Belajar Wacana Mengenal 40 Efek Jelek Perbuatan Dosa Dan Maksiat,Jauhilah ** (Bagian Pertama )

Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم...

A+ A-
Oleh Himler Usman





السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.


Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :

" Dan janganlah kau mendekati zina; sesungguhnya zina itu yakni suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."  ( Qs. Al-israa’ 23)

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kau membunuh dirimu; sesungguhnya Allah yakni Maha Penyayang kepadamu.”( Qs. An-nisaa’: 29)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

Sesungguhnya diantara gejala datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya pengetahuan agama dan didukungnya sifat jahil (bodoh) ihwal agama, diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara meluas dan terang-terangan.” (HR. Bukhari)

Sahabat-sahabatku yg dirahmati Allah

Setiap hari kita bergelimang dalam kenikmatan yang dilimpahkan oleh Ar-Rahman.. Sungguh, dalam setiap tarikan napas, dari mulai tidur, berdiri sampai tidur kembali, ada nikmat yg tiada terputus.

Maka Maha Benar Allah saat berulang-ulang menegaskan dalam surat Ar-Rahman: “Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yg kalian berdua (bangsa jin dan manusia) dustakan?” 
Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’aalaa yang berlimpah ini semestinya dihadapi dengan penuh rasa syukur. 

Namun sangat disesali, hanya sedikit yg mau bersyukur: “sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Saba’: 13)

Kebanyakan kita hobi mengkufuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’aalaa. Atau malah mempergunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat dan berbuat dosa kepada Ar-Rahman. Allah Subhanahu wa Ta’aalaa menunjukkan kepada mereka banyak kebaikan namun mereka membalasnya dengan kejelekan.

Demikianlah budbahasa manusia, setiap harinya selalu berbuat dosa. baik lantaran tergelincir ataupun sengaja memperturutkan hawa nafsu dan bisikan setan.

Amat buruklah jikalau tidak segera bertaubat dari dosa-dosa yang ada dan menutupinya dengan berbuat kebaikan. Karena perbuatan dosa itu mempunyai dampak yang sangat buruk bagi hati dan tubuh seseorang.

Beberapa di antaranya sanggup kita sebutkan :

1. Terhalang dari ilmu yang haq. 

Karena ilmu merupakan cahaya yang dilemparkan ke dalam hati, sementara maksiat akan memadamkan cahaya. Tatkala Al-Imam Asy-Syafi’i mencar ilmu kepada Al-Imam Malik, Al-Imam Malik terkagum-kagum dengan kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman Asy-Syafi’i. 
Al-Imam Malik pun berpesan pada muridnya ini, “Aku memandang Allah swt telah memasukkan cahaya ilmu di hatimu. Maka janganlah engkau padamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.

2. Terhalang dari beroleh rizki dan urusannya dipersulit. 

Taqwa kepada Allah akan mendatangkan rizki dan memudahkan urusan seorang hamba sebagaimana firman-Nya: “Siapa yang bertaqwa kepada Allah pasti Dia akan mengadakan bagi orang tersebut jalan keluar (dari permasalahannya) dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3) “Siapa yang bertaqwa kepada Allah pasti Allah mengakibatkan baginya akomodasi dalam urusannya.” (Ath-Thalaq: 4) 

Meninggalkan taqwa berarti akan mendatangkan kefakiran dan menciptakan si hamba terbelit urusannya.

3. Hati terasa jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’aalaa dan merasa absurd dengan-Nya. Sebagaimana jauhnya pelaku maksiat dari orang-orang baik dan dekatnya beliau dengan setan.

4. Hilangnya ketenangan jiwa dan ketenteraman hati serta imannya akan selalu mengalami penurunan, bahkan sanggup hilang dan terjerumuslah beliau dalam kekufuran.

5. Menggelapkan hati si hamba sebagaimana gelapnya malam. 

Karena ketaatan yakni cahaya, sedangkan maksiat yakni kegelapan. Bila kegelapan itu bertambah di dalam hati, akan bertambah pula kebingungan si hamba. Hingga ia jatuh ke dalam, kesesatan, dan kasus yang membinasakan tanpa ia sadari. Sebagaimana orang buta yang keluar sendirian di malam yang gelap dengan berjalan kaki.

6. Maksiat akan melemahkan hati dan tubuh, lantaran kekuatan seorang mukmin itu bersumber dari hatinya. 

Semakin berpengaruh hatinya semakin berpengaruh tubuhnya. Adapun orang pendosa, sekalipun badannya tampak kuat, namun sebetulnya ia selemah-lemah manusia.

