Belajar Perihal Mengenal 40 Imbas Jelek Perbuatan Dosa Dan Maksiat,Jauhilah ** (Bagian Kedua )
Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ. ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/07/belajar-perihal-mengenal-40-imbas-jelek_20.html
Oleh Himler Usman
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
“Dan janganlah kau mirip orang-orang yang lupa kepada Allah, kemudian Allah mengakibatkan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyir: 19)
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
“Dan siapa saja yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Al-Hajj:18).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya diantara gejala datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya pengetahuan agama dan didukungnya sifat jahil (bodoh) wacana agama,diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara meluas dan terang-terangan.” (HR. Bukhari)
21. Memperpendek umur dan menghapus keberkahan
Pada dasarnya, umur insan dihitung dari masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jikalau hidup itu dihabiskan untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya. Jika usia kita dikala ini 17 tahun. 7 tahun kita warnai dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 7 tahun ialah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat.
Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, alasannya ialah dibaca oleh insan dari generasi ke generasi sampai dikala ini dan mungkin generasi yang akan datang.
22. Menumbuhkan maksiat lain
Seorang ulama salaf berkata, jikalau seorang hamba melaksanakan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melaksanakan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jikalau seorang hamba melaksanakan keburukan, maka ia pun akan cenderung untuk melaksanakan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya. Karena itu, hati-hatilah sobat. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian akan ketagihan dan tidak sanggup lagi berhenti jikalau sudah jadi kebiasaan!
23. Menimbulkan kehinaan dan mewariskan kerendahan. Kehinaan itu tidak lain ialah akhir perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya. “Dan siapa saja yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah brbuat apa yg Dia kehendaki.” (Al-Hajj:18).
Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'aalaa. “Siapa saja yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu….” (Al-Faathir:10).
Seorang Salaf pernah berdoa, “Ya Allah, anugerahilah saya kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan janganlah Engkau hina-dinakan saya lantaran saya bermaksiat kepada-Mu.”
24 Maksiat merusak nalar kita
Tidak mungkin nalar yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama berkata, seandainya seseorang itu masih berilmu sehat, nalar sehatnya itu akan mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan, dan pesan yang tersirat Al-Qur’an pun mencegahnya, begitu pula dengan pesan yang tersirat keimanan. Tidaklah seseorang melaksanakan maksiat, kecuali akalnya telah hilang!
25. Maksiat menutup hati.
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman, “Sekali-kali tidak (demikian), sebetulnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifiin:14).
Imam Hasan menyampaikan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka hatinya pun telah tertutup.
26. Mendapat laknat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat perbuatan maksiat mirip mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting (HR Bukhari);
melakukan perbuatan homoseksual (HR Muslim);
menyerupai pria bagi perempuan dan mirip perempuan bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap (HR Tarmidzi)
27. Menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat.
Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus.
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yg beriman seraya mengucapkan:
‘Yaa Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau mencakup segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.
Yaa Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam nirwana ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih d iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.” (Al-Mukmin: 7-9)
28. Maksiat yang kita lakukan ialah bentuk meremehkan Allah. Jika kita melaksanakan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidak, kita telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mengacuhkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa!
29. Memalingkan perhatian Allah atas diri kita.
Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan setan. Allah berfirman, “Dan janganlah kau mirip orang-orang yang lupa kepada Allah, kemudian Allah mengakibatkan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyir: 19)
30. Melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab.
Demikianlah klarifikasi serpihan kedua ttg efek jelek kemaksiatan dan dosa, semoga sanggup kita jadi pegangan untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa, demi menggapai rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin...