Belajar Perihal Mengenal 40 Imbas Jelek Perbuatan Dosa Dan Maksiat,Jauhilah ** (Bagian Ketiga/Terakhir )
Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/07/belajar-perihal-mengenal-40-imbas-jelek.html
Oleh Himler Usman
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
“Dan apa saja petaka yang menimpa kamu, maka ialah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
”Sekali-kali tidak (demikian), gotong royong apa yg selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (Al Muthaffifin: 14).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya diantara gejala datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya pengetahuan agama dan didukungnya sifat jahil (bodoh) perihal agama,diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan perzinaan secara meluas dan terang-terangan.” (HR. Bukhari)
Ibnu Abbas berkata, ”Sesungguhnya kebaikan itu penyebab wajah bercahaya, hati bersinar, rezeki dilapangkan, dan dicintai oleh semua makhluk. Dan sesungguhnya kemaksiatan penyebab wajah hitam, hati gelap gulita, rezeki sempit, dan dibenci oleh semua makhluk.”
Sahabat-sahabatku yg dirahmati Allah
30. Melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab.
Allah berfirman, “Dan apa saja petaka yang menimpa kamu, maka ialah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)
Ali r.a. berkata, “Tidaklah turun tragedi melainkan lantaran dosa. Dan tidaklah tragedi lenyap melainkan lantaran tobat.” Karena itu, bukankah kini waktunya bagi kita untuk segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan?
Dan akhir yang terakhir, yang kedua puluh dua, maksiat memalingkan diri kita dari perilaku istiqamah. Kita hidup di dunia ini gotong royong bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang cendekia tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi.
Sahabatku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi selain Allah? Allah-lah yang bisa membeli diri kita dengan bayaran kehidupan nirwana yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, sungguh ia telah tertipu!
31.Dengan maksiat setan akan merasa dibantu oleh insan dalam memerangi diri insan itu sendiri.
Setan akan sangat bahagia dengan kemaksiatan yang dilakukan insan lantaran ia dipermudah dalam melaksanakan “tugas”nya menyesatkan manusia.
32. Maksiat mengakibatkan seseorang merasa minder dan takut, suatu perasaan yang tidak dirasakan oleh orang yang tidak berbuat dosa dan maksiat.
Pelaku maksiat akan mencicipi was-was dalam melaksanakan acara krn ia dibayang-bayangi oleh prasaan dosa dan bersalah.
33.Maksiat yang sedemikian banyak mengakibatkan hati terpatri dan pelakunya menjadi orang-orang yang tidak sadar bahwa ia melaksanakan keburukan. Sensitivitasnya terhadap dosa dan maksiat menghilang. ”Sekali-kali tdk (demikian), gotong royong apa yg selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (Al Muthaffifin: 14).
34. Maksiat juga mengakibatkan hilangnya ketajaman hati. Akibat sensitivitasnya hilang, kemaksiatan dipandang hal yang biasa dan wajar. Hati menjadi kebal dari rasa bersalah, lantaran menganggap kecil dan remeh kemaksiatan yang mereka lakukan.
Benarlah ungkapan yang menyatakan bahwa kemaksiatan sanggup menumbuhkan kemaksiatan yang sama, dan sebagian kemaksiatan bisa melahirkan kemaksiatan yang lain.
Ibnu Abbas berkata, ”Sesungguhnya kebaikan itu penyebab wajah bercahaya, hati bersinar, rezeki dilapangkan, dan dicintai oleh semua makhluk. Dan sesungguhnya kemaksiatan penyebab wajah hitam, hati gelap gulita, rezeki sempit, dan dibenci oleh semua makhluk.”
35, Kemaksiatan sanggup melemahkan perjalanan hati menuju kepada Allah dan perkampungan akhirat.
Kemaksiatan berakibat kerinduan untuk bertemu dengan Allah dan kesiapan diri untuk menyambut perkampungan akhirat, semakin sirna, dan berkembang menjadi ketakutan yang mencekam. Mereka tidak siap berjumpa dengan Allah dan kampung alam abadi lantaran merasa banyak dosa.
36. Melakukan maksiat semua urusannya akan menemui banyak hambatan, ”Sesungguhnya dikala saya bermaksiat kepada Allah, maka kutemukan hal yang demikian ini pada hewan (kendaraan) dan istriku.”
37.Kemaksiatan menciptakan perasaan rendah diri dalam berinteraksi antarmanusia, terutama dengan orang-orang yang saleh.
Abu Darda berkata, ”Hendaklah seorang di antara kau berhati-hati jangan hingga dirinya dikutuk oleh hati orang-orang beriman, padahal ia tidak menyadarinya.”
38. Kemaksiatan bisa menjatuhkan kewibawaan dan kemuliaan pelakunya, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. ”Dan siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya” (Al Hajj: 18).
39.Kemaksiatan bisa memadamkan api semangat yang membara yang terpendam di dalam hati.
Seseorang bisa menjadi pemalas, hilang gairah hidup dan tidak mempunyai semangat dalam kehidupan. Lihatlah mereka yang berkubang dalam candu atau obat-obat terlarang. Tidak tampak kegairahan hidup, justru mereka semakin lari dari kenyataan hidup.
40.Kemaksiatan sanggup menghilangkan rasa malu.
Apabila seseorang membiasakan diri dengan kemaksiatan, ia tidak lagi mempunyai rasa aib di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Pada awalnya ia melaksanakan deng an bersembunyi, namun seiring hilangnya rasa malu, kemaksiatan pun positif ditampakkan.
Semoga kita semua terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat dan Allah berikan kekuatan kepada kita untuk berada dalam kebenaran dan kebaikan yg dirahmati dan diredhai Allah Ta'aalaa. Aamiin....