Doa Dan Amalan, Lakukan 5 Amalan Ini Ketika Gerhana, Maka Allah Berikan Pahala Yang Besar
asalbagikan - Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada 9 Maret mendatang. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang sanggup menyak...

https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/doa-dan-amalan-lakukan-5-amalan-ini.html
asalbagikan - Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada 9 Maret mendatang. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang sanggup menyaksikan fenomena langka ini. GMT akan melewati Sumatera, sisi selatan Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Daerah yang akan dilalui GMT sekarang bersiap menyambut persitiwa astronomi tersebut. Mulai dari agresi bersih-bersih, hingga banyak sekali atraksi yang sudah disiapkan untuk menyambut gerhana.
1. Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda terkait dengan insiden gerhana. Rasul menjelaskan bahwa perihal banyak pesan tersirat dibalik insiden tersebut. Dalam hadis riwayat Bukhori-Muslim Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan ialah dua dari gejala kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah alasannya maut seseorang atau kehidupannya. Maka jikalau kau melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan shalatlah.” (Bukhori-Muslim)
2. Mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid
Amalan lain yang sanggup dilakukan dikala terjadi gerhana ialah salat berjamaah di masjid. Rasulullah SAW selalu melaksanakan hal demikian dikala terjadi gerhana.
Salah satu dalil yang memperlihatkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah sebetulnya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari kemudian terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang bersahabat dengan masjid), kemudian dia bangkit dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan pedoman Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ialah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih sempurna dilaksanakan di tanah lapang semoga nanti lebih gampang melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)
Namun, salat berjamaah di masjid bukanlah syarat. Mereka yang tidak sempat ke masjid sanggup melakukannya di rumah. Karena Rasulullah SAW memerintahkan umatnya semoga salat setiap melihat gerhana.
“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)
3. Wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum laki-laki di masjid
Ternyata kaum perempuan juga boleh ikut salat bersama dengan kaum laki-laki dikala terjadi gerhana. Dari Asma` binti Abu Bakr, dia berkata,
“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu insan tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut bangkit untuk melaksanakan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah kemudian memperlihatkan aba-aba untuk menyampaikan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)
4. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah
Saat terjadi gerhana, maka muslim diisyaratkan untuk memanggil muslim yang lain semoga menunaikan salat gerhana. Namun berbeda dengan adzan biasanya, ajakan salat gerhana hanya berlafadz Ash Shalatu. Jami’ah’ Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan bahwa pada masa Rasulullah pernah terjadi gerhana.
“Beliau kemudian mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi kemudian maju dan bertakbir. Beliau melaksanakan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901).
5. Berkhutbah sesudah shalat gerhana
Amalan selanjutnya yang sanggup dilakukan dikala terjadi gerhana ialah berkhutbah sesudah salat gerhana. Dari Aisyah, dia menuturkan bahwa sesudah salat gerhana dan matahari mulai tampak, maka Rasulullah SAW pribadi bangkit dan berkhotbah di hadapan orang banyak, dia memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan ialah dua tanda di antara gejala kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi alasannya maut seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Sumber: Infoyunik.com
Daerah yang akan dilalui GMT sekarang bersiap menyambut persitiwa astronomi tersebut. Mulai dari agresi bersih-bersih, hingga banyak sekali atraksi yang sudah disiapkan untuk menyambut gerhana.
![]() |
Sumber: Infoyunik.com |
Dalam Islam, gerhana bukan semata-mata fenomena alam dan insiden antariksa, namun, sarat dengan nuansa religius. Bahkan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya semoga melaksanakan amalan ini ketika gerhana terjadi. Apa saja amalannya? Berikut ulasannya.
1. Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda terkait dengan insiden gerhana. Rasul menjelaskan bahwa perihal banyak pesan tersirat dibalik insiden tersebut. Dalam hadis riwayat Bukhori-Muslim Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan ialah dua dari gejala kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah alasannya maut seseorang atau kehidupannya. Maka jikalau kau melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan shalatlah.” (Bukhori-Muslim)
2. Mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid
Amalan lain yang sanggup dilakukan dikala terjadi gerhana ialah salat berjamaah di masjid. Rasulullah SAW selalu melaksanakan hal demikian dikala terjadi gerhana.
Salah satu dalil yang memperlihatkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah sebetulnya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari kemudian terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang bersahabat dengan masjid), kemudian dia bangkit dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan pedoman Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ialah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih sempurna dilaksanakan di tanah lapang semoga nanti lebih gampang melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)
Namun, salat berjamaah di masjid bukanlah syarat. Mereka yang tidak sempat ke masjid sanggup melakukannya di rumah. Karena Rasulullah SAW memerintahkan umatnya semoga salat setiap melihat gerhana.
“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)
3. Wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum laki-laki di masjid
Ternyata kaum perempuan juga boleh ikut salat bersama dengan kaum laki-laki dikala terjadi gerhana. Dari Asma` binti Abu Bakr, dia berkata,
“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu insan tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut bangkit untuk melaksanakan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah kemudian memperlihatkan aba-aba untuk menyampaikan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)
4. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah
Saat terjadi gerhana, maka muslim diisyaratkan untuk memanggil muslim yang lain semoga menunaikan salat gerhana. Namun berbeda dengan adzan biasanya, ajakan salat gerhana hanya berlafadz Ash Shalatu. Jami’ah’ Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan bahwa pada masa Rasulullah pernah terjadi gerhana.
“Beliau kemudian mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi kemudian maju dan bertakbir. Beliau melaksanakan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901).
5. Berkhutbah sesudah shalat gerhana
Amalan selanjutnya yang sanggup dilakukan dikala terjadi gerhana ialah berkhutbah sesudah salat gerhana. Dari Aisyah, dia menuturkan bahwa sesudah salat gerhana dan matahari mulai tampak, maka Rasulullah SAW pribadi bangkit dan berkhotbah di hadapan orang banyak, dia memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan ialah dua tanda di antara gejala kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi alasannya maut seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Sumber: Infoyunik.com