Belajar Ihwal Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan ‘Ulum Al-Quran

Oleh Syaiful Anwar KATA PENGANTAR Segala puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia - Nya ya...

A+ A-
Oleh Syaiful Anwar


KATA PENGANTAR

Segala puji sukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia - Nya yang selalu tercurahkan kepada kita.

Sholawat serta salam kita tujukan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa'atnya di yaaumul akhir.

Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi kiprah mata kuliah “’Ulum al-Qur’an”, juga dimaksudkan untuk menawarkan wawasan kepada pembaca untuk lebih mengetahui wacana segala sesuatu mengenai “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulum al-Qur’an”.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan. Olehkarena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pambaca demi kebaikan dan kesempurnaan yang selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat dan berkhasiat bagi kita semua.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Al-Qur’an yaitu sumber aturan Islam yang pertama.Sehingga kita hendaknya harus sanggup memahami wacana kandungan di dalamnya. Al-Qur’an dengan huruf-hurufnya, bab-babnya, surat-suratnya dan ayat-ayatnya yang sama di seluruh dunia. Andaikata Ia bukan dari Allah Swt, tentu terdapat perbedaan yang banyak.

Oleh lantaran itu kita sebagai umat Islam harus benar-benar mengetahui kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari banyak sekali aspek.‘Ulumul Qur’an yaitu salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam memahami kandungan Al-Qur’an.

Selain memahami Al-Qur’an kita juga perlu tau mengetahui bagaimana perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an dan siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi pendongkrak munculnya ‘Ulum Al-Qur’an.Secara tidak eksklusif pemikiran merekalah yang mengilhami kita dalam memahami Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Al-Qur’an ?
2. Kapan muncul istilah ‘Ulum Al-Qur’an ?
3. Apa saja pembagian  dan cabang-cabang ‘Ulum Al-Qur’an?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an

‘Ulum Al-Qur’an merupakan ilmu yang melalui proses pertumbuhan dan perkembangan yang panjang. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an sanggup dibagi dalam beberapa fase, yaitu :

1. Masa Rasulullah (Muhammad saw)

Malaikat jibril turun menemui Nabi Muhammad saw di gua Hira’ dengan membawa wahyu dari Allah swt. (sebagian dari surat al-‘Alaq), kemudian Nabi pulang ke rumahnya dan menemui istrinya, Siti Khadijah. Nabi memberitahukan kejadian yang dialami di dalam gua, dan dia membacakan kepada Khadijah ayat-ayat yang dihafalnya.

Ketika Allah swt.memerintahkan Nabi Muhammad saw. semoga melaksanakan secara terang-terangan terhadap apa yang diperintahkan, semoga mempublikasikan da’wah Islam, maka Nabi melaksanakan perintah tersebut. Kemudian dia mengajak umat insan untuk masuk Islam, yakni mendapatkan Islam sebagai agamanya dan juga mendapatkan Al-Qur’an.

Dengan demikian, kita sanggup mengetahui bahwa ‘Ulum Al-Qur’an telah tumbuh semenjak waktu permulaan berkembangnya agama Islam.Hal ini dikarenakan adanya penghafalan, penyalinan, dan penafsiran, yang kesemuanya termasuk ilmu-ilmu Al-Qur’an yang sangat penting.Akan tetapi istilah ‘Ulum Al-Qur’an belum dikenal pada masa ini dan belum dibukukan. 


2. Masa Sahabat

Pada masa sahabat, dalam pembelajaran Al-Qur’an (‘Ulum Al-Qur’an) sangat baik secara lisan, walaupun pada masa itu Al-Qur’an belum dibukuan. Hal ini dikarenakan adanya sebab-sebab tertentu, antara lain :

- Apabila ada dilema dalam memahami Al-Qur’an mereka eksklusif menanyakan pada Rasulullah.
- Mayoritas para sahabat adalah  ummi(tidak bisa membaca dan menulis).
- Alat-alat tulis tidak banyak terdapat dikalangan mereka.
- Rasulullah melarang mereka untuk menulis selain Al-Qur’an, lantaran dikhawatirkan Al-Qur’an akan bercampur dengan yang lain. 

رَوَى مُسْلِمٌ عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْ رِى, اَنَّ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا تَكْتُبُوْا عَنِّي, وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ القُرْاَنِ فَلْيَمْحُهُ, وَحَدَّ ثُوْا عَنِّي وَلَا حَرَجَ, وَمَنْ كَذَّ بَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّا مُقْعَدَهُ مِنَ النَّا رِ.

