhufnya:

a.Nabi Adam as. mendapatkan wahyu 10 suhuf.
b.Nabi Syis as. mendapatkan wahyu 50 suhuf.
c.Nabi Ibrahim as. mendapatkan wahyu 30 suhuf.
d.Nabi Musa as. mendapatkan wahyu 10 suhuf.

4.Iman kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah maksudnya mempercayai bahwa Allah mengutus para RasulNya untuk membawa syiar Agama dan membimbing umat pada jalan lurus dan di ridhoi oleh Allah. 

Ada dua golongan insan yang diutus oleh Allah untuk memberikan kebenaran-Nya kepada umat insan lainnya di muka bumi. Pertama, Nabi yaitu makhluk yang diutus oleh Allah kepada kaumnya untuk memperlihatkan petunjuk kepada kebenaran. Kedua, Rasul yaitu makhluk yang diutus oleh Allah dengan membawa kitab kepada kaumnya untuk memperlihatkan jalan kebenaran.

Baik Rasul atau Nabi yaitu makhluk yang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan wahyu kemudian mereka diperintahkan untuk memberikan dan menjelaskan kepada umat manusia, sekaligus sebagai contoh. Melalui Rasul inilah insan sanggup melihat contoh sikap yang baik dan sesuai dengan kehendak Allah, dan melalui Rasul ini pula, insan sanggup mengetahui segala sesuatu perihal Allah, mulai dari rencana, kehendak, keagungan, dan kekuasaan-Nya, hingga kepada insan itu sendiri yang hakikatnya yaitu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Oleh lantaran itu, kepercayaan kepada Nabi dan Rasul merupakan salah satu kebutuhan fitrah manusia. 

Sifat-sifat bagi Rasul Allah terbagi menjadi tiga, yaitu: sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. 
a.Sifat wajib Rasul, yaitu shidiq (jujur), amanah (dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fatonah (cerdas).
b.Sifat tidak mungkin Rasul, yaitu kidhib (bohong), khianah (berkhianat atau tidak dipercaya), kitman (menyembunyikan), dan baladah (bodoh).
c.Sifat jaiz Rasul, yaitu sifat-sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan seperti: makan, minum, tidur, menikah, istirahat, sakit, pingsan, dan lain-lain.

Mengenai jumlah Nabi dari sejak Nabi pertama, Nabi Adam as. hingga Nabi terakhir Nabi Muhammad Saw., tidak pernah dijelaskan secara keseluruhan dalam Al-Qur’an. Hanya ada 25 nabi yang dikisahkan dalam Al-Qur’an, yang lainnya tidak dikisahkan.

Seseorang yang beriman kepada rasul-rasul Allah tentu akan meneladani sikap mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari ucapan (qaul), perbuatan (fi’il), dan tingkah laku. Semua hal yang baik dari rasul-rasul Allah menjadi teladan. Nabi Muhammad Saw., merupakan nabi yang paling mulia di dunia ini, segala sikap, tingkah laris dan kehidupannya menjadi teladan teladan seluruh insan Islam di bumi ini.

Sebagai orang Islam sebaiknya mempunyai ciri khusus yang baik dan mengakibatkan orang selain Islam simpatik lantaran baik perlakuannya dan lembut tutur katanya bahkan cenderung higienis dan jujur perbuatannya. Ini sangat tinggi nilainya bahkan akan mengakibatkan dakwah yang positif bagi kepercayaan umat Islam di masa mendatang.

Seorang muslim yang baik akan selalu mempergunakan al-Qur’an dan al-Hadits yang memuat sunnah Rasulullah sebagai pegangan hidupnya, mengikuti pesan Rasulullah pada waktu melaksanakan haji perpisahan sebelum dia wafat.

5.Iman kepada Hari Kiamat 

Rukun kepercayaan yang kelima yaitu keyakinan kepada hari kiamat. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun kepercayaan lainnya, lantaran tanpa mempercayai hari darul abadi sama halnya dengan orang tidak mempercayai Agama Islam. 

Hari selesai zaman dikatakan sebagai hari selesai lantaran dia yaitu hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari selesai yaitu hari dimana Allah Swt. mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka.

Manusia tidak dilepaskan begitu saja ke dunia ini sebagai hewan yang tidak bertanggung jawab. Ia bertanggung jawab atas segala perbuatannya kepada Allah (kelak). Setiap orang akan mendapatkan akhir segala perbuatan yang  dilakukannya di dunia.  Pengadilan atas diri insan di depan Allah Yang Maha Adil itu, akan berlangsung terbuka dengan segala macam bukti untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh insan di dunia ini baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan.

