Belajar Perihal Jangan Lupakan Nasib Di Dunia Demi Menggapai Kebaikan Di Darul Abadi ( Bab Pertama )

Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ...

A+ A-
Oleh Himler Usman




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.

Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :

““Dan carilah (pahala) negeri Akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kau lupakan bagianmu (nashibmu) di dunia dan berbuat oke (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kpdmu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di Bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash[28]:77).

Allah Subhanahu wa ta'aalaa juga berfirman yang artinya :

Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh yang baik. Dan bahwasanya kampung darul abadi itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik daerah bagi orang yang bertaqwa.”
(Q.S. an-Nahl: 30).

Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah! Sungguh, Allah Maha Memberi khabar terhadap apa yang telah kau kerjakan.”( QS. Al-Hasyar :18)

Sahabat-sahabatku yg dirahmati Allah

Pentingnya membuat perencanaan terhadap apa yang ingin kita capai juga diteladankan dan diamanatkan oleh Allah Subhanahu wa ta'aalaa. Misalnya dalam penciptaan Adam a.s. Allah Subhanahu wa ta'aalaa mnjelaskan rencana-Nya untuk membuat prototype insan yang akan dijadikan khalifah di muka Bumi. Sbgmn ghalibnya sebuah rencana, niscaya ada yg pro maupun kontra saat planning tersebut diutarakan kepada pihak lain.

Demikian juga dengan planning Allah Subhanahu wa ta'aalaa, mendapat komentar dari jamaah malaikat dengan mengatakan, “Apakah Engkau akan membuat di muka Bumi seseorang yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah?” (QS. Al-Baqarah [2]:30). 

Akan tetapi, planning Allah jua yang berlaku dan insan pertama itupun (Adam a.s.) dan keturunannya menjadi ada di muka Bumi.

Perintah untuk membuat perencanaan ini sanggup kita temukan secara tersirat dalam beberapa firman Allah Subhanahu wa ta'aalaa lainnya. Misalnya dalam QS. Al-Hasyar [59]:18:

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah! Sungguh, Allah Maha Memberi khabar terhadap apa yang telah kau kerjakan.”

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan dengan seksama (nazhar atau nalar: Ind) apa yang kita perbuat untuk hari esok. Dengan kata lain kita diperintahkan untuk mempersiapkan dengan baik keadaan kita di hari esok. Menurut saya, “hari esok” (Arab: ghadd) dalam ayat ini bermakna dua hal yaitu masa depan di dunia dan masa depan di akhirat.

Kesimpulan ini muncul apabila ayat ini dikaitkan dengan ayat-ayat lain yang menyuruh kita untuk mencari kebahagiaan di dunia dan darul abadi sebagaimana akan dibahas di bawah ini. Dengan demikian, kita harus bisa mensinergikan kebahagiaan di dunia dan darul abadi melalui perencanaan yang baik dan pelaksanaan dari planning itu.

Apa yang kita alami hari ini ialah akhir dari perbuatan kita di masa lalu. Keadaan 5 atau 10 tahun yang akan tiba sangat ditentukan apa yang kita lakukan sekarang. Demikian juga kondisi kita di darul abadi tergantung pada amal kita di dunia. 

Nah, terperinci ada keterkaitan antara banyak sekali periode khidupn yg kita lalui dari masa lalu, sekrg, masa depan, dan nanti di akhirat.

Coba ingat kembali, pernahkah Anda merencanakan bagaimana keadaan Anda kini pada lima tahun yang lalu? 

Apakah Anda cukup puas dengan keadaan kini atau belum? Jika belum, mungkin ada baiknya mulai kini Anda serius merencanakan hidup Anda. 

Merencanakan hidup berarti Anda mengambil alih kendali (take control) atas diri Anda sendiri.

Jika ingin hidup senang di akhirat, maka rencanakan dari sekarang. Kemudian lakukan banyak sekali hal yang mengantarkan Anda kepada kebahagiaan itu. Pilihannya hanya ada dua, senang atau sengsara. Dan, tidak ada yang paling menginginkan kesengsaraan kita di darul abadi nanti selain iblis atau setan.

Kalau kita tidak mengendalikan diri kita, melakukan rencana-rencana untuk kebahagiaan di akhirat, sangat dikhawatirkan kita malah mengikuti rencana-rencana atau langkah-langkah setan yang kita permaklumkan sebagai musuh yang konkret dan abadi.
Pada kepingan lain Allah Subhanahu wa ta'aalaa menganjurkan untuk mempersiapkan nashib (bagian) di dunia.

Dan carilah (pahala) negeri Akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kau lupakan bagianmu (nashibmu) di dunia dan berbuat oke (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kpdmu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di Bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash[28]:77).

Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta'aalaa menyuruh hamba-hamba-Nya utk berbuat banyak hal terhadap nikmat dan anugerah yang diberikan Allah untuk kebahagiaan di kampung darul abadi kelak. Namun, jangan hingga melupakan kebutuhan duniawi.

Menurut pemahaman saya, dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk membuat perencanaan yang matang wacana kebahagiaan di darul abadi dan dunia. Kebahagiaan tersebut sanggup dicapai dengan memanfaatkan rezeki atau anugerah Allah Subhanahu wa ta'aalaa. Artinya, rezeki yang diberikan Allah harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan di darul abadi kelak dengan tidak melupakan nashib (bagian atau jatah) di dunia.

Dengan kata lain, rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa ta'aalaa harus dikelola dengan baik biar kebahagiaan di darul abadi dan dunia sanggup dicapai.

Mengenai hal ini, terdapat dua kutub ekstrim dalam pengelolaan rezeki tersebut. 

Di satu kutub ialah penggunaan rezeki yang semata-mata untuk kepentingan duniawi dengan melupakan kepentingan ukhrawi. 

Di kutub lain ialah memakai semua rezeki untuk kepentingan ukhrawi dengan menafikan untuk kepentingan duniawi. Nah, kini kita bisa melihat posisi kita berada di mana di antara kedua kutub ekstrim tersebut.

Akhirat ialah daerah dan tujuan selesai periode kehidupan kita. Sebagai sesuatu yang bersifat akhir, tentunya nasib kita di darul abadi tidak bisa di tentukan di darul abadi pula. Ibarat dalam suatu lomba lari, kita tidak bisa gres berusaha mendapat juara 1 saat telah melewati garis finish. 

Apa yang akan terjadi di garis finish ditentukan jauh sebelumnya bahkan sebelum kita memulai lomba lari.

Proses itu dimulai dengan latihan rutin, mempersiapkan kondisi fisik dan mental, serta berusaha sekuat tenaga memenangkan perlombaan saat sudah berada di jalur lomba (on the track). Demikian juga dengan keadaan kita di darul abadi ditentukan oleh perbuatan kita di dunia ini.

Oleh sebab itu, kita harus merencanakan dengan baik kebahagiaan kita di darul abadi dan mempersiapkan langkah-langkah untuk mencapainya saat kita masih diberi waktu dan kehidupan di dunia ini.

Terkait dengan keseimbangan kepentingan duniawi dan ukhrawi ini Allah menyuruh kita untuk sanggup menyeimbangkannya..............

( bersambung )

Demikian uraian kepingan pertama, dan akan dilanjutkan kepingan kedua, in syaa Allah 
Semoga ada manfa'atnya bagi kita dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin....

Related

Siraman Rohani 1619211776377482246

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item