Kisah Nabi Luth Dan Kaum Sadum (Homoseks)

Nabi Luth ialah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang berjulukan Hasan bin Tareh ialah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beri...

A+ A-
Nabi Luth ialah anak saudara dari Nabi Ibrahim Kisah Nabi Luth dan Kaum Sadum (Homoseks)
Nabi Luth ialah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang berjulukan Hasan bin Tareh ialah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik hewan ternaknya berkembang biak sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak sanggup ditampung dalam daerah yang disediakan.

Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan hewan ternakan serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah daerah berjulukan Sadum.


Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat Sadum ialah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,rosak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang besar lengan berkuasa menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka ialah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.


Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, bila ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi bila pendatang itu seorang lelaki yang bermuka ganteng dan berparas bagus maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya bila si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.


Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang higienis ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahawa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meredhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan watak kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahawa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan berinfak soleh akan diganjar dengan syurga di alam abadi sedang yang melaksanakan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.

Allah SWT berfirman:

"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka: Mengapa kau tidak bertakwa? Sesungguhnya saya ialah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS. asy-Syu'ara: 160-163)

Dengan kelembutan dan kasih sayang semacam ini, Nabi Luth berdakwah kepada kaumnya. Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan melarang mereka untuk melaksanakan kejahatan dan kekejian. Namun dakwah dia berhadapan dengan hati yang keras dan jiwa yang sakit serta penolakan yang berasal dari kesombongan.

Kaum Nabi Luth melaksanakan banyak sekali kejahatan yang tidak biasa dilakukan oleh penjahat manapun. Mereka merampok dan berkhianat kepada sesama sobat serta berwasiat dalam kemungkaran. Bahkan catatan kejahatan mereka ditambah dengan kejahatan gres yang belum pernah terjadi di muka bumi. Mereka memadamkan potensi kemanusiaan mereka dan daya kreativiti yang ada dalam diri mereka. Yaitu kejahatan yang belum pernah dilakukan seseorang pun sebelum mereka di mana mereka bekerjasama seks dengan sesama kaum lelaki (homo seks).

Allah SWT berfirman:

"Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kau mengerjakan perbuatan keji itu sedang kau melihat(nya). Mengapa kau mendatangi pria untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kau ialah kaum yang tidak sanggup mengetahui (akibat perbuatanmu)." (QS. an-Naml: 54-55)

Nabi Luth memberikan dakwah kepada mereka dengan penuh ketulusan dan kejujuran, namun apa gerangan jawapan dari kaumnya:

"Maka tidak lain tanggapan kaumnya melainkan mengatakan: 'Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih.'" (QS. an-Naml: 56)

Mengapa mereka mengakibatkan sesuatu yang patut dipuji menjadi sesuatu yang tercela yang kemudian harus diusir dan dikeluarkan. Tampak bahawa jiwa kaum Nabi Luth benar-benar sakit dan mereka justru menganiaya diri mereka sendiri serta bersikap arogan terhadap kebenaran. Akhirnya, kaum lelaki cenderung kepada sesama jenis mereka, bukan malah cenderung kepada wanita. Sungguh asing ketika mereka menganggap kesucian dan kebersihan sebagai kejahatan yang harus disamakan. Mereka orang-orang yang sakit yang justru menolak ubat dan memeranginya. Tindakan kaum Nabi Luth menciptakan had dia bersedih. Mereka melaksanakan kejahatan secara terang-terangan di tempat-tempat mereka. Ketika mereka melihat seorang asing atau seorang musafir atau seorang tamu yang memasuki kota, maka mereka menangkapnya. Mereka berkata kepada Nabi Luth, "sambutlah tamu- tamu perempuan dan tinggalkanlah untuk kami kaum lelaki." Mulailah sikap mereka yang keji itu terkenal.

Nabi Luth memerangi mereka dalam jihad yang besar. Nabi Luth mengemukakan argumentasi. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berlalu, dan Nabi Luth terus berdakwah. Namun tak seorang pun yang mengikutinya dan tiada yang beriman kepadanya kecuali keluarganya, bahkan keluarganya pun tidak beriman semuanya. Isteri Nabi Luth kafir mirip isteri Nabi Nuh:

"Allah menciptakan isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang- orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang soleh di antara hamba-hamba Kami; kemudian kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak sanggup membantu mereka sedikit pun dari (seksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.'" (QS. at-Tahrim: 10)

Jika rumah ialah daerah istirahat yang di dalamnya seseorang mendapatkan ketenangan, maka Nabi Luth terseksa, baik di luar rumah mahupun di dalamnya. Kehidupan Nabi Luth dipenuhi dengan mata rantai penderitaan yang keras namun dia tetap sabar atas kaumnya. Berlalulah tahun demi tahun tetapi tak seorang pun yang beriman kepadanya, bahkan mereka mulai mengejek ajarannya dan menyampaikan apa saja yang ingin mereka katakan:

