Belajar Perihal Sepantasnya Mulut Orang Cerdik Itu Di Belakang Hatinya

Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ. Na...

A+ A-
Oleh Himler Usman

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :

Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan beliau ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (HR Bukhari-Muslim)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya :
Siapa saja beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR Bukhari).

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah

Manusia mungkin cenderung lupa dan kerap mengabaikan apa yang sebetulnya penting. Masalah verbal (lidah), misalnya, tidak jarang di antara kaum Muslim yang menganggapnya sebagai kasus biasa sehingga tidak heran jikalau banyak yang memakai lisannya secara tidak hati-hati.

Padahal, verbal ini karunia Allah yang sudah semestinya dipakai dengan sebaik-baiknya. Sebab, verbal juga sanggup menjadi indikator tepat tidaknya keimanan seorang Muslim. 

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :
Siapa saja beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (HR Bukhari).

Demikian pentingnya verbal ini, hingga urusan super penting pun, yaitu urusan masuk nirwana atau neraka, juga ditentukan oleh bagaimana seorang Muslim memakai lisannya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :
Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan beliau ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (HR Bukhari-Muslim)

Penjelasan lebih lanjut makna hadis ini, Imam Nawawi menuliskan pendapat Imam Syafi’i dalam kitab Al-Adzkar, 
Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah berfikir dulu. Bila terang maslahatnya, maka berbicaralah, dan jikalau beliau ragu, maka janganlah berbicara.”

Sungguh menarik apa yang disampaikan Abu Hatim mengenai ini, “Lisan orang yang pintar di belakang hatinya. Bila beliau ingin berbicara, beliau mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jikalau terdapat (maslahat) baginya, maka beliau akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat), beliau tidak (berbicara).

Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya, beliau akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga beliau mengetahui lisannya.”

Sudah semestinya kita benar-benar waspada terhadap penggunaan verbal kita. Kurangi berbicara yang tidak terang maslahatnya. Hindari berbicara wacana keburukan orang lain, apalagi mencari-cari kesalahan orang lain. Sebab, itu semua tidak akan mendatangkan kecuali kerugian bagi diri sendiri.

Terkait ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengingatkan, 
Wahai orang yang menyatakan beriman melalui lidahnya, tetapi keimanannya belum masuk ke dalam relung hatinya, janganlah kalian melaksanakan ghibah (menggunjing) terhadap kaum Muslimin dan jangan kalian mencari-cari kesalahan mereka. Sebab, barang siapa yang mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan menyingkap keburukannya dan siapa saja yang disingkapkan Allah keburukannya, maka Allah akan mempermalukannya walaupun beliau bersembunyi di dalam rumahnya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dengan demikian, mari sayangi diri kita, iman kita, ibadah kita, dan segala kebaikan yang telah kita upayakan sepanjang hidup ini dengan senantiasa waspada dalam berbicara. Sekiranya pun kita mengetahui keburukan orang lain, maka menutupinya jauh menyelamatkan daripada menyebarluaskannya.

Siapa saja menutupi kekurangan seorang Muslim, maka Allah akan menutupi kekurangannya di Hari Kiamat.” (HR Muslim).

Semoga uraian sederhana wacana Lisan Orang Berakal di Belakang Hatinya ini sanggup bermanfaat, menginspirasi dan sanggup menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin

Related

Siraman Rohani 3871790205836797955

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item