Belajar Perihal Populasi Dan Sampel

Oleh Haris Rahmat Ahmadi Dan Heri Sunarto                        BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian yaitu peker...

A+ A-

Oleh Haris Rahmat Ahmadi Dan Heri Sunarto 
                     
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian yaitu pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan belakang layar ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu tanda-tanda melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh lantaran itu, penelitian juga sanggup dipandang sebagai perjuangan mencari tahu ihwal banyak sekali duduk kasus yang sanggup merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data menyerupai itu, peneliti sanggup memakai metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang sanggup diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut sanggup mengakibatkan rendahnya kualitas penelitian. 

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi mekanisme ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah intinya merupakan perjuangan memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.

Dalam penelitian, salah satu kepingan dalam langkah-langkah penelitian yaitu menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti sanggup menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga sanggup mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapat metode atau langkah yang sempurna untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.

Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul.  Oleh lantaran itu, disini kami akan mencoba menjelaskan ihwal pengertian mengenai populasi, sampel teknik sampling dan menentkan sampel.
  • Rumusan Masalah

Apa pengertian populasi dan sampel?
Bagaimana teknik-teknik pengumpulan sampel?
Bagaimana menentuan besaran sampel?

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Populasi dan Sampel

Populasi 

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Makara populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Lingkup wilayah dalam penentuan populasi bisa meliputi seluruh wilayah Negara, satu propinsi atau pun suatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita di sebut populasi. 

Populasi mempunyai parameter yakni besaran terukur yang memperlihatkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi yaitu tetap nilainya, jikalau nilainya berubah, maka populasinyapun berubah. 

Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), sanggup berupa populasi (universe) atau sampel. Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi sanggup di bedakan sebagai berikut:

Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang mempunyai batas kuantitatif secara terperinci lantaran mempunyai karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru Sekolah Menengan Atas pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan kegiatan strata 1, dan lain-lain. 

Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak sanggup di temukan batas-batasnya, sehingga tidak sanggup di nyatakan dalan bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya semenjak guru pertama ada hingga kini dan yang akan datang. Dalam keadaan menyerupai itu jumlahnya tidak sanggup di hitung, hanya sanggup di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.

Selain itu, populasi sanggup di bedakan ke dalam hal berikut ini:

Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian biar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25 tahun hingga 40 tahun, kegiatan S1, jalur tesis, dll.

Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif sanggup dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang mempunyai karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoritis.
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, maka jikalau seseorang meneliti semua elemen ia harus meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan dengan cara sensus. Cara sensus yang baik dilakukan bila sesuai dengan hal-hal berikut:

Tingkat presisi karakteristik subjek penelitian sangat diutamakan (seperti jumlah, jenis, waktu dan ukuran). Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus ekonomi, dll.

Ukuran populasi sangat kecil, bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara sensus sempurna di terapkan. Misalnya, pada penelitian kelas atau evaluasi diri bagi para pembuat kebijakan bagi lingkungan kantor. 

2. Sampel

Sampel yaitu kepingan dari populasi yang diharapkan bisa mewakili populasi dalam penelitian. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ini :
Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai jawaban dari besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.

Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil–hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau insiden yang lebih luas.

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini 

Ukuran populasi 

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak diketahui  dengan pasti, intinya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali mustahil mengumpulkan data dari populasi menyerupai itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak mudah untuk mengumpulkan  data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.

Masalah biaya 

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh lantaran itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.

Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.

Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak sanggup dilakukan pada seluruh populasi lantaran sanggup merusak atau merugikan. Misalnya, mustahil mengeluarkan semua darah dari badan seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga mustahil mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. 

Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang dibutuhkan biar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melakukan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel intinya akan lebih hemat daripada penelitian populasi.

Teknik- teknik Sampel

Teknik sampel yaitu cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi biar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. 

Random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang memperlihatkan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jikalau elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel yaitu 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel lantaran letaknya erat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, lantaran jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

Probability/Random Sampling

Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara individu maupun kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek.

Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Teknik untuk mendapat sampel yang pribadi dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. 

Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian. 

Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini digunakan jikalau populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara pribadi pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.

Nonprobability/ Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan lantaran kebetulan atau lantaran faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. 

Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan
Dalam menentukan sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan fasilitas saja. Seseorang diambil sebagai sampel lantaran kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan ia mengenal orang tersebut. Oleh lantaran itu ada beberapa penulis memakai istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample  (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jikalau dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang memakai jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif. 

Purposive Sampling 

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel lantaran peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut mempunyai informasi yang dibutuhkan bagi penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan evaluasi peneliti bahwa ia yaitu pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh data ihwal bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala sekolah merupakan orang yang terbaik untuk bisa memperlihatkan informasi. Jadi, judment sampling umumnya menentukan sesuatu atau seseorang menjadi sampel lantaran mereka mempunyai “information rich”. 