7. Maksiat akan ‘memperpendek‘ umur dan menghilangkan keberkahannya, sementara perbuatan baik akan menambah umur dan keberkahannya.

8. Satu maksiat akan mengundang maksiat lainnya. 

Sehingga terasa berat bagi si hamba untuk meninggalkan kemaksiatan. Sebagaimana ucapan sebagian salaf: “Termasuk eksekusi perbuatan buruk yakni pelakunya akan jatuh ke dalam kejelekan yang lain. Dan termasuk tanggapan kebaikan yakni kebaikan yang lain.

9. Maksiat akan melemahkan hati dan secara perlahan akan melemahkan cita-cita seorang hamba untuk bertaubat dari maksiat. Hingga pada jadinya cita-cita taubat tersebut hilang sama sekali.

10 Orang yang sering berbuat dosa dan maksiat, hatinya tidak lagi mencicipi jeleknya perbuatan dosa. 

Malah berbuat dosa telah menjadi kebiasaan. Dia tidak lagi peduli dengan pandangan insan dan hirau dengan ucapan mereka. Bahkan ia gembira dengan maksiat yang dilakukannya.

11. Setiap maksiat yang dilakukan di muka bumi ini merupakan warisan dari umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’aalaa. 

Perbuatan homoseksual yakni warisan kaum Luth.Mengambil hak sendiri lebih dari yg semestinya dan memberi hak orang lain dengan menguranginya, yakni warisan kaum Syu’aib.
Berlaku sombong di muka bumi dan menciptakan kerusakan yakni warisan dari kaum Fir’aun.Sombong dan tinggi hati yakni warisan kaum Hud.

12. Maksiat merupakan lantaran dihinakannya seorang hamba oleh Rabbnya. 

Bila Allah telah menghinakan seorang hamba maka tak ada seorang pun yang akan memuliakannya. “Siapa yang dihinakan Allah pasti tak ada seorang pun yang akan memuliakannya.” (Al-Hajj: 18)

13. Bila seorang hamba terus menerus berbuat dosa, pada jadinya ia akan meremehkan dosa tersebut dan menganggapnya kecil. 

Ini merupakan tanda kebinasaan seorang hamba. Karena jikalau suatu dosa dianggap kecil maka akan semakin besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. “Seorang mukmin memandang dosa-dosanya seperti ia duduk di bawah sebuah gunung yang ditakutkan akan jatuh menimpanya. Sementara seorang pendosa memandang dosa-dosanya menyerupai seekor lalat yang lewat di atas hidungnya, ia cukup mengibaskan tangan untuk mengusir lalat tersebut.

14. Maksiat akan merusak akal. 

Karena nalar mempunyai cahaya, sementara maksiat pasti akan memadamkan cahaya akal. Bila cahayanya telah padam, nalar menjadi lemah dan kurang.

15. Bila dosa telah menumpuk, hatipun akan tertutup dan mati. Hingga ia termasuk orang-orang yang lalai. 

Allah Subhanahu wa Ta’aalaa berfirman: “Sekali-kali tidak (demikian), sebetulnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14)

16. Maksiat menciptakan kita berjarak dengan Allah. 

Diriwayatkan ada seorang pria yang mengeluh kepada seorang berakal ihwal kesunyian jiwanya. Sang berakal berpesan, “Jika kegersangan hatimu akhir dosa-dosa, maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada kasus yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa.”

17. Kita akan punya jarak dengan orang-orang baik. 

Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada korelasi kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri.

18. Maksiat menciptakan sulit semua urusan kita 

Jika ketakwaan sanggup memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit segala urusan pelakunya. Ketaatan yakni cahaya, sedangkan maksiat yakni gelap gulita. Ibnu Abbas r.a. berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan tubuh dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.”

19. Maksiat melemahkan hati dan badan 

Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya beliau sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya. 

Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sobat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sobat berperang dalam keadaan berpuasa!

20. Terhalang untuk taat Orang yang melaksanakan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. 

Orang yang berbuat maksiat menyerupai orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat.

21. Memperpendek umur dan menghapus keberkahan 


Demikianlah klarifikasi bab pertama ttg dampak buruk kemaksiatan dan dosa, supaya sanggup kita jadi pegangan untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa, demi menggapai rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin.

Related

Siraman Rohani 4857396507020543248

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item