Belajar Perihal Sastra Bahasa Indonesia
OLEH : AHMAT SABAR, AFTUUHATUL HIDAYAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/08/belajar-perihal-sastra-bahasa-indonesia.html
OLEH : AHMAT SABAR, AFTUUHATUL HIDAYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan garis besar nya sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca nya.
Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
Dalam sastra Indonesia sendiri, benyak sekali bagian-bagianya. Secara garis besar sastra indonesia terbagi menjadi dua yaitu sastra usang dan sastra baru/modern.
Dari sekian banyak sastra pola nya menyerupai puisi, cerprn, novel,pantun,gurindam prosa dan sebagai nya dan di anatara jenis-jenis karya sastra tersebut mempunyai ciri masing-masing, dan tidak sanggup di kataka sama.Maka unuk lebih terperinci nya di sini akan kita bahas mengenai defenisi nya masing-masing.
B. Rumusan masalah
Untuk memudahkannya ada beberapa komponen yang akan dibahas, diantaranya.
- Apakah yang di maksut dengan sastra?
- Apa fungsi sastra?
- Apakah perbedaan kesusastraan usang dan kesusastraan baru?
- Sebutkan jenis-jenis karya sastra baru/ modern?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SASTRA
Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta, yakni susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan sastra berarti buku,tulisan atau huruf. Berdasarkan kedua kata itu, susastra di artikan goresan pena yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan dengan sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang yang dinamakan dengan kesusastraan mencakup karya sastra ekspresi dan tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.
Berdasarkan defenisi tersebut, beberapa andal kemudian menyebutkan ciri-ciri karya sastra sebagai berikut:
1.Bahasanya indah atau tertata dengan baik.
2.Isinya menggambarkan insan dengan banyak sekali persoalannya.
3.Gaya penyajiannya menarik sehingga berkesan di hati pembacanya.
B. FUNGSI SASTRA
Banyak fungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi reaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang sanggup memperoleh kesenangan atau hiburan.
2. Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang sanggup memperoleh wawasan pengetahuan ihwal seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga sanggup memperoleh pelajaran ihwal nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di dalam nya.
3. Fungsi estetis, yaitu manfaat yang sanggup memperlihatkan keindahan bagi pembacanya karena sastra itu indah.
4. Fungsi moralitas, yaitu manfaat yang sanggup membedakan moral yang baik dan tidak baik bagi pembacanya, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.
5. Fungsi religiusitas, yaitu manfaat yang mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan wajib diteladani oleh para pembacanya.
C. RAGAM SASTRA
Berdasarkan bentuknya, sastra di bagi menjadi empat: prosa, puisa, prosa liris, dan drama
.a. Prosa,yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan memakai bahasa yang bebas dan panjang, memakai aturan-aturan atau kaidah-kaidah menyerupai dalam puisi.
b. Puisi, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan memakai bahasa yang singkat dan padat serta indah. Khusus puisi lama, selalu terikat oleh hukum atau kaidah-kaidah tertentu, seperti:
1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya.
2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya.
3) Irama.
4) Persamaan suara kata dan irama.
c. Prosa liris, yaitu bentuk sastra yang berbentuk puisi, namun ditulis dengan memakai bahasa yang bebas.
d. Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan memakai bahasa yang bebas dan panjang, serta di lukiskan dengan memakai dialok atau monolok. Selain drama dalam bentuk naskah, ada juga drama yang di pentaskan.
Berdasarkan isi, sastra sanggup di menjadi 4 macam:
a) Epik, yaitu karya sastra yang isinya tidak mepertimbangakan hal baik atau jelek bagi perasaan pembacanya.
b) Lirik, yaitu karya sastra yang isinya selalu mengutamakan unsur-unsur subjektivitas dan dengan rasa membagus-baguskan kata atau bahasanya.
c) Didaktif, yakni karya sastra yang isinya selalu condong untuk tujuan mendidik para pembaca. Isinya sanggup masalah moral, tata krama, dan masalah-masalah agama.
d) Dramatik, yakni karya sastra yang isinya selalu dilukiskan dengan menggebu-gebu, baik itu masalah menyedihkan atau menggebirakan.1
Berdasarkan sejarahnya, sastra sanggup dibagi menjadi dua periode yaitu sastra usang dan sastra baru.
1Deti Syamrotul Fuadi, Ringkasan dan Bank Soal Bahasa Indonesia,(Bandung:Yrama Widya,2005), 108.
1. SASTRA LAMA
Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra melayu). Zaman berkembangnya kesusastraan klasik ini ialah sebelum masuk nya imbas barat ke Indonesia atau bersamaan dengan masuknya agama islam pada masa ke-13. Peninggalan sastra usang terlihat pada 2 bait syair pada watu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-bentuk kesusastraan yang berkembang ialah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya. Ciri-ciri sastra lama.
1.Anonim
2.Istana sentries
3.Tema karangan bersifat fantastis
4.Karangan berbentuk tradisional
5.Proses perkembangannya statis
6.Bahasa klise
Kesusastraan usang dibagi menjadi empat:
1. Kesusastraan Zaman Purba,
2. Kesusastraan Zaman Hindu-Budha,
3. Kesusastraan Zaman Islam, dan
4. Kesusastraan Zamab Arab-Melayu.
• JENIS-JENIS KARYA SASTRA LAMA
Mantra
Mantra merupakan karya sastra usang yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang mistik atau yang di keramatkan, menyerupai dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan oleh pawang atau dukun sewaktu melaksanakan upacara keagamaan ataupun saat berdoa. Contohnya mantra bertanam padi.
Pantun.
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya ialah isi.