Quota Sampling

Teknik sampel ini yaitu bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memperlihatkan jatah atau quorum tertentu  pada setiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan pribadi oada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Teknik ini yaitu teknik  penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelindingyang lama-lama menjadi besar. Teknik ini banyak digunakan saat peneliti tidak banyak tahu ihwal populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, kemudian ia minta kepada sampel pertama untuk membuktikan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak mempunyai alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis sanggup digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk menentukan unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel yaitu yang “keberapa”.   Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil yaitu 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya yaitu 25. 

Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini digunakan saat peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di banyak sekali wilayah. Misalnya, dalam penelitian pendidikan kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolah-sekolah, kemudian kelas-kelas dan hasilnya para siswa. 

Menentukan Besaran Sempel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun pola tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik yaitu 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum yaitu 100.  Suharsimi Arikunto  memperlihatkan pendapat sebagai berikut : “..jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka sanggup menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti memakai angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti memakai teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut sanggup dikurangi berdasarkan teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti. 

Satu nasihat yang perlu  diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan memakai rumus:

n ≥ pq    z 1/ 2 2
b

keterangan :
n = jumlah sampel
= sama dengan atau lebih besar 
P = proporsi populasi persentase kelompok pertama 
q = proporsi sisa di dalam populasi
z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %
b = persentase asumsi kemungkinan menciptakan kekeliruan dalam menentukan sampel.
Contoh : 
Jika diketahui jumlah populasi guru Sekolah Menengan Atas lulusan S1 di Jatim yaitu 400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan kendala penanaman disiplin disekolah di wilayah masing-masing.
Perhitungan:
P= 50.000/400.000 X 100 % = 12,5 %  atau P = 0,125
q  = 1,00 -0,125 = 0,875
Z 1/2     =   1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)
b     =  5 % atau 0,05





Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : 
n ≥ 0,125 X 0,875 1,96 2
0,05
n < 168,05 dibulatkan 169 orang.
 Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka sanggup dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel sanggup diperbesar lagi dengan memperkecil asumsi persentase kemungkinaan menciptakan kesalahan dalam penarikan sampel, contohnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi : 
n  ≥ 0,125 X 0,875 2,58   2
0,02

n  > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang.
Beberapa rumus lain yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel antara lain :  
Rumus Slovin
n = N/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi yaitu 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki yaitu 5%, maka jumlah sampel yang digunakan yaitu :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95

Tabel Isaac dan Michael

            Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memperlihatkan fasilitas penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti sanggup secara pribadi menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

Sample yang baik yaitu sampel yang mempunyai populasi atau yang representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi.

Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :

Daerah generalisasi 

Yang pentinga disini yaitu menentukan dahulu luas populasinnya sebagai kawasan generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai kawasan penelitiannya. Di sampling itu, yang penting yaitu : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas hingga kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”. 
Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya

Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan ihwal sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh alasannya yaitu itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memperlihatkan batas-batas yang tegas, kemudian memutuskan sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu memutuskan populasilah yang lebih dahulu gres kemudian sampelnya.

Sumber-sumber informasi ihwal populasi

Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci sanggup diperoleh melalui majemuk sumber informasi ihwal populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, menyerupai pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah memperlihatkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu lantaran jangan hingga terjadi data tahun 1954 masih digunakan sebagia sumber untuk tahun 1965, contohnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak menyerupai itu (4 orang).

Menetapkan besar kecilnya sampel

Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.

Menetapkan teknik sampling

Dalam duduk kasus sampel, ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : contohnya mengadakan penelitian ihwal penghasilan rata-rata orang indonesia  hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan menimbulkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Pengertian Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 

Sampel

Sampel yaitu kepingan dari populasi yang diharapkan bisa mewakili populasi dalam penelitian.

Teknik- Teknik Sampel

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.

Menentukan Besaran Sempel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun pola tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik yaitu 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum yaitu 100.   

DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, NuraidaHalid.MetodologiPenelitianPenelitia.Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009.
Hadi, Amirul. Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung, Pustaka Setia, 1998.
Haryono.Metode penelitian pendidikan II. Bandung, PT. RemajaRosdakarya, 1998.
Mahmud. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: CV PustakaSetia, 2011.
Margono,MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004.
Sukmadinata, Nana. MetodologiPenelitianPendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya,2010.
Rumus dan contoh penghitungannya dikutip dari, Radiany, Rahmady, HM.,Disertasi, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan dan Dampaknya Terhadap Keputusan untuk Memilih Jurusan Manajemen pada PTS di Kalimantan Selatan, Disertasi Pascasarjana Univ.17 Agustus 1945 Surabaya, 2004.
file:http//MADRIDISTABERBAGIILMUMakalahPopulasiDanSampel.htm







Related

Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) 6564076672410545277

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur&#039;an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item