Pengertian Dan Cerita Nabi Hud A.S

Ilusrasi Kisah Nabi Hud A.S - "Aad" ialah nama bapak suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat berjulukan "A...

A+ A-
 ialah nama bapak suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat berjulukan  Pengertian dan Kisah Nabi Hud A.S
Ilusrasi Kisah Nabi Hud A.S
- "Aad" ialah nama bapak suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat berjulukan "Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua setelah kaum Nabi Nuh serta populer dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercocok tanam untuk materi masakan mereka dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat karunia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan senang serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.

Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini ialah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama "Shamud" dan "Alhattar" dan itu yang disembah sebagai dewa mereka yang berdasarkan kepercayaan mereka sanggup memberi kebahagiaan, kebaikan dan laba serta sanggup menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang karam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah berdasarkan anggapan mereka ialah karunia dan kontribusi kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala ancaman dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.

Sebagai akhir dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, dimana nilai-nilai moral dan tabiat tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan adikara di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah citra masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka.

Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya

Sudah menjadi sunnah Allah semenjak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa bila hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalan lurus dan benar dan mencuci higienis jiwa insan dari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan akidah tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.

Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Diutuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan kuat populer semenjak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada gejala wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allah lah yang mencipta mereka semua dan mengkaruniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka buat sendiri. Mereka sebagai insan ialah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang sewaktunya sanggup mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.

Di terangkan oleh Nabi Hud bahwa dia ialah pesuruh Allah yang diberi kiprah untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang membuat mereka menghidupkan dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya daripada mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa bila mereka tetap menutup indera pendengaran dan mata mereka menghadapi permintaan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa karam dalam air bah akhir kecongkakan dan kesombongan mereka menolak pedoman dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.

Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa pedoman yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan budbahasa istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa heran bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang gres yang mereka tidak kenal dan tidak sanggup dimengertikan dan diterima oleh logika fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan aneka macam alasan dan tuduhan kosong terhadap diri dia serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya dengan kepala hambar dan penuh kesabaran.

Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud : "Wahai Hud ! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami ? Engkau ingin biar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah dewa mu yang tidak sanggup kami jangkau dengan pancaindera kami dan dewa yang berdasarkan kata kau tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada hukum nenek moyangmu dan jagan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan memebawa suatu agama gres yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya."

Wahai kaumku ! jawab Nabi Hud, Sesungguhnya Tuhan yang saya serukan ini kepada kau untuk menyembah-Nya walaupun kau tidak sanggup menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kau sanggup melihat dam mencicipi wujudnya dalam diri kau sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-gunungnya, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang semuanya sanggup bermanfaat bagi kau sebagai manusia. Dan menjadi kau sanggup menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kau sembah dan menundukkan kepala kau kepada-Nya. Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kau tidak sanggup menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia akrab daripada kau mengetahui segala gerak-gerik dan tingkah lakumu mengetahui isi hatimu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh insan dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kau buat, pahat dan ukir dengan tangan kau sendiri kemudian kau sembah sebagai dewa padahal ia suatu barang yang pasif tidak sanggup berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu bila kau tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak pedoman dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."

Wahai Hud ! jawab kaumnya, "Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami semenjak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berilmu sempit dan berfikiran dangkal ? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan gres kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat berdasarkan pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa heran dan tidak dpt mendapatkan oleh logika kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kau di atas seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang ialah seorang insan biasa menyerupai kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu ? Sungguh engkau berdasarkan anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sehat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek, hina dan cemo'ohkan."

Wahai kaumku ! jawab Nabi Hud, "Aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sehat tidak kurag sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kau pertuhankan itu tidak sanggup mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku, semenjak usang saya hidup di tengah-tengah kau bahawa saya tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kau tidak pernah terlihat pada diriku gejala ketidak wajaran perlakuanku atau gejala yang mewaspadai kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku ialah benar pesuruh Allah yang diberi amanat untuk memberikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan imbas pedoman Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu alasannya Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu usang terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kau kepada ku gunakanlah logika fikiran kau berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang membuat kau membuat langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, biar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kau dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kau akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kau dan dimintai bertanggung jawab atas segala perbuatan kau di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh menerima ganjaran baik dan yang hina dan jelek akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada kau dan dengan ini telah memperingati kau akan akhir yang akan menimpa kepada dirimu bila kau tetap mengingkari kebenaran dakwahku."

Kaum Aad menjawab: "Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah menerima kutukan tuhan-tuhan kami sehingga mengakibatkan fikiran kau kacau dan akalmu bermetamorfosis sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk logika bahwa bila kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan mendapatkan segala ganjaran atas segala amalan kami. Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami ? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan mengalah kepadamu dan mengikuti ajaranmu alasannya bayangan azab dan siksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancaman itu bila engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."

Baiklah ! jawab Nabi Hud, " Jika kau mewaspadai kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah dikala tibanya pembalasan Tuhan di mana kau tidak akan sanggup melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa saya telah memberikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya."

Pembalasan Allah Atas Kaum Aad

Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga mengakibatkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya menyerupai biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu ialah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah biar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari ancaman kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau percaya dan menganggap komitmen Nabi Hud itu ialah komitmen kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon proteksi dari tragedi alam yang mereka hadapi.

Tentangan mereka terhadap komitmen Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera menerima jawaban dengan datangnya pembalasan terhahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, alasannya dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan.
Melihat perilaku kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek : "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kau tetapi mega yang akan membawa kehancuran kau sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan dan kau ternanti-nanti untuk menerangkan kebenaran kata-kataku yang selalu kau sangkal dan kau dusta.

Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai suara gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir pulang kampung mencari perlindungan. Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama delapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh higienis kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.

Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah menerima proteksi Allah dari tragedi yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan damai seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan suara pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.
Setelah keadaan cuaca kembali damai dan tanah " Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya hingga ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga kini makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang tiba beramai-ramai dari sekitar tempat itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.


Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud, ayat 50 hingga 60, surah "Al-Mukminun" ayat 31 sehingga ayat 41, surah "Al-Ahqaaf " ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah "Al-Haaqqah" ayat 6 ,7 dan 8.


Pelajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S

Nabi Hud telah memberi teladan dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan andal penerangan agama. Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas usikan dan kata-kata berangasan mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang memperlihatkan bahawa dia sanggup menguasai emosinya dan tidak hingga kehilangan logika atau kesabaran.

Nabi Hud tidak murka dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi absurd dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan usikan itu dengan hanya menyampaikan : "Aku tidak absurd dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kau sembah tidak sanggup menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikitpun tetapi saya ini ialah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul saya ialah seorang penasehat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan biar kau terhindar dan selamat dari azab dan siksaan Allah di dunia maupun di akhirat."

Dalam berdialog dengan kaumnya. Nabi Hud selalu berusaha mengetuk hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, memakai logika dan fikiran yang sehat dengan memperlihatkan bukti-bukti yang sanggup diterima oleh logika mereka wacana kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah itu ialah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.

Baca Juga ( Nama 25 Nabi Dan Rasul Yang Wajib Diketahui )


Sebelum sobat meninggalkan catatan ini, bila merasa artikel ini bermanfaat silahkan dibagaikan kepada teman-teman, saudara/saudari ataupun yang lainnya baik di media umum ataupun secara eksklusif biar semua orang menjadi tahu, pintar, berilmu dan menambah pahala bagi sobat-sobat :-).

Related

NEW TOP 2914304419219965711

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item