Belajar Perihal Sakit Sebagai Lahan Sabar Dan Tafakur

Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ. ...

A+ A-
Oleh Himler Usman



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.

Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :

Demi masa. Sesungguhnya insan itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (Q.S. al-Ashr: 1-3).

Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, mintalah sumbangan (kepada Allah) dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Albaqarah: 153).

Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi bangga kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa petaka mereka mengucapkan, Innalillahi wa inna ilaihi raaji`uun (Q.S. Albaqarah: 155-156).

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’aalaa yang menguasai badan kita menawarkan karunia kesehatan lahir dan batin yang sanggup disyukuri. Sebab ada saatnya sehat yang tidak disyukuri mengantarkan orang kepada maksiat.

Kalaupun Allah menawarkan ujian sakit, mudah-mudahan orang yang sakit itu bisa menyikapinya dengan sabar. Sebab, adakalanya orang yang sakit menjadi hina lantaran ketidaksabarannya dan orang yang sehat menjadi hina lantaran ketidaksyukurannya.

Allah berfirman dalam Alquran, “Demi masa. Sesungguhnya insan itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (Q.S. al-Ashr: 1-3).

Dari ayat diatas sanggup kita lihat bhw kata-kata “sabar” ialah kuncinya. 

Dalam ayat lain juga disebutkan ihwal sabar seperti, “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah sumbangan (kepada Allah) dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Albaqarah: 153).

Begitu pentingnya kesabaran sehingga pahala orang yang sabar bighayri hisaab, lewat dari perhitungan Allah (melampaui batas).

Kalau kita sadari, hidup sukses, menang mengarungi hidup, mendapat sumbangan Allah di kala sulit, dan kemampuan untuk bersahabat bersama-Nya, ternyata hanya dimiliki oleh orang-orang yang sabar.

Maka sudah sepatutnya bagi kita untuk lebih serius lagi mengevaluasi kualitas kesabaran kita. Makin sabar kita, maka makin mantap kita menghadapi hidup ini.

Lalu, apa bersama-sama “sabar” itu? Sederhananya, sabar itu ialah kegigihan kita untuk tetap berada di jalan yang disukai oleh Allah.

Dalam goresan pena berikut ini akan kita bahas kesabaran ketika kita sedang ditimpa sakit.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah informasi bangga kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa petaka mereka mengucapkan, Innalillahi wa inna ilaihi raaji`uun (Q.S. Albaqarah: 155-156).

Ayat di atas hendaknya menjadi tuntunan bagi kita ketika sedang ditimpa musibah, khususnya sakit.

Berprasangka baik kepada Allah

Ada beberapa adab sabar yang bersama-sama bisa kita bimbing ketika kita sakit. 

Pertama-tama kita harus sabar dalam berprasangka baik kepada Allah. Dengan begini kita akan menyadari bahwa badan ini bersama-sama milik Allah bukan milik kita. Sedikit pun kita tak punya kuasa pada badan ini.

Karena kita sadar jika badan ini bukan milik kita tetapi milik Allah, sehingga kuasa-Nya tak akan bisa dicegah oleh makhluk. Meski dokter-dokter diturunkan untuk menolong kita, tanpa kehendak-Nya, sakit yang kita alami tak akan sembuh-sembuh, betapapun gagahnya badan kita.

Namun, Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Sakit yang menimpa badan kita sudah niscaya telah diukur oleh Allah. Sesakit apa pun derita yang kita alami niscaya sudah diukur. Bahkan hingga yang “luar biasa” pun telah diukur oleh Allah. Tidak mungkin Allah menawarkan kepada kita sesuatu yang tidak sanggup kita pikul. Karena yang membuat saraf sakit juga Allah yang Mahakuasa.

Maka yakinilah selalu bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur oleh Allah. Karena itu, biasakanlah untuk selalu mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raaji`uun”, saya ialah milik Allah, Allah sangat bisa berbuat apa saja kepada diri ini. Karena, jika saja tenggorokan ini milik kita, maka kita akan melarangnya untuk terbatuk-batuk. Kenyataannya, tetap saja badan ini milik Allah yang tidak bisa kita atur seenaknya.

Tidak berkeluh kesah

Akhlak kedua biar kita bisa bersabar ketika sakit ialah berusaha untuk tidak berkeluh kesah. Sebab keluh kesah termasuk gejala dari ketidaksabaran,

Biasanya, orang menderita itu bukan lantaran sakitnya, tapi lantaran dramatisasinya. Dan termasuk tidak sabar jika kita ingin menceritakan sakit kita dan yang diceritakan itu lebih daripada kenyataan. Belum-belum berkata begini, “Aduuh, ini sakit sekali Padahal bersama-sama biasa-biasa saja rasa sakitnya itu.

Kebiasaan mendramatisasi rasa sakit ini ternyata ada saja yang menyukainya. Entah mengapa, ada semacam kesenangan ketika melihat ada orang yang bersimpati padanya. Dia puas mengajak orang lain menderita. Padahal, ini pun termasuk dari perilaku tidak sabar menghadapi sakit.

Oleh lantaran itu, betapa pun parahnya penyakit kita, cobalah untuk memproporsionalkannya. Tak usah kita hingga berteriak-teriak segala. Maka ketika kita sakit cobalah latihan sabar untuk tidak mendramatisasinya.

