Belajar Wacana Kejujuran Membawa Kebahagiaan Dunia & Akhirat

Oleh Himler Usman Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ...

A+ A-
Oleh Himler Usman



Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.

Allah Subhanahu wa Taa'aalaa berfirman yang artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kau kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, pasti Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka bergotong-royong ia telah menerima kemenangan yang besar." 
(Q.S. Al-Ahzab : 70-71)

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah 

JUJUR ialah kata yang gampang diucap, namun sulit untuk didapat. 

Kejujuran seseorang akan memilih gerak langkahnya dalam meniti jalan hidup untuk menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. 

Jujur ialah sumber segala kebaikan, sedangkan dusta ialah sumber segala malapetaka.
Ketika seseorang telah berbuat jujur terhadap sesamanya, maka akan banyak orang merasa diuntungkan olehnya. Tetapi jikalau seseorang telah berbuat dusta, maka ribuan orang akan merasa dirugikan olehnya.

Oleh lantaran itu, berhati-hatilah terhadap tragedi dusta, lantaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. telah mengingatkan lewat sabdanya yang artinya :
"Hendaklah kau selalu berbuat jujur, alasannya ialah kejujuran membimbing ke arah kebajikan, dan kebajikan membimbing ke arah surga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kejujuran sehingga beliau ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan dusta sehingga beliau ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya di nirwana ada kamar-kamar yang terlihat potongan luarnya dari dalamnya, dan potongan dalamnya dari luarnya." Kemudian seorang dusun bangun dan berkata, "Yaa Rasulallah, bagi siapakah kamar-kamar itu?" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab: "Bagi orang yang baik tutur katanya dan suka memberi makan kepada orang lain, terus berpuasa serta shalat di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur." (H.R. Tirmidzi)

Berbicara kejujuran (dalam bahasa arab disebut sebagai Ash-Shidqun), di sini penulis akan mengklasifikasikannya menjadi 5 macam, yaitu:

1. Shidq Al-Qalbi (jujur dalam berniat). 

Hati ialah poros anggota badan. Hati ialah barometer kehidupan. Hati ialah sumber dari seluruh gerak langkah manusia. Jika hatinya bersih, maka seluruh perilakunya akan mendatangkan manfaat. Tapi jikalau hatinya keruh, maka seluruh perilakunya akan mendatangkan bencana. Rasulullah Saw. bersabda, "Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan oke seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati)." (H.R. Bukhari).

Itulah hati dan kejujuran yang tertanam dalam hati akan membuahkan ketentraman, sebagaimana firman-Nya yang artinya :

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Q.S. Ar-Ra'd [13]: 28)

2. Shidq Al-Hadits (jujur ketika berucap). 

Jujur ketika berkata ialah harga yang begitu mahal untuk mencapai kepercayaan orang lain. Orang yang dalam hidupnya selalu berkata jujur, maka dirinya akan dipercaya seumur hidup. 

Tetapi sebaliknya, jikalau sekali dusta, maka tak akan ada orang yang percaya padanya. Orang yang selalu berkata jujur, bukan hanya akan dihormati oleh manusia, tetapi juga akan dihormati oleh Allah Subhanahu wa ta'aalaa sebagaimana firman-Nya di atas,

Hidup dalam naungan kejujuran akan terasa nikmat dibandingkan hidup penuh dengan dusta. Rasulullah Saw. bahkan mengkatagorikan munafik kepada orang-orang yang selalu berkata dusta, sebagaimana sabdanya, "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; bila berucap dusta, kala berjanji ingkar dan ketika dipercaya khianat." (H.R. Bukhari dan Muslim)

3. Shidq Al-'Amal (jujur kala berbuat).

Amal ialah hal terpenting untuk meraih posisi yang paling mulia di surga. Oleh lantaran itu, kita harus selalu mengikhlaskan setiap amal yang kita lakukan. Dalam berdakwah pun, kita harus menyesuaikan antara ungkapan yang kita sampaikan kepada umat dengan amal yang kita perbuat. Jangan hingga yang kita sampaikan kepada umat tidak sesuai dengan amal yang kita lakukan alasannya ialah Allah Swt. sangat membenci orang-orang yang banyak berbicara tetapi sedikit beramal.

"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kau menyampaikan apa yang tidak kau perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kau menyampaikan apa-apa yang tiada kau kerjakan." (Q.S. Ash-Shaff [61]: 2-3)

Jadi, yang harus kita lakukan ialah banyak bicara dan juga berinfak supaya kita bisa meraih kenikmatan surga.

4. Shidq Al-Wa'd (jujur bila berjanji). 

Janji menciptakan diri kita selalu berharap. Janji yang benar menciptakan kita bahagia. Janji palsu menciptakan kita selalu was-was. Maka janganlah memperbanyak kesepakatan (namun tidak ditepati) lantaran Allah Swt. sangat membenci orang-orang yang selalu mengingkari kesepakatan sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya :
"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kau berjanji dan janganlah kau membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, setelah meneguhkannya, sedang kau telah mengakibatkan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kau perbuat." (Q.S. An-Nahl [16]: 91)

Kita pun harus selalu membatasi kesepakatan yang kita ucapkan, baik kepada Allah maupun kepada insan lantaran setiap kesepakatan yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah SWT.

"...Dan penuhilah janji; bergotong-royong kesepakatan itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." (Q.S. Al-Israa [17]: 34)

5. Shidq Al-Haal (jujur dalam kenyataan). 

Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa orang lain untuk masuk ke dalam jiwanya.

Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup berada di bawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai dengan keadaan diri kita sendiri. Dengan bahasa yang sederhana, Rasulullah Saw. mengingatkan kita dengan ungkapan, "Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama ibarat orang menggunakan dua pakaian palsu." (H.R. Muslim).

Dari ungkapan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menganjurkan kepada umatnya untuk selalu hidup di atas kenyataan dan bukan hidup dalam dunia yang semu.

Semoga kita termasuk hamba Allah yang bisa menjaga kejujuran dalam kehidupan sehari-hari demi menggapai kebahagiaan yang diridhai Allah Ta'aalaa. Aamiin...



Related

Siraman Rohani 1761514503916498554

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item