Bunyi terakhir pada kalimat-kalimanya berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, suara tamat pada kalimat ketiga dan suara tamat kalimat kedua sama denga suara akhir pada kalimat keempat.
Gurindam
Gurindam di sebut juga sajak pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam mempunyai beberapa persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandungnasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama bekerjasama pribadi dengan kalimat keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang populer gurindam ialah Raja Ali Haji.
Syair
Syair merupan bentuk puisi klasik yang merupakan imbas kebudayaanArab. Dilihat dan jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaan nya terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-a-a. selain itu, pantun mempunyai sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
Dongeng binatang
Dongeng hewan atau fabel ialah dongeng yang tokoh-tokoh nya berupa binatang dengan peran layak nya manusia. Binatang-binatang itu sanggup berbicaramakan,minum, berkeluarga sebagaimana hal nya dengan manuia.
Fabel tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh dunia. Bila pelaku popular fabel pada masyarakat melayu itu ialah kancil,maka di jawa barat ialah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci. Contohnya kancil mencuri timun.
Legenda
Legenda atau dengeng ihwal asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a. Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, contohnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-usul pohon pisang.
b. Cerita asal-usul binatan, pola nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan man berdarah merah.
c. Cerita asal-usul terjadinya suatu tempat, contohnya asal-usul dari gunung tangkuban perahu, dan asal-usul danau toba.
Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.
Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita para dewa, peripengeran,putri, ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi cerita-cerita gaib dan banyak sekali kesaktian. Karena tokoh da latar nya banyak yang mengambil dai sejarah, dongeng terselubung sering di sebut dongeng sejarah.
2. SASTRA BARU
Kesusastraan baru, yaitu sanggup disebut juga sastra gres atau modern yang hidup dan berkembang dalam masyarakat gres Indonesia. Sastra gres juga sanggup diartikan sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra ajaib sehingga sudah tidak orisinil lagi.
Ciri-ciri sastra baru:
1.Pengenal dikenal masyarakat luas
2.Bahasanya tidak klise
3.Proses perkembangan dinamis
4.Tema karangan bersifat rasional
5.Bersifat modern
6.Masyarakat sentris
Kesusastraan gres dibagi menjadi:
1) Kesusastraan Zaman Balai Pustaka atau Angkatan ’20,
2) Kesusastraan Zaman Pujangga Baru atau Angkatan ’30,
3) Kesusastraan Zaman Jepang,
4) Kesusastraan Zaman Angkatan 45,
5) Kesusatraan Zaman Angkataan 60, dan Kesusastraan Zaman Mutakhir atau Kesusastraan sehabis tahun 1966 hingga sekarang.
• JENIS-JENIS KARYA SASTRA BARU
a. Puisi.
Puisi ialah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna
1. Keindahan sebuah puisi di sebabkan oleh diksi,majas, rima dan irama.
2. Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dilantarankan oleh pemadatan unsur-unsur bahasa. Bahasa yang di gunakan dalam puisi berbeda dengan yang di gukan sehari-hari. Puisi memakai bahasa yang ringkas. Kata-kata yang di gunakan ialah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
b. Prosa.
Karya sastra yang berupa dongeng bebas. Bentuk prosa pada umumnya merupakan perpaduan dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya monolog dan ada pula yang terdiri atas dialog-dialog
c. Drama.
Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya sastra lain nya, menyerupai puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau teater.
Karena itu drama sanggup pula di artikan sebagai bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Lakuan dan obrolan dalam drama tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog dalam kehidupan sehari-hari.2
D. KESUSASTRAAN INDONESIA
Sastra indonesia ialah karya sastra ditulis dalam bahasa indonesia, yaitu saat bahasa Indonesia pertama kali di umumkan sebagai bahasa persatuan, yakni pada acara
Sumpah Pemuda tahun 1928. Sejak itulah segala macam kegiatan komunikasi dan berkarya sastra ditulis dalam bahasa Indonesia.
Karya-karya sastra yang lahir sebelum tahun 1928 disebut karya sastra Nusantara. Sastra Nusantara tersebut termasuk karya-karya sastra yang di tulis dalam bahasa tempat Jawa, Sunda, Batak, Padang, Aceh, Melayu, dan sebgainya yang ada di seluruh Nusantara. Kelahiran Sastra Indonesia bertolak dengan direalisasikan oleh para Punjangga Baru lewat majalah “Pujangga Baru”. Dalam sejarah sastra Indonesia, dikenalkan pula istilah “angkataan”, yaitu suatu perjuangan pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu. Pengelompokan tersebut menurut ciri-ciri khas karya-karya sastra yang dilahirkan oleh para pengarang pada masanya, yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya.3
2ngopiberkah.com/search?q=makalah-sastra-indonesia-untuk-sma, diakses pada tanggal 27 september 2012.
3Deti Syamrotul Fuadi, Ringkasan dan Bank Soal Bahasa Indonesia,(Bandung:Yrama Widya,2005), 109.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sastra ialah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam masyarakat, yang hidup, berkembang dan terus ada di dalam masyarakat tersebut. Dalam kebaradaan nya di tengah masyarakat sastra mempunyai peranan dalam mengaktualisasikan suatu kebudayaan dari masyarakat.
Sastra sanggup di anggap luhur dan tinggi kalau sasta masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra ialah alat budaya masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis dengan perkembangan masyarakat nya, sastra yang sanggup di terima dan sesuai dengan perkembangan masyarakat akan sempurna untuk mengaktualisasi kebudayaan tersebut. Jika sastra tidak sanggup dinamis maka berbanding terbalik dengan tujuan dari sastra itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi,Deti Syamrotul (2005).Ringkasan dan Bank soal Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama widya.
ngopiberkah.com/search?q=makalah-sastra-indonesia-untuk-sma