Pengertian Dan Dongeng Nabi Nuh A.S

Ilustrasi Kisah Nabi Nuh - Nabi Nuh ialah nabi keempat setelah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya i...

A+ A-
Ilustrasi Kisah Nabi Nuh
- Nabi Nuh ialah nabi keempat setelah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya ialah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh mendapatkan wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul dimana biasanya insan secara berangsur-angsur melupakan aliran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melaksanakan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh tiba di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibentuk oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang sanggup membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan berdasarkan kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas insan itu diberinya nama-nama yang silih berganti berdasarkan kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka "Wadd" dan "Suwa" kadangkala "Yaguts" dan bila sudah bosan digantinya dengan nama "Yatuq" dan "Nasr".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya semoga melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda konkret akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh insan atas segala amalannya di dunia yaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan kiprah risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang-kadang dengan kata-kata yang tajam dan nada yang bernafsu bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan mendapatkan hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak sanggup mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terperinci dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt mendapatkan dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang berdasarkan sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tinggi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan perjuangan dakwah Nabi nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh :
"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai insan biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, pasti Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan insan biasa menyerupai engkau hanya sanggup diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya menyerupai para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka menyerupai sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu itu ialah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Coba agama yang engkau bawa dan ajaran-ajaran yang engkau sadarkan kepada kami itu betul-betul benar, pasti kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, mempunyai kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah gampang kami mendapatkan ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami wacana soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup, kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu wacana hal itu semuanya.A nggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau ialah pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab olok-olokan dan olok-olokan kaumnya :
"Adakah engkau mengira bahwa saya sanggup memaksa kau mengikuti ajaranku atau mengira bahwa saya mempunyai kekuasaan untuk menimbulkan kau orang-orang yang beriman jikalau kau tetap menolak permintaan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan alasannya ialah kedudukan dan harta benda yang kau miliki. Aku hanya seorang insan yang menerima amanat dan diberi kiprah oleh Allah untuk memberikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kau tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan mendapatkan agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk memilih hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk memberikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan siksaan-Nya di atas kau sekalian jikalau ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan siksa dan azab-Nya di dunia atau menangguhkannya hingga hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata :
"Wahai Nuh ! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kau dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu alasannya ialah kami tidak sanggup bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami sanggup mendapatkan satu agama yang menyamaratakan para darah biru dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin."

Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata :
"Risalah dan agama yang saya bawa ialah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai maupun yang bodoh, yang kaya maupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan daerah yang sama terhadap agama dan aturan Allah. Andai kata saya memenuhi pensyaratan kau dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang sanggup ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana saya hingga hati menjauhkan daripadaku orang-orang yang telah beriman dan mendapatkan dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kau menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kau menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah saya sanggup mempertanggungajawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa saya telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak masuk akal dan tidak sanggup diterima oleh nalar dan fikiran yang sehat. Sesungguhnya kau ialah orang-orang yang ndeso dan tidak berfikiran sehat.

Pada akhirnya, alasannya ialah merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan obrolan dengan beliau, maka berkatalah mereka : 
"Wahai Nabi Nuh ! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang pengecap dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati komitmen dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap mencurigai dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah memberikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat darjat insan yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang menempel pd para pembesar kaumnya dan medidik semoga mereka berkasih sayang, bersama-sama diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup usang itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan kaumnya untuk mengikuti dan mendapatkan dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melaksanakan tugasnya dengan segala daya usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, olok-olokan dan cercaan makian kaumnya, alasannya ialah ia mengharapkan akan tiba masanya di mana kaumnya akan sadar diri dan tiba mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahwa sinar keyakinan dan taqwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh aliran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jaganlah engkau bersedih hati alasannya ialah apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa impian Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah semoga menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala watu seraya berseru : "Ya Allah ! Jgnlah Engkau biarkan seorangpun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal diatas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jikalau Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain bawah umur yang berbuat maksiat dan bawah umur yang kafir menyerupai mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, alasannya ialah mereka itu akan mendapatkan eksekusi Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah mendapatkan perintah Allah untuk menciptakan sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan materi yang diharapkan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil daerah di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menuntaskan pembuatan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, semoga sanggup bekerja dengan damai tanpa gangguan lagi untuk menuntaskan pembuatan kapalnya namun ia tidak luput dari olok-olokan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui daerah kerja menciptakan kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan menyampaikan : "Wahai Nuh ! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul berdasarkan pengakuanmu, kenapa kini menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal. Dan kapal yang engkau buat itu di daerah yang jauh dari air ini ialah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke maritim ?" Dan lain-lain kata olok-olokan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan perilaku hirau taacuh dan tersenyum seraya menjawab : "Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jikalau kau sekarag mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kau dan akan kau ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan eksekusi Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan maritim pertama di dunia, Nabi Nuh mendapatkan wahyu dari Allah : "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat gejala daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi hingga mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada daerah berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang-kadang lemah lembut dan kadang-kadang ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya badan putera sulungnya yang berjulukan "Kan'aan" timbul karam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang mendapatkan eksekusi Allah itu. Pada ketika itu tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh bunyi hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya : Wahai anakku ! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah semoga engkau selamat dan terhindar dari ancaman maut yang engkau menjalani eksekusi Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras permintaan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang : "Biarkanlah saya dan pergilah, jauhilah aku, saya tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu saya akan sanggup menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."

Nuh menjawab : "Percayalah bahawa daerah satu-satunya yang sanggup menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang sanggup melepaskan diri dari eksekusi Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas janjkematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah : "Ya Tuhanku, bahwasanya puteraku itu ialah darah dagingku dan ialah bahagian dari keluargaku dan bahwasanya janji-Mu adalha komitmen benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa." Kepadanya Allah berfirman : "Wahai Nuh ! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, alasannya ialah ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah mendapatkan dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku sanggup engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani eksekusi yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan wacana sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau hingga tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

Nabi Nuh sadar segera setelah mendapatkan teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menimbulkan ia lupa akan komitmen dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sadar bahawa ia tersesat pada ketika ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari peristiwa banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru : "Ya Tuhanku saya berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga saya menanyakan sesuatu yang saya tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, pasti saya menjadi orang yang rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan aturan Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit "Judie" dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh : "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan obrolan Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa diatas mereka.

Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahwasanya hubungan antara insan yang terjalin alasannya ialah ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian ialah lebih dekat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin alasannya ialah ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia ialah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya alasannya ialah ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah sanggup difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud : "Sesungguhnya para mukmin itu ialah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud : "Tidaklah tepat keyakinan seseorang kecuali jikalau ia menyayangi saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri." Juga peribahasa yang berbunyi : "Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

Baca Juga ( Nama 25 Nabi Dan Rasul Yang Wajib Diketahui )


Sebelum sobat meninggalkan catatan ini, jikalau merasa artikel ini bermanfaat silahkan dibagaikan kepada teman-teman, saudara/saudari ataupun yang lainnya baik di media umum ataupun secara pribadi semoga semua orang menjadi tahu, pintar, cendekia dan menambah pahala bagi sobat-sobat :-).

Related

Sosial 2645600690935252828

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item