“Muslim meiwayatkan dari Abu Said al-Khudri, bahwa Rasulullah saw. berkata : Janganlah kau tulis dari saya ; barang siapa menuliskan dari saya selain Al-Qur’an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku; dan itu tiada halangan baginya. Dan barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka.” 

Oleh lantaran pelarangan tersebut, para sahabat memiliki kemampuan yang luar biasa di dalam menghafalakan Al-Qur’an dan menguasi ilmu-ilmu Al-Qur’an, bahkan bisa dikatakan seimbang penguasaannya.

Karena banyak sahabat yang hafal Al-Qur’an meninggal, Abu Bakar mulai melaksanakan pencarian dan pengumpulan Al-Qur’an lantaran takut      Al-Qur’an akan banyak yang menghilang bersama maut mereka. 

Pada kepemimpinan Utsman, lantaran wilayah kekuasaan Islam telah tersebar luas, maka untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an tidak bisa dengan hafalan saja.Oleh lantaran itu, khalifah Utsman mempelopori pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal dengan Mushaf Utsmani.Dengan usahanya itu dia dianggap sebagai peletak dasar Ilmu Rasm Al-Qur’an.

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, dia memiliki perhatian yang besar terhadap orang-orang abnormal yang suka menodai kemurnian bahasa Arab. Baliau khawatir akan terjadinya kerusakan bahasa Arab. Untuk itu dia memerintahkan sahabat Aswad al-Dauli untuk menciptakan sebagian kaidah-kaidah guna memeihara kemurnian bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an.Dengan perjuangan ini khalifah Ali dianggap sebagai peletak dasar Ilmu Nahwu atau Ilmu I’rab Al-Qur’an. 

3. Masa Tabi’in

Ketika wilayah Islam telah tersebar luas, para sahabat juga telah trsebar ke banyak sekali negeri yang telah masuk wilayah Islam.Mereka mengajari penduduknya membaca Al-Qur’an, menawarkan penafsiran secara benar dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an.

Dari perkembangan ini muncullah lembaga-lembaga kajian, yang lazim disebut Madrasah at-Tafsirdan banyak sekali jumlahya. Akan tetapi hanya tiga yang populer ; Madrasah Ibnu ‘Abbas di Mekkah, Madrasah Ubay bin Ka’ab di Madinah, dan Madrasah Abdullah bin Mas’ud di Kufah.

Madrasah Ibnu ‘Abbas di Mekkah
Sosok Ibnu ‘Abbas bagaikan lautan bagi umat Islam. Dia jago “menerjmah” makna pesan moral Al-Qur’an. Murid-muridnya yang terkanal di antaranya yaitu Sa’id bin Jabir, Mujahid bin Jabar, Ikrimah (pelayan Ibnu ‘Abbas), Thawus, dan Atha’ bin Abu Rabah.


Madarsah Ubay Bin Ka’ab di Madinah
Ubay bin Ka’ab termasuk salah seorang penulis wahyu, imam para jago Qira’at. Murid-muidnya yang populer diantaranya yaitu Zaid bin Aslam, Abu al-‘Aliyah ar-Rayayahi, Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi.

Madrasah ‘Abdullah Bin Mas’ud di Kufah
Orang yang berani membaca Al-Qur’an dengan bunyi nyaring di Mekkah sehabis Rasulullah saw. yaitu Ibnu Mas’ud, dan memprdengarkannya kepada suku Quraisy. Murid-murid dia yang populer yaitu ‘Alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda’, ‘Amir as-Sya’bi, ‘Amru bin Syirhabil, dan Abu ‘Abdurrahman as-Salami.

Murid-murid dari ketiga tokoh yang populer tersebut termasuk dalam golongan tabi’in.
Para tabi’in tesebut, merupakan tokoh-tokoh yang meletakkan dasar-dasar ilmu tafsir, ibarat : Ilmu Gharib Al-Qur’an, Ilmu Asbab al-Nuzul, Nasikh Mansukh, Ilmu Makkiyah dan Madaniyah dam lain-lain. Proses penyampaian ilmu pada masa ini masih ibarat penyampaian Al-Qur’an yaitu melalui periwayatan.  
4. Masa kodifikasi

Setelah dirintis dasar-dasar ‘Ulum Al-Qur’an, maka para mufassir mulai melaksanakan kodifikasi/penulisan ‘Ulum Al-Qur’an.Tetapi sebelum itu, terlebih dahulu mereka melaksanakan pembukuan tafsir Al-Qur’an. Sebab tafsir Al-Qur’an dianggap sebagai induk dari ilmu-ilmu Al-Qur’an yang lain.

