Apa yang di maksud dengan Pengalaman Spiritual
Pengertian Pengalaman Spiritual - Spiritual merupakan esensi dari sebuah ilmu seni, filsafat, agama dan sastra. Semua berasal darinya, la...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/apa-yang-di-maksud-dengan-pengalaman.html
Pengertian Pengalaman Spiritual - Spiritual merupakan esensi dari sebuah ilmu seni, filsafat, agama dan sastra. Semua berasal darinya, lantaran itu sifat sepiritulitas ialah merupakan basis dari semua pengetahuan. Apabila seseorang mereduksi asal-usul ilmu kedokteran, matematika, kimia, fisika, biologi, maupun ilmu-ilmu lainya, yang ketika ini berubah menjadi ilmu murni.
Maka beliau akan menemukan sebetulnya semua bersumber dari intuisi. Masyarakat luas sering berfikir dan terjebak pada pemahaman bahwa kaum penganut spiritual ialah merupakan seseorang pemimpin, orang yang bertindak praktis, orang yang tidak mempunyai perangkat pengetahuan.
Hal ini desebabkan tidak semua orang mengetahui bagian-bagian Ilahi dari gerak hati yang merealisasikan kehendak sang Ilahi. Walaupun gerak hati sepanjang hidup insan berasal dari dalam batin, mengetahui hal tersebutlah, yang menciptakan gerak lanngkahnya bersifat Ilahi. Oleh lantaran itu mistifikasi tasawuf dekat sekali hubunganya dengan kajian pengalaman keagamaan yang mempunyai karakteristik spiritualitas, sehingga sepiritualitas akan mempertanyakan bentuk pada prilaku dan gerak hati tersebut, sebagai sebuah lisan jiwa (soul) dari makhluk Tuhan paling mulia yang berjulukan manusia.
Spiritual juga harus mengacu pada nilai-nilai kemanusiaan yang non material, ibarat keindahan, kebaikan, kebenaran, kecintaan, belas kasih, dan kesucian. Terasa kepekaan pada perasaan dan emosi-emosi religius yang estetik.
Adapun subyek materi spiritual itu sendiri ialah perhatian khusu terhadap alam “keabadian” sekaligus materi komparasi dalam konteks yang global terhadap fenomena kekinian. Spiritual juga menjadi suatu penanda uneversalitas dalam hal mencari petunjuk , dan arti sebagai pembatas tingkatanya untuk memahami spiritualitas.
Pertama, spiritual sebagai pengalaman hidup praxis, dalam sebuah agama dianggap sebagai kepatuhan terhadap akidah yang diyakininya. Kedua, spiritual sebagai sebuah pembelajaran yang menanamkan dan menyebarkan hal-hal yang bersifat praxis tersebut sekaligus sebagai petunjuk hidup. Ketiga, spiritual sebagai sesuatu yang sistematik.
Makna sesungguhnya dari kehidupan spiritual bukan hanya hidup dengan badan, tetapi hidup dengan hati, dengan jiwa. Lantas, mengapa orang biasa tidak menjalani kehidupan spiritual jikalau ia mempunyai hati dan jiwa, Sebab hatinya belum manyadarinya, ia belum menyadari jiwanya.
Bangunan spiritual ialah elemen yang sangat penting dan mendasar. Ia menjadi fondasi makna kehidupan. Tanpa bangunan spiritual yang kokoh, kehidupan seseorang menjadi hampa, kosong limbung, bahkan bagaikan terpenjara. Ia menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa makna.
Hujjatul islam, Abu Hamid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad al-ghozali, dalam kitabnya, Ihya` ulumuddin menjelaskan, bahwa kesadaran insan terletak pada hatinya. Lebih lanjut, hati insan itu mempunyai dua macam kesadaran, yaitu alam empiris (alam syahadah) dan kesadaran alam metafisis (alam malakut).
Pada alam empiris, hati insan bisa merespon semua gosip yang diberikan oleh panca indra (al-khawwas). Sedangkan pada alam malakut, hati insan bergabung lansung dengan lauh mahfudz dan alam malaikat, baik melalui inspirasi maupun mimpi.
Spiritual berasal dari dalam, hasil dari pengenalan, penyadaran, dan penghormatan serta spiritual sanggup didefinisikan menjadi tujuh cuilan : Berserah Diri, Kasih, Tak Terbatas, Pikiran Kosong, Murah Hati, Keterhubungan, dan Ceria. Ini mengatakan bahwa spiritual tidak terbatas pada agama apapun.
Spirit ialah jiwa Tuhan dalam diri kita dan apapun yang menarik pikiran keluar bersifat tidak sepiritual dan apapun yang menarik pikiran kedalam bersifat spiritual. Kunci pemahaman spiritualitas ialah konsep perihal dunia lahir dan batin ini satu dunia, namun dua aspek unik keberadaan manusia.
