Belajar Perihal Klarifikasi Hadits : اتق الله حيثما كنت “Bertaqwalah Engkau Dimanapun Engkau Berada
Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/08/belajar-perihal-klarifikasi-hadits.html
Oleh Himler Usman
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.
Allah Subhanahu wa ta'aalaa berfirman yang artinya :
“Dan bersegeralah kau kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yg bertaqwa”[QS.Ali Imran : 133]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya :
“Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada, dan ikutkanlah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik pasti beliau akan menutupinya, dan pergaulilah insan dengan akhlaq yang baik”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi] ¹
Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah
Dari Abu Dzar Al-Ghifary Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya :
“Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada, dan ikutkanlah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik pasti beliau akan menutupinya, dan pergaulilah insan dengan akhlaq yang baik”. [HR. Ahmad dan Tirmidzi]
Ini yaitu hadits yang agung, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan di dalam hadits ini antara hak Allah dan hak-hak hamba (nya).
Maka hak Allah atas hamba-hambanya yaitu :
“Hamba itu bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, maka hendaknya mereka takut terhadap murkaNya dan adzabNya dengan meninggalkan larangan dan menunaikan kewajiban”.
Dan wasiat ini yaitu wasiat Allah terhadap orang-orang terdahulu dan yang terakhir, dan wasiat setiap Rasul terhadap kaumnya yaitu mereka berkata “Sembahlah Allah dan Bertaqwalah KepadaNya”
Allah menyebutkan cirri-ciri (sifat) orang yang bertaqwa pada firman Allah ta’ala yang artinya :
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memperlihatkan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dlm perjalanan (musafir), peminta-minta, dan utk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati komitmen apabila berjanji, dan orang yg sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yg benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. [QS.Al-Baqarah : 177]
Dan pada firman Allah ta’ala yang artinya :
“Dan bersegeralah kau kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan utk orang-orang yg bertaqwa”. [QS.Ali Imran : 133]
Kemudian menyebutkan cirri-ciri orang bertaqwa, Allah berfirman yang artinya :
“(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. [QS. Ali Imran : 134]
Maka Allah mensifati orang-orang bertaqwa engan keimanan beserta pondasi-pondasinya dan ikatan-ikatannya dan amalan-amalannya yang nampak dan yang tersembunyi dan dengan menunaikan ibadah-ibadah badaniyah dan ibadah-ibadah harta dan bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan dan dengan memaafkan insan dan menanggung gangguan mereka dan berbuat baik kepada mereka.
Dengan bersegeranya mereka (orang-orang bertaqwa) apabila mereka melaksanakan kekejian atau mendzalimi diri-diri mereka dengan istighfar dan taubat.
Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan dan mewasiatkan untuk terus menerus dalam ketaqwaan dimanapun hamba itu berada, pada setiap waktu dan pada setiap tempat, dan pada setiap keadaan.
Karena beliau (hamba) sangat membutuhkan ketaqwaan dengan puncak kebutuhan, beliau tidak pernah merasa cukup dengannya pada setiap keadaan.
Kemudian tatkala hamba itu pasti melaksanakan pengurangan terhadap hak-hak taqwa dan kewajiban-kewajibannya, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memrintahkan pada sesuatu yang sanggup menolak hal tersebut dan menghapuskannya, yaitu dg mengikutkan perbuatan baik pada perbuatan jelek.
Sahabatku.......
Dan perbuatan baik itu yaitu :
“Sebuah penamaan yang meliputi seluruh yang mendekatkan kepada Allah”, dan kebaikan terbesar yang sanggup menolak kejelekan yaitu Taubat, Nasehat, Istighfar dan kembali kepada Allah dengan mengingatnya dan mencintainya dan takut kepadanya dan berharap kepadanya serta tamak di dalamnya dan keutamaannya pada setiap waktu.
Dan masuk pula dalam kasus tersebut yaitu menunaikan kaffarah harta dan tubuh yang telah ditentukan oleh syari’at.