Orang-orang yang pertama melaksanakan penyusunan ini yaitu ; Yazid bin Harun as-Salami (w. 117 H), Syu’bah bin al-Hajjaj (w.160 H), Waki’ bin al-Jarrah (w. 197 H), dan lain-lain.
Setelah itu muncul penafsir-penafsir yang masyhur ibarat : Ibnu Majah (w. 273 H), Ibnu Jarir at-Thabari (w. 310 H), Abu Bakar bin al-Mundzir an-Naisaburi (w. 318 H), Ibnu Abi Hatim (w. 327 H), dan Ibnu Hibban (w. 369 H), dan lain-lain.

Para ulama pada masa sekarang banyak yang meyusun kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu selain ilmu tafsir, dimana sebagian ada yang hingga kapada kita dan sebagian yang lain raib entah kemana.

Cabang-cabang ‘Ulum Al-Qur’an yang lain menysusul dibukukan oleh beberapa orang. Orang yang kali pertama mengarang ialah Ali Ibnul Madini (w. 234 H), gurunya Imam Al-Bukhari.Beliau mengarang Ilmu Asbabin Nuzul.Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam (w. 224 H) mengarang Ilmu Nasikh Wal Mansukh. Kemudian diikuti oleh M. Ayub Adh-Dhiris (w. 294 H), dia menulis Ilmu Makki Wal Madani, dan Muhammad bin Khallaf Al-Marzuban (w. 309 H) yang menulis Al-Hawi Fi ‘Ulumil Qur’an. Keempat ulama’ tersebut termasuk ulama’ era ke-III H.

Sedang era ke-IV H muncul tokoh ulama yang ulet mengarang ‘Ulum  Al-Qur’an dan menyusun kitab-kitabnya, yaitu:

a) Abu Bakar As-Sijistani (w. 330 H) mengarang kitab: Ilmu Gharibil Qur’an.
b) Abul Hasan Al-Asy’ari (w. 324 H) menulis kitab: Al-Muhtasan Fi ‘Ulumil Qur’an.
c) Muhammad bin Ali Al- Adwafi (w. 388 H) mengarang kitab: Al-Istighnau Fi ‘Ulumil Qur’an.

Pada era ke-V H ada tiga tokoh ulama yang aktif menulis ‘Ulum          Al-Qur’an dan cabang-cabangnya, yaitu:

a) Ali bin Ibrahim Sa’id Al-Khufi (w. 430 H) menulis kitab Ilmu I’rabil Qur’an dan Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur’an.
b) Abu Amir Ad-Dani (w. 444 H) menulis kitab: At-Taisir Fi Qira’atis Sab’idan  Al-Muhkam Fi Nuqaati, orang pertama kali yang mengarang Ilmu Mubhamaatul Qur’an ialah Abul Qasim Abdur Rahman As-Shuhaili (w. 581 H) yang populer dengan sebutan As-Shabili. Beliau termasuk ulama era ke-VI H. Orang pertama kali yang mengarang Ilmu I’jazil Qur’an ialah Ibnu Abdis Salam (w. 660 H), dan yang pertama kali mengarang Ilmu Qira’at ialah Alamuddin As-Sakhawi (w. 643 H), kemudian diikuti Abu Syamah (w. 655 H) yang menulis kitab Al-Mursyidul Wajiz Fi Ma Yata’allaqu Bil Qur’anil ‘Aziz. Ketiganya termasuk ulama era ke-VII H.

Apalagi pada era ke-VIII H, ‘Ulum Al-Qur’an perkembangannya sangat pesat. Sebab, pada era ke-VIII H ini muncul pengarang-pengarang ‘Ulum Al-Qur’an yang besar, seperti:

a) Imam Ahmad Ibnuz Zubair (w. 708 H), yang mengarang kitab Al-Burhan Fi Tartibi Suwaril Qur’an.
b) Imam Najamuddin Ath-Thufi (w. 716 H), yang menulis kitab Ilmu Jidaail Qur’an.
c) Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (w. 751 H), yang menulis kitab At-Tibyan Fi Aqsamil Qur’an.
d) Badruddin Az-Zarkasyi (w. 791 H), yang mengarang kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur’an.
e) Abul Hasan Al-Mawardi, yang menyusun kitab Ilmu Amtsalil Qur’an.

