Belajar Ihwal Bantulah Kesulitan Orang Lain, Allah Akan Mudahkan Urusan Kita
Bantulah Kesulitan Orang Lain, Allah akan Mudahkan Urusan Kita Oleh Himler Usman سْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/belajar-ihwal-bantulah-kesulitan-orang.html
Bantulah Kesulitan Orang Lain, Allah akan Mudahkan Urusan Kita
Oleh Himler Usman
سْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
" Dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan bahu-membahu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kau kepada Allah, sebetulnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS.Al-Maidah : 2 )
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa juga berfirman yang artinya :
" Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā: sebetulnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..[QS. at-Taubah :71]
Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam yg artinya : bersabda,
" Siapa saja yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari selesai zaman kelak.
Dan siapa saja yang menunjukkan akomodasi (membantu) kepada orang yang kesusahan, pasti Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat.
Dan siapa saja yang menutup malu orang muslim , pasti Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama ia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Berdasarkan hadis shahih di atas, mari kita urai dan tinjau biar mendapat makna dan rumusan biar urusan ujian insan maupun bisnis muslim ini sanggup melibatkan dan tertolong oleh sumbangan Allah, sebagai berikut :
“Siapa saja yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari selesai zaman kelak”
Siapa sih insan yang tidak mengalami ujian dan cobaan dalam kehidupannya. Apalagi dalam menjalankan bisnis, ujian naik turun itu menjadi suatu hal yang berulang terjadinya. Ketahuilah setiap hamba Allah pasti mengalami masalah, mengalami kedukaan maupun kesukacitaan , tidak ada satupun yang terlepas dari seleksi Allah. Ujian dan cobaan kepada hamba Allah tersebut untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya.
Justru berdasarkan hadist di atas, dan itu yakni sunnah Allah, dikala kita mengalami kesulitan dan kesusahan dalam menghadapi ujian kehidupan, dan kita berharap sekali untuk diangkat kesulitan oleh Allah, justru salah satu solusinya yakni dengan membantu dan menuntaskan kesusahan hamba yang lain. konsep ini sangat sulit dipahami dengan ilmu keduniaan, apalagi ilmu matematis. tapi inilah aturan Allah, inilah sunnatuLlah. inilah cara biar Allah terlibat! Mulailah dengan cara ini, pasti permasalahan perekonomian umat akan tuntas.
Sahabatku.....
Ingatlah sebuah referensi positif yang pernah diabadikan dalam dongeng sobat Abdurrahman bin Auf ra dengan dipersaudarakan Saad bin Rabi ra dari Madinah.
Berkatalah Saad kepada Abdurrahman, Wahai saudaraku, saya yakni penduduk madinah yang kaya raya. Silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah, dan saya memiliki dua isteri, pilihlah salah satu yang berdasarkan anda lebih menarik,dan akan saya ceraikan ia supaya anda sanggup memperisterinya.
Jawab Abdurrahman bin Auf, “Semoga Allah memberkati anda, isteri anda dan harta anda. Tunjukkanlah jalan menuju pasar.”
Kemudian Abdurrahman menuju pasar, membeli, berdagang dan mendapat untung besar, ketahuilah Allah terlibat! Allah berkahi saling tolong menolong tersebut, saling mendahulukan kepentingan saudaranya.
Pada suatu hari ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, “Wahai Ibnu Auf, anda termasuk golongan orang kaya, dan anda akan masuk nirwana secara perlahan lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah jalan anda,” sejak ia mendengar nasehat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tersebut, ia mengadakan pinjaman yang baik, maka Allah pun memberi ganjaran padanya dengan berlipatganda.
Ibnu Auf yakni seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka dengan menyimpannya. Ia mengumpulkannya dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi ia tidak menikmati sendirian, keluarga, kerabat saudara dan masyarakat pun ikut menikmatinya. Karena begitu luas pemberian serta pertolongannya, orang orang madinah pernah berkata: “seluruh penduduk madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya kepada mereka, sepertiganya dipakai untuk membayar hutang hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”
Mereka saling mendahulukan kepentingan saudaranya, Allah bukakan keberkahan, Allah bukakan peluang menguasai ekonomi ummat, Pasar Madinah yang tadinya dikuasai yahudi berpindah ke tangan muslimin, berawal dari perilaku bahu-membahu (ta’awun) sesama muslimin, bermula dari saling memecahkan problem saudaranya, menjadi penguasa ekonomi ketika itu, inilah aturan Allah, inilah sunnatullah.
Tolonglah sudara kita fil islam yang sedang kesulitan…. ini yakni langkah awal menuju kejayaan dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin....
Semoga uraian sederhana ini ada manfa'atnya. Aamiin...