Kalau awalnya kita mengekspos ke mana-mana, maka ada baiknya mulai ketika ini kita mengeluh dengan menyebut nama Allah. Seperti, “Yaa Allah, ya Rabb, ya Syafii….” Ucapan semacam ini terperinci akan membawa manfaat dan pahala.

Lebih baik nama Allah saja yang disebut, seperti, “Ya Allah, ya syafii, ya ghafururrahiim, ya arhamar raahimiin, ya shabuur, ya arhamarraahimiin”. Insya Allah sakitnya akan diubah oleh Allah menjadi nikmat.

Di samping itu, jangan jadikan sakit kita itu membuat kita bermanja-manja dengan membebani orang lain. Selagi masih sanggup, jangan korbankan harga diri kita kecuali jika orang itu bahagia membantu. Namun jika kita hingga diharuskan bed rest (beristirahat di daerah tidur), maka, adlh suatu kezaliman pada diri sendiri bila kemudian kita memaksakan badan kita untuk bergerak.

Mentafakuri hikmah sakit

Akhlak selanjutnya ialah sabar menafakuri hikmah sakit. Banyak hikmah ketika sakit yang bersama-sama bisa kita raup. Ambil pola kecil, ketika kita sariawan. Bibir memang terasa tak enak, makan pun jadi tak enak.

Tapi, bandingkanlah sakit kita dengan mereka yang lebih sulit lagi dari sariawan, yang lebih parah lagi sakitnya. Maka dari sini kita bisa menilai bahwa masih ada lagi orang yang lebih parah sakitnya daripada yang kita rasakan.

Bersabar dalam menafakuri hikmah sakit sanggup pula berarti bersabar menjalani proses sakit yang kita alami. Salah satu hikmah sakit ialah gugurnya dosa bagaikan gugurnya daun-daun pepohonan. Dengan begitu, salah satu hikmah sakit yang bisa kita reguk ialah kesempatan kita untuk ber-muhasabah, mengintrospeksi diri, terutama terhadap sejumlah kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.

Menyempurnakan ikhtiar untuk sembuh

Ada kalanya orang yang sakit terkadang tidak disiplin memakan obat. Ada orang yang harus ke dokter ini-itu tetapi terus mengeluh lantaran uangnya habis untuk berobat. Padahal tanpa disadarinya biaya itu pun intinya dari Allah. Ada juga yang bertahun-tahun terus mengeluh lantaran penyakit yang ia derita tidak sembuh-sembuh, padahal telah berobat ke sana-kemari.

Untuk menyikapinya, cobalah pakai “teori jeruk”. Gambarannya kurang lebih menyerupai ini, ada seorang ibu yang membeli jeruk sebanyak satu kilo. Ketika ia mencoba mencicipinya ternyata jeruk itu masam semua. Kemudian ia protes pada penjualnya dengan mengatakan, “Kok jeruknya asem semua?” Si penjual balik bertanya, “Ibu beli berapa kilo?” Ibu itu menjawab, “Tiga kilo saya beli!” Penjualnya lantas balik menjawab, “Ibu beli tiga kilo, saya tiga karung! asem semua.

”Untuk itu bersabarlah, lantaran sakit juga akan menggugurkan dosa-dosa kita.

Dalam sebuah hadis Bukhari diriwayatkan bahwa suatu ketika Abdullah bin Mas’ud r.a. menghampiri Rasulullah yang tengah sakit. Saat itu ia meraba tangan rasul sambil berkata, “Ya Rasulullah, penyakit Anda sangat berat.” Rasulullah menawarkan jawaban, “Benar, penyakit saya ini sama dengan penyakit dua orang di antara kamu.” Abdullah menjawab lagi, “Itulah sebabnya Anda mendapat pahala dua kali lipat.” Segera Rasul membalas, “Benar!” Dan dilanjutkan dengan sabdanya lagi, “Setiap orang Islam yg mendapat tragedi penyakit dan lain-lain, maka Tuhan menggugurkan (mengampuni) kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon kayu menggugurkan daunnya.

”Tidak ada yang salah dengan sakit. Yang salah ialah perilaku kita terhadapnya. Kalau kita ridha, Wa man radhiya falahu ridha, siapa saja ridha pada ketentuan Allah, Allah pun akan ridha kepadanya.

Berniat untuk sembuh

Terakhir, kita harus terus ber-azam untuk berniat sembuh. Jangan hingga sakit menjadi alasan serta sarana untuk menggampang-gampangkan ibadah. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi kita biar tidak mengalah pada rasa sakit. Perjuangan kita menjalani rasa sakit insya Allah dicatat sebagai jihad fii sabilillah. Justru di ketika sakit itulah kita menerangkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’aalaa.

Dengan selalu memancangkan niat untuk sembuh akan membuat diri kita benar-benar sembuh, tidak cuma sembuh secara fisik tapi juga sembuh dari sisi spiritual. Inilah yang sering kita sebut dengan sehat walafiat.

Ukurannya adalah, ketika kita sembuh ibadah kita justru makin meningkat. Ini berarti kita telah mencapai kesembuhan secara ‘afiat. Karena sakit justru telah menjadi sarana peningkatan ibadah dan inilah yang akan mengantarkan kita untuk lebih baik lagi dalam mengarungi hidup dengan penuh kesabaran. 

Wallahu a'lam bishshawab.
Semoga kita termasuk hamba Allah yang bijak menyikapi setiap petaka menyerupai sakit dan lainnya serta sabar menghadapinya demi menggapai kasih sayang dan ridha-Nya

Related

Siraman Rohani 893539856542414987

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item