Kepesatan dan kecemerlangan ‘Ulum Al-Qur’an itu berlanjut pada era ke-IX, dengan munculnya pengarang-pengarang kenamaan, antara lain:

a) Imam Jamaluddin Al-Bulqini (w. 824 H), yang menulis kitab Mawaaqi’ul ‘Ulum Min Mawaqi’in Nujum.
b) Imam Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiji (w. 872 H), yang mengarang kitab ‘Ulumul Qur’an.
c) Imam Muhammad Al-Baqa’I (w. 885 H), yang menulis kitab  Nudhumud Durari Fi Tanaasubil Aayaati Was Suwari.

Kecemerlangan ‘Ulum Al-Qur’an tersebut berakhir pada era ke-X H di tangan pakarnya ‘Ulum Al-Qur’an, yaitu Imam Jamauddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang wafat pada tahun 911 H. Akibatnya, pudarlah gerakan penulisan‘Ulum Al-Qur’an dan terhentilah acara pembukuannya.

Jadi sudah dijelaskan di atas bahwa masa keemasan ‘Ulum Al-Qur’an terjadi pada era ke-VIII hingga pada era ke-IX H. 

B. Munculnya Istilah ‘Ulum Al-Qur’an

Mengenai kapan lahirnya istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang Mudawwan atau yang telah sistematis, ada beberapa pendapat para ulama, di antaranya sebagai berikut:

a) Dr. Subhi Ash-Shalih dalam bukunya Mabaahits Fi ‘Ulumil Qur’an mengatakan, istilah ‘Ulum Al-Qur’an sudah ada mulai  dari era ke-III H. Sebab, paling lambat abat ke-III itu sudah ada kitab yang berjudul Al-Hawi Fi ‘Ulumil Qur’an yang ditulis Imam Ibnu Marzuban (wafat 309 H). yang jelas, dalam buku itu sudah menggunakan istilah Ulum Al-Qur’an, sehingga telah lahir pula istilah Ulum Al-Qur’an tersebut.

b) Syekh Abdul ‘Adhim Az-Zarqani dalam kitabnya Manahilul ‘Irfan menyampaikan , bahwa istilah ‘Ulum Al-Qur’an itu sudah ada semenjak era ke-V H. Sebab, pada era ke-V itu sudah ada kitab yang berjudul Al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an yang terdiri dari 30 juz. Karena itu, semenjak era ke-V H banyak orang yang sudah mendengar istilah Ulum Al-Qur’an.

c) Jumhur ulama dan para jago sejarah ‘Ulum Al-Qur’an berpendirian, istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang Mudawan itu ada pada era ke-VII H. Sebab, pada ke-VII mulai ada kitab yang menggunakan istilah ‘Ulum Al-Qur’an, yaitu kitab kitab Fununul Afnan Fi ‘Ulumil Qur’an dan kitab Al-Mujtaba Fi ‘Ulumin Tata’allaqu Bil Qur’an yang ditulis oleh Abul Faraj Ibnul Jauzi (wafat 597 H). Dengan demikian, semenjak awal era ke-VII itulah istilah ‘Ulum          Al-Qur’an sudah tersiar luas, lantaran kitab-kitab tersebut sudah menyebar dan banyak dibaca orang.

d) Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddiqi dalam bukunya Syarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, membuktikan bahwa berdasarkan hasil penelitian sejarah, ternyata Imam Al-Kafiji (wafat 879 H) yaitu orang yang pertama kali membukukan ‘Ulum Al-Qur’an. Karena itu, istilah ‘Ulum Al-Qur’an itu gres ada semenjak era ke-VII H. Sebab, pada era itulah gres ada buku ‘Ulum Al-Qur’an yang ditulis dan dibukukan orang, sehingga barulah lahir istilah ‘Ulum Al-Qur’an.

Karena itu, jika masalahnya hanya mengenai mulai kapan lahirnya istilah ‘Ulum Al-Qur’an, maka sanggup dijelaskan bahwa istilah ‘Ulum Al-Qur’an itu sudah ada semenjak era ke-III, dengan adanya kitab Al-Hawi fi ‘Ulumil Qur’an karya Imam Ibnu Mazuban (309 H),yang diteruskan pada era ke-V H dengan adanya kitab Al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an karya Ali Al-Khufi (430 H). Kemudian dikembangkan pada era ke-VII H dengan adanya kitab Fununul Afnan Fi ‘Ulumil Qur’an goresan pena Ibnu Jauzi (597 H) dan dilengkapi pada era ke-VIII H oleh Syekh Badruddin Az-Zarkasyi (794 H) dengan karyanya Al-Burhan Fi’Ulumil Qur’an. Selanjutnya, ‘Ulum Al-Qur’an itu disempurnakan Imam As-Suyuthi (911 H)dalam kitabnya Al-Itqan Fi ‘Ulumil Qur’an pada tamat era ke-IX dan awal era ke-X.