"Datangkanlah kepada kami azab Allah, bila kau termasuk orang- arang yang benar." (QS. al-'Ankabut: 29)

Ketika terjadi hal tersebut, Nabi Luth berputus asa kepada mereka dan ia berdoa kepada Allah SWT semoga menolongnya dan menghancurkan orang- orang yang menciptakan kerosakan. Akhirnya, para malaikat keluar dari daerah Nabi Ibrahim menuju desa Nabi Luth. Mereka hingga dikala Ashar. Mereka mencapai pagar-pagar Sudum. Sungai mengalir di tengah-tengah tanah yang penuh dengan tanaman yang hijau.

Sementara itu, anak perempuan Nabi Luth berdiri sedang memenuhi daerah airnya dari air sungai itu. Ia mengangkat wajahnya sehingga menyaksikan mereka. Ia tampak kehairanan melihat kaum lelaki yang mempunyai ketampanan yang mengagumkan. Salah seorang malaikat bertanya kepada anak kecil itu: "Wahai anak perempuan, apakah ada rumah di sini?" Ia berkata (saat itu ia mengingat kaumnya), "Hendaklah kalian tetap di situ sehingga saya memberitahu ayahku dan kemudian akan kembali pada kalian." Ia meninggalkan wadah airnya di sisi sungai dan segera menuju ayahnya.

"Ayahku, ada pemuda-pemuda yang ingin menemuimu di pintu kota. Aku belum pernah melihat wajah-wajah mirip mereka," kata anak itu dengan nada gugup. Nabi Luth berkata kepada dirinya sendiri: Ini ialah hari yang dahsyat. Beliau segera berlari menuju tamu-tamunya. Ketika Nabi Luth melihat mereka, dia mencicipi kehairanan yang luar biasa. Beliau berkata: "Ini ialah hari yang dahsyat." Beliau bertanya kepada mereka: "Dari mana mereka tiba dan apa tujuan mereka?" Mereka malah melongo dan justru memintanya untuk menjamu mereka." Nabi Luth tampak aib di hadapan mereka, kemudian dia berjalan di depan mereka sedikit kemudian dia berhenti sambil menoleh kepada mereka dan berkata: "Saya belum mengetahui kaum yang lebih keji di muka bumi ini selain penduduk negeri ini." Beliau menyampaikan demikian dengan maksud semoga mereka mengurungkan niat mereka untuk bermalam di negerinya. Namun mereka tidak peduli dengan ucapan Nabi Luth dan mereka tidak menawarkan komentar atasnya.

Nabi Luth kembali berjalan bersama mereka dan dia selalu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan wacana kaumnya. Nabi Luth memberitahu mereka bahawa penduduk desanya sangat jahat dan menghinakan tamu-tamu mereka. Di samping itu, mereka juga menciptakan kerosakan di muka bumi dan seringkali terjadi kontradiksi di dalam desanya. Pemberitahuan tersebut dimaksudkan semoga para tamunya membatalkan niat mereka untuk bermalam di desanya tanpa harus melukai perasaan mereka dan tanpa menghilangkan penghormatan pada tamu. Nabi Luth berusaha dan mengisyaratkan kepada mereka untuk melanjutkan perjalanannya tanpa harus mampir di negerinya. Namun tamu-tamu itu sangat menghairankan. Mereka tetap berjalan dalam keadaan diam. Ketika Nabi Luth melihat tekad mereka untuk tetap bermalam di kota, dia meminta kepada mereka untuk tinggal di suatu kebun sehingga tiba waktu Maghrib dan kegelapan menyelimuti segala penjuru kota. Nabi Luth sangat bersedih dan dadanya menjadi sempit. kerana rasa takutnya dan penderitaannya sehingga ia lupa untuk memberi mereka makanan. Kegelapan mulai menyelimuti kota. Nabi Luth menemani tiga tamunya itu berjalan menuju rumahnya. Tak seorang pun dari penduduk kota yang melihat mereka. Namun isterinya melihat mereka sehingga ia keluar menuju kaumnya dan memberitahu mereka kejadian yang dilihatnya. Kemudian tersebarlah isu dengan begitu cepat dan selanjutnya kaum Nabi Luth menemuinya. Allah SWT berfirman:

"Dan tatkala tiba utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya kerana kedatangan mereka, dan dia berkata: 'Ini ialah hari yang amat sulit.' Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergesa-gesa. Dan semenjak dahulu mereka selalu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang keji." (QS. Hud: 77-78)

Mulailah terjadi hari yang sangat keras. Kaum Nabi Luth bergegas menuju padanya. Nabi Luth bertanya pada dirinya sendiri: "Siapa gerangan yang memberitahu mereka?" Kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari isterinya namun ia tidak menemuinya. Maka bertambahlah kesedihan Nabi Luth.