Keyakinan kepada hari darul abadi ini membuat insan terbagi ke dalam tiga kategori

Kategori pertama yaitu insan yang tidak percaya kepada hari darul abadi dan memandang kehidupan di dunia ini sebagai satu-satunya kehidupan. 

Kategori kedua yaitu insan yang tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau santunan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya. 

Kategori ketiga yaitu manusia-manusia yang yakin pada hari darul abadi sebagaimana diterangkan dalam pedoman Islam. Orang yang yakin akan adanya hari akhrat dan yakin pula bahwa ia bertanggungjawab terhadap segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap dikala ia menyimpang dari jalan yang benar.

Kesadaran akan adanya pengawasan di dalam dirinya itu membuat insan menjadi takwa kepada Allah walaupun tidak ada orang lain yang menyaksikan perbuatannya. Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan jujur dan tidak suka melaksanakan perbuatan-perbuatan terlarang. Seandainya pun ia tergelincir pada suatu waktu dan melanggar ketentuan Allah, ia senantiasa siap untuk bertobat dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.

a.Macam-MacamHari Akhir

1)Kiamat ṣughra, yaitu selesai zaman kecil, contohnya terjadinya kematian, terjadinya peristiwa alam ibarat banjir, gempa bumi, gelomang tsunami, dan sebagainya.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. kemudian hanyalah kepada Kami kau dikembalikan.” (QS.Al-Ankabut: 57)

2)Kiamat kubra, yaitu selesai zaman besar, yaitu dikala rusaknya jagadraya dengan segala isinya.

إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ زِلْزَالَهَا (١)وَأَخْرَجَتِ الأرْضُ أَثْقَالَهَا (٢)وَقَالَ الإنْسَانُ مَا لَهَا (٣)يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (٤)بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (٥)يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (٦)فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧)وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)

Artinya: 1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, 3. Dan insan bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", 4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. 6. Pada hari itu insan ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, pasti Dia akan melihat (balasan)nya., 8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, pasti Dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS. Al-Zalzalah: 1-8)

الْقَارِعَةُ (١)مَا الْقَارِعَةُ (٢)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (٣)يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (٤)وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (٥)فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (٦)فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (٧)وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (٨)فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (٩)وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (١٠)نَارٌ حَامِيَةٌ (١١)

Artinya: 1. Hari kiamat, 2. Apakah hari selesai zaman itu? 3. Tahukah kau Apakah hari selesai zaman itu? 4. Pada hari itu insan yaitu ibarat anai-anai yang bertebaran, 5. Dan gunung-gunung yaitu ibarat bulu yang dihambur-hamburkan. 6. Dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. Maka daerah kembalinya yaitu neraka Hawiyah. 10. Tahukah kau Apakah neraka Hawiyah itu? 11.(yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al-Qari’ah: 1-11)

b.Tanda-tanda hari selesai zaman adalah:

1)Kiamat Sughra (kecil)

a)Banyak terjadi pembunuhan
b)Merebaknya perzinahan
c)Banyaknya kaum wanita
d)Bermewah-mewah dalam membangun masjid
e)Menyebarnya riba dan harta haram
f)Dominan fitnah

2)Kiamat Kubra (besar)

a)Ilmu Agama tidak penting lagi bahkan hilang sama sekali 
b)Kebodohan mewabah dimana-mana 
c)Semua minuman keras dijual bebas
d)Dibangkitkan dajjal dan pendusta
e)Matahari terbit dari ufuk barat
f)Muncul hewan absurd yang sanggup berbicara
g)Munculnya kaum perusak

6.Iman kepada Qada’ dan Qadar 

Iman kepada Qada’ dan Qadar maksudnya setiap mukmin dan muslim wajib mempunyai niat dan yakin sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk baik disengaja atau tidak disengaja telah ditetapkan oleh Allah Swt. 