Tetapi jika masalahnya yaitu kapan lahirnya istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang Mudawwan.Maksudnya, ‘Ulum Al-Qur’an yang sudah sistematis, ilmiah, dan intregatif, maka hal itu bekerjsama gres ada pada era ke-VII H sesuai pada pendapat Jumhur Ulama, sebagaimana klarifikasi di atas.Sebab, istilah-istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang terdapat pada kitab-kitab pada era ke-III dan ke-V H itu barulah ‘Ulum Al-Qur’an Idhafi yang masih berdiri sendiri-sendiri, belum sistematis, belum ilmiah atau belum Mudawwan. 

C. Pembagian dan Cabang-Cabang ‘Ulum Al-Qur’an

Pada dasarnya ilmu-ilmu Al-Qur’an terbagi ke dalam dua kategori :

1. Ilmu riwayah, ibarat bentuk-bentuk qira’at, tempat-tempat turunya Al-Qur’an, waktu turun dan sebab-sebab turunya Al-Qur’an.

2. Ilmu dirayah, ilmu-ilmu yang sanggup dikatahui  melalui jalan perenungan, berfikir, dan penyelidikan, ibarat mengetahui pengertian lafazh yang gharib, makna-makna yang menyangkut hukum, dan penafsiran ayat-ayat yang perlu ditafsirkan.

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy setidaknya terdapat tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur’an yang pokok :

1. Ilmu Muwatin al-Nuzul, merupakan ilmu yang menjelaskan tempat-tempat turunnya ayat, masanya, awalnya, dan akhirnya.

2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul, yaitu ilmu yang menjelaskan masa turunnya ayat beserta urutan turunnya satu persatu, dari permulaan turun hingga akhir, serta turunnya surah dengan sempurna.

3. Ilmu Asbab al-Nuzul, merupakan ilmu yang menjelaskan sebab-sebab turunnya Al-Qur’an.

4. Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang membuktikan bacaan Al-Qur’an yang telah iterima dari Rasulullah.

5. Ilmu Tajwid, ilmu yang membuktikan cara membaca Al-Qur’an.

6. Ilmu Gharib Al-Qur’an, ilmu yang membuktikan makna-makna yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus bahasa Arab yang biasa atau dalam percakapan sehari-hari.

7. Ilmu I’rab Al-Qur’an, ilmu yang menjelaskan baris kata-kata Al-Qur’an dan kedudukannya dalam susunan kalimat.

8. Ilmu Wujub wa al-Nazair, ilmu yang menjelaskan kata-kata Al-Qur’an yang mengandung banyak arti, dan makna yang dimaksud pada daerah tertentu.

9. Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih,ilmu yang menjelaskan ayat-ayat yang dipandang Muhkam dan Mutasyabihat.

10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, yaitu ilmu yang membuktikan ayat-ayat yang dianggap Mansukh (dihapus) oleh sebagian mufassir.

11. Ilmu Badai’ Al-Qur’an, ilmu yang menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur’an dari sudut kesusastraan.

12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membuktikan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.

13. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an, ilmu yang membuktikan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dengan ayat yang di depan dan belakangnya.

14. Ilmu Aqsam Al-Qur’an, ilmu yang membuktikan arti dan maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam Al-Qur’an.

15. Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yakni ilmu yang menjelaskan perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan dalam Al-Qur’an.

16. Ilmu Jidal Al-Qur’an, ilmu yang  yang membahas bentuk dan cara debat dan bantahan Al-Qur’an yang dihadapkan kepada kaum musyrik yang tidak bersedia mendapatkan kebenaran dari Tuhan.

17. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an, ilmu yang memaparkan tata cara dan moral yang harus diikuti  saat membaca Al-Qur’an.  