Kaum Nabi Luth berdiri di depan pintu rumah. Nabi Luth keluar kepada mereka dengan penuh harap, bagaimana seandainya mereka diajak berfikir secara sehat? Bagaimana seandainya mereka diajak memakai fitrah yang sehat? Bagaimana seandainya mereka tergugah dengan kecenderungan yang sehat terhadap jenis lain yang Allah SWT ciptakan untuk mereka? Bukankah di dalam rumah mereka terdapat kaum wanita? Seharusnya wanitalah yang menjadi kecenderungan mereka, bukan malah mereka cenderung kepada sesama lelaki.

"Dia berkata: 'Hai kaumku, inilah puteri-puteri (negeriku) mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kau mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal." (QS. Hud: 78)

"Inilah puteri-puteri (negeriku)." Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut? Nabi Luth ingin berkata kepada mereka: "Di hadapan kalian terdapat wanita-wanita di bumi. Mereka lebih suci bagi kalian dalam bentuk kesucian jiwa dan fizik. Ketika kalian cenderung kepada mereka, maka kecenderungan itu merupakan pelaksanaan dari fitrah yang sehat." "Maka bertakwalah kalian kepada Allah." Nabi Luth berusaha menjamah jiwa mereka dari sisi takwa sehabis menjamahnya dari sisi fitrah. Bertakwalah kepada Allah SWT dan ingatlah bahawa Allah SWT mendengar dan melihat serta akan murka dan menyeksa orang-orang yang derhaka. Seharusnya orang yang bakir sehat menghindari murka- Nya.

"Dan janganlah kalian mencemarkan namaku terhadap tamuku ini." Ini ialah perjuangan gagal dari dia yang mencuba menggugah kemuliaan dan tradisi mereka sebagai orang Badwi yang harus menghormati tamu, bukan malah menghinakannya. "Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Tidakkah di antara kalian terdapat orang yang mempunyai fikiran yang sehat? Tidakkah di antara kalian terdapat pria yang berakal? Apa yang kalian inginkan bila memang terwujud, maka itu hakikat kegilaan. Akal ialah sarana yang sempurna bagi kalian untuk mengetahui kebenaran. Sesungguhnya perkara tersebut sangat terang kebenarannya bila kalian memperhatikan fitrah, agama, dan harga diri." Kaumnya menunggu hingga dia selesai dari nasihatnya yang singkat kemudian mereka tertawa terbahak-bahak. Kalimat Nabi Luth yang suci itu tidak bisa mengubah pendirian jiwa yang sakit, hati yang beku, dan fikiran yang bodoh:

"Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kau telah tahu bahawa kami tidak mempunyai impian terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kau tentu mengetahui apa yang bahwasanya kami kehendaki.'" (QS. Hud: 79)

Demikianlah tampak dengan terang bahawa kebenaran tersembunyi di balik pengkaburan, suatu hal yang diketahui oleh dunia semuanya. Mereka tidak menyampaikan kepadanya apa yang mereka inginkan kerana dunia mengetahuinya dan selanjutnya ia juga mengetahui, yakni instruksi yang jelek pada perbuatan yang buruk.

Nabi Luth mencicipi kesedihan dan kelemahannya di tengah-tengah kaumnya. Dengan murka Nabi Luth memasuki rumahnya dan menutup pintu rumahnya. Ia berdiri mendengarkan tertawa dan celaan serta pukulan terhadap pintu rumahnya. Sementara itu, orang-orang asing yang dijamu oleh Nabi Luth tampak duduk dalam keadaan damai dan terpaku. Nabi Luth mencicipi kehairanan dalam dirinya ketika melihat ketenangan mereka. Dan pukulan-pukulan yang ditujukan pada pintu semakin kencang. Mulailah kayu-kayu pintu itu tampak rosak dan lemah, kemudian Nabi Luth berteriak dalam keadaan kesal:

"Luth berkata: 'Seandainya saya mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau saya sanggup berlindung kepada keluarga yang besar lengan berkuasa (tentu saya lakukan).'" (QS. Hud: 80)

Nabi Luth berharap akan mendapatkan kekuatan sehingga sanggup melindungi para tamunya. Beliau mengharapkan seandainya terdapat benteng yang besar lengan berkuasa yang sanggup melindunginya, yaitu benteng Allah SWT yang di dalamnya para nabi dan kekasih-kekasih-Nya dilindungi. Berkenaan dengan hal itu, Rasulullah berkata dikala membaca ayat tersebut: "Allah SWT menurunkan rahmat atas Nabi Luth. Ia berlindung pada benteng yang kukuh." Ketika penderitaan mencapai puncaknya dan Nabi Luth mengucapkan kata-katanya yang terbang laksana burung yang putus asa, para tamunya bergerak dan tiba-tiba bangkit. Mereka memberitahunya bahawa ia benar-benar akan terlindung di bawah benteng yang kuat:

"Para utusan (malaikat) berkata: 'Hai Luth sesungguhnya kami ialah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-sekali mereka tidak akan sanggup mengganggu kamu." (QS. Hud: 81)

Jangan berkeluh kesah wahai Luth dan jangan takut. Kami ialah para malaikat, dan kaum itu tidak akan bisa menyentuhmu. Tiba-tiba pintu terbelah. Jibril bangun dan ia menunjuk dengan tangannya secara cepat sehingga kaum itu kehilangan matanya. Lalu mereka tampak serampangan di dalam dinding dan mereka keluar dari rumah dan mereka menerka bahawa mereka memasukinya. Jibril as menghilangkan mata mereka.

Allah SWT berfirman:

"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), kemudian kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38)

Para malaikat menoleh kepada Nabi Luth dan memerintahkan kepadanya untuk membawa keluarganya di tengah malam dan keluar. Mereka mendengar bunyi yang sangat mengerikan dan akan menggoncangkan gunung. Seksa apa ini? Ini ialah seksa dari bentuk yang aneh. Para malaikat memberitahunya bahawa isterinya termasuk orang-orang yang menentangnya. isterinya ialah seorang kafir mirip mereka, sehingga bila turun azab kepada mereka, maka ia pun akan menerimanya.

Keluarlah wahai Luth kerana keputusan Tuhanmu telah ditetapkan. Nabi Luth bertanya kepada malaikat: "Apakah kini akan turun azab kepada mereka?" Para malaikat memberitahunya bahawa mereka akan terkena azab pada waktu Subuh. Bukankah waktu Subuh itu sangat dekat?

Allah berfirman SWT:

"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kau di final malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali isterimu Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka kerana sesungguhnya dikala jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81)

Nabi Luth keluar bersama bawah umur perempuannya dan isterinya. Mereka keluar di waktu malam. Dan tibalah waktu Subuh. Kemudian datanglah perintah Allah SWT:

"Maka tatkala tiba azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan watu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang- orang yang lalim. " (QS. Hud: 82-83)


Para ulama berkata: "Jibril menghancurkan dengan ujung sayapnya tujuh kota mereka. Jibril mengangkat semuanya ke langit sehingga para malaikat mendengar bunyi ayam-ayam mereka dan gonggongan anjing mereka. Jibril membalikkan tujuh kota itu dan menumpahkannya ke bumi. Saat terjadi kehancuran, langit menghujani mereka dengan batu- watu dari neraka Jahim. Yaitu batu-batu yang keras dan besar lengan berkuasa yang tiba silih berganti. Neraka Jahim terus menghujani mereka sehingga kaum Nabi Luth musnah semuanya. Tiada seorang pun di sana. Semua kota- kota hancur dan ditelan bumi sehingga terpancarlah air dari bumi. Hancurlah kaum Nabi Luth dan hilanglah kota-kota mereka. Nabi Luth mendengar suara-suara yang mengerikan. isterinya melihat sumber bunyi dan dia pun musnah."

Allah SWT berfirman wacana kota-kota Luth:

"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. " (QS. adz-Dzariyat: 35-37)

"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS. al-Hijr: 76)


"Dan sesungguhnya kau (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kau tidak memikirkannya." (QS. ash-Shaffat: 137-138)

Yakni ia ialah bukti kekuasaan Allah SWT yang zahir. Para ulama berkata: "bahawa kota-kota yang tujuh menjadi danau yang asing di mana airnya asin dan deras airnya lebih besar dari derasnya air bahari yang asin. Dan di dalam danau ini terdapat batu-batu tarnbang yang mencair. Ini mengisyaratkan bahawa batu-batu yang ditimpakan pada kaum Nabi Luth ibarat butiran-butiran api yang menyala. Ada yang menyampaikan bahawa danau yang kini berjulukan al-Bahrul Mayit yang terletak di Palestina ialah kota-kota kaum Nabi Luth."

Tamatlah riwayat kaum Nabi Luth dari bumi. Akhirnya, Nabi Luth menemui Nabi Ibrahim. Beliau menceritakan isu wacana kaumnya. Beliau hairan ketika mendengar bahawa Nabi Ibrahim juga mengetahuinya. Nabi Luth terus melanjutkan misi dakwahnya di jalan Allah s.w.t mirip Nabi Ibrahim. Mereka berdua tetap membuatkan Islam di muka bumi.


Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah "Al- Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya.

Related

Sosial 8523473252911020685

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item