Maksudnya kita wajib mengimani bahwa semua yang Allah takdirkan, apakah peristiwa yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Swt. Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap tepat hingga mengimani 4 perkara:

a.Mengimani bahwa Allah Swt. mengetahui semua peristiwa yang telah berlalu,yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua peristiwa yang terjadi maupun yang tidak terjadi. Sebagaimana firman Allah Swt. surahAth-Thalaq ayat 12:

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Artinya: “Allah-lah yang membuat tujuh langit dan ibarat itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, biar kau mengetahui sebetulnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar mencakup segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)

b.Mengimani bahwa Allah Swt. telah menuliskan semua takdir makhluk hidup di Lauh Al-Mahfuzh, 50.000 tahun sebelum dia membuat langit dan bumi. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra. dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Artinya: “Allah telah menuliskan segenap takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum Allah membuat langit dan bumi.” (HR. Muslim)

c.Mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua gres terjadi sesudah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka membisu dan tidak bergerak kecuali sesudah ada kehendak dan izin dari-Nya.Sebagaimana firman Allah Swt. surat At-Takwir ayat 29: 

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan kau tidak sanggup menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)

d.Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka yaitu makhluk ciptaan Allah. Sebagaimana firman Allah Swt. Surat Az-Zumar ayat 62:

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Artinya: “Allah membuat segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”(QS. Az-Zumar: 62) 

Takdir Allah Swt. terbagi menjadi dua macam, yaitu: takdir mubram dan takdir muallaq. Berikut penjelasannya:

a.Takdir Mubram yaitu ketentuan Allah yang pasti berlaku pada insan dan tidak sanggup dirubah. Seperti kelahiran atau kematian seseorang, datangnya hari kiamat, jodoh dan jenis kelamin. 

قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٤٩)

Artinya: Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal[696]. apabila telah tiba janjkematian mereka, Maka mereka tidak sanggup mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya) (QS. Yunus ayat 49)
b.Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah yang sanggup diubah dengan perjuangan dan ikhtiar, ibarat kekayaan, kesehatan, dan kepandaian atau prestasi.


إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ (١١)

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
C.Tanda-tanda Orang Beriman

Al-Qur’an menjelaskan gejala orang yang beriman sebagai berikut:

1.Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha biar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta kalau dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya. Dia akan memahami ayat yang tidak dia pahami.

2.Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu cita-cita untuk tetap hidup dengan pedoman Allah berdasarkan Sunnah Rasul.

3.Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya. Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4.Menafkahkan rizki yang diterimanya. Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, biar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.

5.Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. 

6.Memelihara amanah dan menepati janji. Seorang mu’min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7.Berjihad di jalan Allah dan suka menolong. Berjihad di jalan Allah yaitu bersungguh-sungguh dalam menegakkan pedoman Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8.Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin. Sikap ibarat itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan pedoman Allah berdasarkan Sunnah Rasul.

9.Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.

10.Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri.

11.Mempunyai sifat rendah hati, adil, tidak bersifat sedih dan frustasi dalam menghadapi setiap duduk masalah dan situasi.

12.Mempunyai pendirian teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme. 

BAB III
KESIMPULAN


A.Hakikat Keimanan

Keimanan berarti membicarakan duduk masalah aqidah Islam. Pengertian aqidah berdasarkan etimologi yaitu ikatan atau sangkutan. Aqidah dalam terminologi yaitu iman, keyakinan yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk agama Islam. Oleh lantaran itu, aqidah selalu ditautan dengan rukun kepercayaan atau arkan al kepercayaan yang merupakan asas bagi pedoman Islam. Pengertian kepercayaan secara luas yaitu keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal perbuatan.

B.Rukun Iman 

Rukun kepercayaan ada enam, yaitu Iman kepada Allah SWT, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab-kitab, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Kiamat, Iman kepada Qada’ dan Qadar.

C.Tanda-tanda Orang Beriman

1.Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha biar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya
2.Senantiasa tawakal
3.Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya
4.Menafkahkan rizki yang diterimanya
5.Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan
6.Memelihara amanah dan menepati janji
7.Berjihad di jalan Allah dan suka menolong
8.Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin
9.Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik
10.Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri
11.Mempunyai sifat rendah hati, adil, tidak bersifat sedih dan frustasi dalam menghadapi setiap duduk masalah dan situasi.
12.Mempunyai pendirian teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme


DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2008.

Ali, Zainudin. Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

Aminuddin. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.

Bashori, Agus Hasan. Kitab Tauhid. Jakarta: Darul Haq. 1998.

Prahara, Erwin Yudi. Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN PO PRESS. 2009.

ngopiberkah.com/search?q=makalah-keimanan-dan-implikasi-tauhid, diakses tanggal 26 september 2014 pukul 16.00.

Related

Study Materi Aqidah Akhlak 3567270759499066337

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item