BAB III
KESIMPULAN

A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an

‘Ulum Al-Qur’an sanggup dibagi dalam beberapa fase, yaitu :

1. Masa Rasulullah

Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama kali di gua Hira, yaiu sebagian dari surat al-‘Alaq, kemudian Nabi mempublikasikannya dan mulai mengajak umat insan untuk masuk Islam dan juga mendapatkan Al-Qur’an. Dengan demikian ‘Ulum Al-Qur’an tumbuh semenjak waktu permulaan berkembangnya agama Islam.

2. Masa Sahabat

Pada masa Abu Bakar mulailah dikumpulkan Al-Qur’an lantaran takut sebagian Al-Qur’an hilang bersamaan maut para sahabat.Kemudian pada masa pemerintahan Utsman, mempelopori pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal dengan Mushaf Utsmani. Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, dia memiliki perhatian yang besar terhadap orang-orang abnormal yang suka menodai kemurnian bahasa Arab. Baliau khawatir akan terjadinya kerusakan bahasa Arab. Untuk itu dia memerintahkan sahabat Aswad al-Dauli untuk menciptakan sebagian kaidah-kaidah guna memeihara kemurnian bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an.Dengan perjuangan ini khalifah Ali dianggap sebagai peletak dasar Ilmu Nahwu atau Ilmu I’rab Al-Qur’an.

3. Masa Tabi’in

Ketika wilayah Islam telah tersebar luas, para sahabat juga telah trsebar ke banyak sekali negeri yang telah masuk wilayah Islam. Mereka mengajari penduduknya membaca Al-Qur’an , menawarkan penafsiran secara benar dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an.

Dari perkembangan ini muncullah lembaga-lembaga kajian, yang lazim disebut Madrasah at-Tafsirdan banyak sekali jumlahya. Akan tetapi hanya tiga yang populer ; Madrasah Ibnu ‘Abbas di Mekkah, Madrasah Ubay bin Ka’ab di Madinah, dan Madrasah Abdullah bin Mas’ud di Kufah.

4. Masa kodifikasi

Setelah dirintis dasar-dasar ‘Ulum Al-Qur’an, maka para mufassir mulai melaksanakan kodifikasi/penulisan ‘Ulum Al-Qur’an.Tetapi sebelum itu, terlebih dahulu mereka melaksanakan pembukuan tafsir Al-Qur’an. Sebab tafsir Al-Qur’an dianggap sebagai induk dari ilmu-ilmu Al-Qur’an yanglain, dan masa keemasan ‘Ulum Al-Qur’an terjadi pada era ke-VIII hingga pada era ke-IX H.

B. Munculnya Istilah ‘Ulum Al-Qur’an 

Istilah ‘Ulum Al-Qur’an sudah ada semenjak pada era ke-III H. Tetapi jika masalahnya yaitu kapan lahirnya istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang Mudawwan.Maksudnya, ‘Ulum Al-Qur’an yang sudah sistematis, ilmiah, dan intregatif, maka hal itu bekerjsama gres ada pada era ke-VII H sesuai pada pendapat Jumhur Ulama, sebagaimana klarifikasi di atas.Sebab, istilah-istilah ‘Ulum Al-Qur’an yang terdapat pada kitab-kitab pada era ke-III dan ke-V H itu barulah Ulum Al-Qur’an Idhafi yang masih berdiri sendiri-sendiri, belum sistematis, belum ilmiah atau belum Mudawwan. 

C. Pembagian dan Cabang-Cabang ‘Ulum Al-Qur’an

Pada dasarnya ilmu-ilmu Al-Qur’an terbagi ke dalam dua kategori :
1. Ilmu riwayah, 
2. Ilmu Ridayah, 

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy setidaknya terdapat tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur’an yang pokok, sebagaimana disebutkan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rumi, Fahd bin Abdirrahman. Ulumul Qur’an. 1997, Yogakarta : Titian Ilahi Press
Al-Zarqani, Manahil Al Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid 1.
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. 2009, Bogor : PT Pustaka Litera AntarNusa
Rahimahullah, Imam Jalaludin As-Suyuthi, Samudra Ulumul Qur’an (Al-Itqan fi Ulumil Qur’an) 2006, Surabaya : PT Bina Ilmu Offset.
Dkk, Syaifullah,  Ulumul Qur’an. 2004, Ponorogo : Prodial Pratama Sejati Perss
Anwar, Rosihon. Ulum Al-Qur’an. 2010, Bandung : CV Pustaka Setia 
Djalal H.A, H. Abdul, Ulumul Qur’an. 2000, Surabaya: Dunia Ilmu.


Related

Ulumul Qur'an 1203112055745962114

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item