Maka beliau akan menemukan sebetulnya semua bersumber dari intuisi. Masyarakat luas sering berfikir dan terjebak pada pemahaman bahwa kaum penganut spiritual ialah merupakan seseorang pemimpin, orang yang bertindak praktis, orang yang tidak mempunyai perangkat pengetahuan.
Hal ini desebabkan tidak semua orang mengetahui bagian-bagian Ilahi dari gerak hati yang merealisasikan kehendak sang Ilahi. Walaupun gerak hati sepanjang hidup insan berasal dari dalam batin, mengetahui hal tersebutlah, yang menciptakan gerak lanngkahnya bersifat Ilahi. Oleh lantaran itu mistifikasi tasawuf dekat sekali hubunganya dengan kajian pengalaman keagamaan yang mempunyai karakteristik spiritualitas, sehingga sepiritualitas akan mempertanyakan bentuk pada prilaku dan gerak hati tersebut, sebagai sebuah lisan jiwa (soul) dari makhluk Tuhan paling mulia yang berjulukan manusia.
Apa yang di maksud dengan Pengalaman Spiritual
Pengalaman spiritual bisa juga disebut sebagai pengalaman keagamaan. Istilah “spiritual” ini berasal dari bahasa Inggris “Spiritual” latin, spiritual dari spiritus (ruh) yang berarti immaterial tidak jasmani, terdiri dari ruh. Mengacu kemampuan lebih tinggi (mental, intelektual, estetik religius), dan nilai-nilai pikiran.Spiritual juga harus mengacu pada nilai-nilai kemanusiaan yang non material, ibarat keindahan, kebaikan, kebenaran, kecintaan, belas kasih, dan kesucian. Terasa kepekaan pada perasaan dan emosi-emosi religius yang estetik.
Adapun subyek materi spiritual itu sendiri ialah perhatian khusu terhadap alam “keabadian” sekaligus materi komparasi dalam konteks yang global terhadap fenomena kekinian. Spiritual juga menjadi suatu penanda uneversalitas dalam hal mencari petunjuk , dan arti sebagai pembatas tingkatanya untuk memahami spiritualitas.
Cara Memahami Tentang Spiritual
Pertama, spiritual sebagai pengalaman hidup praxis, dalam sebuah agama dianggap sebagai kepatuhan terhadap akidah yang diyakininya. Kedua, spiritual sebagai sebuah pembelajaran yang menanamkan dan menyebarkan hal-hal yang bersifat praxis tersebut sekaligus sebagai petunjuk hidup. Ketiga, spiritual sebagai sesuatu yang sistematik.Makna sesungguhnya dari kehidupan spiritual bukan hanya hidup dengan badan, tetapi hidup dengan hati, dengan jiwa. Lantas, mengapa orang biasa tidak menjalani kehidupan spiritual jikalau ia mempunyai hati dan jiwa, Sebab hatinya belum manyadarinya, ia belum menyadari jiwanya.
Pengalaman Spiritual |
Bangunan spiritual ialah elemen yang sangat penting dan mendasar. Ia menjadi fondasi makna kehidupan. Tanpa bangunan spiritual yang kokoh, kehidupan seseorang menjadi hampa, kosong limbung, bahkan bagaikan terpenjara. Ia menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa makna.
Hujjatul islam, Abu Hamid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad al-ghozali, dalam kitabnya, Ihya` ulumuddin menjelaskan, bahwa kesadaran insan terletak pada hatinya. Lebih lanjut, hati insan itu mempunyai dua macam kesadaran, yaitu alam empiris (alam syahadah) dan kesadaran alam metafisis (alam malakut).
Pada alam empiris, hati insan bisa merespon semua gosip yang diberikan oleh panca indra (al-khawwas). Sedangkan pada alam malakut, hati insan bergabung lansung dengan lauh mahfudz dan alam malaikat, baik melalui inspirasi maupun mimpi.
Spiritual berasal dari dalam, hasil dari pengenalan, penyadaran, dan penghormatan serta spiritual sanggup didefinisikan menjadi tujuh cuilan : Berserah Diri, Kasih, Tak Terbatas, Pikiran Kosong, Murah Hati, Keterhubungan, dan Ceria. Ini mengatakan bahwa spiritual tidak terbatas pada agama apapun.
Spirit ialah jiwa Tuhan dalam diri kita dan apapun yang menarik pikiran keluar bersifat tidak sepiritual dan apapun yang menarik pikiran kedalam bersifat spiritual. Kunci pemahaman spiritualitas ialah konsep perihal dunia lahir dan batin ini satu dunia, namun dua aspek unik keberadaan manusia.