Dan diantara kebaikan yang sanggup menolak kejelekan yaitu memaafkan insan dan berbuat baik kepada makhluk dari kalangan anak cucu adam dan selain mereka.
Melepaskan kesulitan (orang-orang yang kesulitan) dan memudahkan orang-orang yang kesusahan dan menghilangkan ancaman dan kesulitan dari seluruh alam.
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya kebaikan itu menghilangkan kejelekan”. [QS. Hud : 114]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya :
“Shalat lima waktu dan Jum’at ke jum’at berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya yaitu penghapus dosa diantaranya bila dosa-dosa besar itu dijauhi”. [HR. Muslim]
Dan betapa banyak di dalam nash-nash (dalil-dalil) yang menjelaskan ihwal gugusan ampunan atas kebanyakan dari ketaatan-ketaatan.
Dan diantara yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa yaitu (dengan adanya) Musibah-Musibah.
Maka sungguh tidak satu pun tragedi alam yang menimpa seorang mukmin, apakah bentuknya berupa keresahan atau kesedihan, hingga duri yang menusuknya, kecuali pasti Allah akan menghapuskan dosa-dosanya (dengan tragedi alam tersebut), apakah beliau berupa luputnya sesuatu yang di cintai, atau berupa didapatkannya sesuatu yang dibenci dengan tubuh, atau dengan hati atau dengan harta, di luar atau di dalam, akan tetapi tragedi alam itu bukanlah perbuatan hamba, maka dari itu Allah memerintahkan hamba dengan apa yang merupakan perbuatannya, yaitu mengikutkan kejelekan itu dg kebaikan (perbuatan baik).
Kemudian sehabis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan hak Allah -yaitu wasiat dengan ketaqwaan yang meliputi Aqidah-Aqidah agama dan amalan-amalannya secara bathin dan dzahir- maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dan pergaulilah insan dengan susila yang baik”.
Sahabatku.....
Akhlak baik yang pertama yaitu :
Engkau menahan gangguan terhadap mereka dari seluruh sisi dan engkau memaafkan kejelekan dan gangguan mereka terhadapmu, lalu engkau berinteraksi dengan mereka dengan kebaikan ucapan dan kebaikan perbuatan.
Dan terkhusus yang merupakan susila yang baik yaitu :
Luasnya sifat pemurah terhadap manusia, dan bersabar atas (gangguan) mereka, dan tidak berkeluh kesah dari (gangguan) mereka, dan menampakkan wajah yang berseri-seri, ucapan yang lembut, dan ucapan yang indah yang menyenangkan teman duduk, dan memasukkan kegembiraan atasnya.
Yang menghilangkan kesepian dan kesulitannya serta kemarahannya, dan terkadang senda gurau itu baik bila padanya ada mashlahat, namun tidak pantas memperbanyak senda gurau, ,dan senda gurau dalam percakapan hanyalah bagaikan garam di dalam makanan, bila beliau tidak ada atau melebihi batasan maka beliau tercela.
Sahabatku......
Dan diantara susila yang baik yaitu :
Engkau berinteraksi dengan setiap orang dengan apa yang pantas dengannya, dan yang sesuai dengan keadaannya dari yang kecil dan yang besar, yang berakal, yang dungu, yang berilmu, dan yang jahil.
Maka siapa yang bertaqwa kepada Allah dan menunjukan ketaqwaannya, dan mempergauli insan dengan aneka macam perbedaan tingkatannya dengan susila yang baik, maka sungguh beliau telah mengumpulkan seluruh kebaikan, alasannya yaitu beliau telah menunaikan hak Allah dan hak-hak hamba, dan alasannya yaitu beliau yaitu orang yg tlh melaksanakan kebaikan dalam beribadah kepada Allah, yang berbuat baik kepada hamba-hamba Allah.
Semoga uraian sederhana ini ada manfa'atnya bagi kita semua demi menggapai rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin....