Bolehkah Mengkafankan Mayit Dengan Kain Berwarna ?
Dalam hal mengkafankan mayat/jenazah, Ibnu Abbas meriwayatkan sebagai berikut : Bahwasannya Nabi Saw. Bersabda: Pakailah yang putih dari p...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/02/bolehkah-mengkafankan-mayit-dengan-kain.html
Dalam hal mengkafankan mayat/jenazah, Ibnu Abbas meriwayatkan sebagai berikut :
Bahwasannya Nabi Saw. Bersabda: Pakailah yang putih dari pakaian-pakaian kamu, alasannya ialah ialah sebaik-baik pakaian kamu, dan kafankanlah orang-orang yang mati daripada kamu.
Jika kita hanya berpegang dengan riwayat diatas seolah-olah mengkafankan dengan kain berwarna putih ialah suatu kewajiban, tetapi pada riwayat lain dinyatakan:
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ash Shabah Al Bazzaz, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abdul Karim, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin 'Aqil bin Ma'qil dari ayahnya dari Wahb bin Munabbih dari Jabir ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian meninggal dalam keadaan memiliki sesuatu (harta) maka hendaknya ia dikafani dengan hibarah."
Yang dimaksud kain hibarah itu ialah kain berwarna yang biasa digunakan materi pakaian wanita. Waaupun hadist diatas hanya merupakan hadist hasan, tetapi isinya mengisyaratkan bahwa mengkafan dengan kain berwarna adalah boleh.
Yang penting, Ketika mengkafankan mayat itu kita harus berpegang pada hadits dibawah ini.
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari Abu Az Zubair bahwa ia mendengar Jabir bin Abdullah, menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa dia berkhutbah pada suatu hari. Kemudian dia ingat kepada salah seorang sahabatnya yang meninggal dan dikafani pada kafan yang tidak tepat dan dikuburkan pada malam hari. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang dikubur pada malam hari sampai ia dishalatkan kecuali seseorang terpaksa melaksanakan hal tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, hendaknya ia mengkafani dengan baik."
Kesimpulan :
Kain berwarna (bukan putih) boleh dijadikan kafan. Mengkafan dengan kain putih hanya anjuran/sunnah.
Bahwasannya Nabi Saw. Bersabda: Pakailah yang putih dari pakaian-pakaian kamu, alasannya ialah ialah sebaik-baik pakaian kamu, dan kafankanlah orang-orang yang mati daripada kamu.
Jika kita hanya berpegang dengan riwayat diatas seolah-olah mengkafankan dengan kain berwarna putih ialah suatu kewajiban, tetapi pada riwayat lain dinyatakan:
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ الْبَزَّازُ حَدَّثَنَا إِسْمَعيِلُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْكَرِيمِ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَقِيلِ بْنِ مَعْقِلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَهْبٍ يَعْنِي ابْنَ مُنَبِّهٍ
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تُوُفِّيَ أَحَدُكُمْ فَوَجَدَ شَيْئًا فَلْيُكَفَّنْ فِي ثَوْبٍ حِبَرَةٍ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ash Shabah Al Bazzaz, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abdul Karim, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin 'Aqil bin Ma'qil dari ayahnya dari Wahb bin Munabbih dari Jabir ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian meninggal dalam keadaan memiliki sesuatu (harta) maka hendaknya ia dikafani dengan hibarah."
Yang dimaksud kain hibarah itu ialah kain berwarna yang biasa digunakan materi pakaian wanita. Waaupun hadist diatas hanya merupakan hadist hasan, tetapi isinya mengisyaratkan bahwa mengkafan dengan kain berwarna adalah boleh.
Yang penting, Ketika mengkafankan mayat itu kita harus berpegang pada hadits dibawah ini.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ خَطَبَ يَوْمًا فَذَكَرَ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِهِ قُبِضَ فَكُفِّنَ فِي كَفَنٍ غَيْرِ طَائِلٍ وَقُبِرَ لَيْلًا فَزَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْبَرَ
الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهِ إِلَّا أَنْ يَضْطَرَّ إِنْسَانٌ إِلَى ذَلِكَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَفَّنَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحْسِنْ كَفَنَهُ
Kesimpulan :
Kain berwarna (bukan putih) boleh dijadikan kafan. Mengkafan dengan kain putih hanya anjuran/sunnah.