Belajar Perihal Penggunaan Kata Serapan
Oleh : M. FADLILLAH DUNNYA WADDIN, FAIZAL HUDA, AMMAR MAKRUF, PUJI PURWANTO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/08/belajar-perihal-penggunaan-kata-serapan.html
Oleh : M. FADLILLAH DUNNYA WADDIN, FAIZAL HUDA, AMMAR MAKRUF, PUJI PURWANTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kata – kata serapan sampaumur ini kian marak. Masyarakat bahagia menggunakannya alasannya yaitu terkesan keren dan modern. Selain itu, alasan masyarakat menggunakan kata – kata serapan yaitu pengucapan kata – kata serapan lebih singkat dibandingkan dengan pengucapan kata – kata dalam Bahasa Indonesia baku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, sanggup diambil rumusan duduk kasus sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan kata serapan?
2. Apa saja pola kata-kata serapan?
3. Apakah imbas dari penggunaan kata – kata serapan bagi bangsa Indonesia?
4. Bagaimana cara melestarikan Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Agar masyarakat mengetahui perihal kata serapan.
2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat perihal beberapa pola kata-kata
Serapan dalam Bahasa Indonesia
3. Untuk menawarkan pengetahuan perihal imbas dari penggunaan kata – kata
serapan.
4. Mengetahui cara – cara melestarikan Bahasa Indonesia
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu menawarkan pengetahuan kepada pembaca bahwa kita sebagai warga Negara Indonesia haruslah menjunjung tinggi bahasa pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia. Kemudian juga sebagai tempat membuatkan ilmu perihal imbas dari terlalu sering menggunakan kata-kata serapan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kata Serapan
Kata serapan yaitu kata yang berasal dari bahasa ajaib yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka beropini bahwa menggunakan kata – kata serapan yaitu suatu hal yang sanggup menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan imbas positif, namun juga akan menimbulkan imbas negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru memperlihatkan pemahaman yang rendah terhadap pemakaian bahasa.. Hal ini menimbulkan terjadinya kesalahan yang berterima. Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah tetapi alasannya yaitu banyak pemakai di masyarakat balasannya diterima.
Kesalahan yang berterima tersebut tampak pada papan-papan iklan yang dibentuk oleh masyarakat. Misalnya, sebuah toko di pinggir jalan yang menjual ulat untuk makanan burung menuliskan ”Ulat Ada” di depan tokonya. Contoh lainnya yaitu minyak tanah ada, pulsa ada, lumut ada dsb. Seharusnya papan iklan tersebut diganti dengan ”Sedia Ulat” atau sedia minyak tanah, sedia pulsa, sedia lumut dsb.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia yaitu salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang digunakan yaitu bahasa Melayu Riau dari kurun ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akhir penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan manajemen kolonial dan banyak sekali proses pembakuan semenjak awal kurun ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali semenjak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini mengakibatkan berbedanya Bahasa Indonesia ketika ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga ketika ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun absorpsi dari bahasa tempat dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan banyak sekali lembaga publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar sanggup dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
B. Contoh Kata-kata serapan
Kata – kata serapan yang digunakan kebanyakan masyarakat Indonesia diambil dari beberapa sumber. Seperti berikut.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Seperti :
1. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
bakhil, baligh, batil, barakah,
daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat
musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, nafas,
syariat, ulama, wajib, ziarah.
2. Lafalnya berubah, artinya tetap
berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
buya dari kata abuya
kabar dari kata khabar
lafal dari kata lafazh
makalah dari kata maqalatun
duduk kasus dari kata mas-alatuna
Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin
(Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu
(sab`atun)
3. lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula, seperti:
keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan
dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang
bermakna bahasa atau aksen.
naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna
pendapat hukum.
laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar
yang berarti sama.
Bahasa Inggris juga menjadi salah satu sumber serapan, khususnya dibidang teknologi yang kebanyakan berbahasa inggris, walaupun produk teknologi tersebut dibentuk di Indonesia. Contohnya:
# application - aplikasi
# actor - aktor
# aquarium - akuarium
# allergy - alergi
# artist - artis
# access - akses
# acting - akting
# accessory - asesori
Selain dari dua bahasa yang disebutkan diatas, masih banyak bahasa-bahasa ajaib yang menjadi sumber serapan didalam bahasa indonesia.
C. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.
Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, sanggup menimbulkan imbas konkret dan juga imbas negatif sebagai berikut.
1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan
Masyarakat lebih besar hati menggunakan kata-kata serapan alasannya yaitu dinilai lebih modern. Para remaja juga bahagia menggunakan kata-kata atau istilah-istilah ajaib semoga dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain itu, imbas konkret lain yaitu pengucapan kata-kata serapan populer lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.
2. Dampak NegatifPenggunaan Kata – Kata Serapan
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah di mata masyarakat.
Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa Indonesia
berkurang.
D. Cara pelestarian Bahasa Indonesia
Banyak hal yang sanggup dilakukan untuk melestarikan Bahasa Indonesia. Seperti,
1. Membiasakan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik ketika forum-forum
formal(sekolah,rapat,dll.).
3. Mengadakan uji Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI) dalam setiap
penerimaan tenaga kerja.
4. Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah yang harus diambil oleh setiap
mahasiswa, dikarenakan untuk tetap mengajarkan inti dari bahasa Indonesia, dan dibutuhkan semoga hal ini sanggup menciptakan bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa yang murni yang sanggup menawarkan ciri khas maupun identitas bagi bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Penggunaan Kata-kata serapan dalam Bahasa indonesia sanggup menimbulkan imbas konkret maupun negatif. Dampak konkret selain yang telah disebutkan ialah, komunikasi sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang disisipi kata-kata serapan terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat. Namun, imbas negatifnya yaitu, tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.
2. Saran
Sebagai belum dewasa Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih menyayangi Bahasa Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika berada dalam forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing, dibutuhkan sanggup lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Andre Martin,M.2002.Kamus bahasa Indonesia millennium.Surabaya:Karina.
Hendy,Zaidan.1989.pelajaran sastra.Jakarta:PT Gramedia.
9