Belajar Ihwal Dua Kebahagiaan Bagi Orang Yang Berpuasa (Bershaum)

OLEH HIMLER USMAN السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّح...

A+ A-


OLEH HIMLER USMAN

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
Wahai manusia, sebetulnya engkau bekerja keras menuju Tuhanmu, maka engkau akan menemuinya.” (QS. Al Insyiqaq: 6)

Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman yang artinya :

Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)

Sahabat-sahabatku shaimin & shaimat rahimakumullah

Hadits ini ialah satu dari sekian banyak hadis yang menunjukan wacana keutamaan ibadah puasa. Allah secara eksklusif menyatakan bahwa puasa sanggup menerbitkan kebahagiaan pada hati orang-orang yang melaksanakannya. Beban ketika berpuasa menahan segala keinginan syahwat kelak berakhir dengan berjuta kebaikan yang menyenangkan, baik di dunia, maupun di akhirat.

- Meraih Kebahagiaan Dunia

Orang-orang yang berpuasa akan mencicipi senang ketika ia menuntaskan ibadah puasa alasannya ia sanggup melaksanakan kembali perkara-perkara yang dihentikan ketika ia berpuasa. Dan lebih dari itu, ia akan berbahagia alasannya kepuasaan batin yang dirasakannya ketika ia sanggup melaksanakan ibadah kepada Allah seraya mengharap pahala dari-Nya.

Kebahagiaan orang yang berpuasa tentu bukan bermakna bahwa ia tidak menyukai ibadah yang dilakukannya itu. Namun sebagaimana yang dikatakan tadi, kebahagiaan itu lahir dari kenikmatan yang ia rasakan ketika ia diberikan kekuatan untuk melaksakan salah satu ibadah kpd Allah yang cukup berbeban.

Kebahagiaan itu ialah tanda keimanan yang terpancang dalam hatinya, kesadaran yang dalam atas kebutuhannya terhadap ketaatan yang sanggup mengangkat derajatnya di sisi Allah. Dan ini ialah hakikat kebahagian orang yang beriman.

Meraih kebahagiaan ialah harapan setiap manusia. Tidak ada insan yg ingin bersedih, sengsara dan hidup dlm kegalauan. Siapa pun, akan berusaha mencari kebahagian itu, walaupun hrs melalui kesengsaraan dan kesulitan terlebih dahulu.

Namun, dari seluruh insan yang mengharapkan kebahagian itu, ternyata hanya sedikit sekali insan yang menemukan kebahagiaan sejati. Kebanyakan insan terjebak pada pusaran kebahagiaan palsu yang berujung pada kesengsaraan. Jika demikian, apakah kebahagiaan yang hakiki itu? Dalam porsi apa kita menempatkan rasa senang itu sehingga ia sanggup dinamakan sebagai kebahagiaan yang sejati?

Dalam Alquran, Allah menyebut kata senang dalam dua segmen; 

pertama, kebahagiaan alasannya dunia. Dan kedua, kebahagiaan alasannya keutamaan dan rahmat Allah. Kebahagiaan alasannya dunia ialah kebahagiaan yang tercela. Maksudnya dunia yang melupakan keutamaan dan nikmat Allah.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah wacana Qarun (yang artinya),“Janganlah engkau berbahagia, sebetulnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbahagia.” (QS. Al Qashash [28]: 76)

Juga firman Allah wacana orang-orang yang diazab oleh-Nya, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka melamun berputus asa.” (QS. Al-An’am [6]: 44)

Adapun kebahagiaan alasannya keutamaan dan rahmat Allah ialah kebahagian yang terpuji, bahkan diperintahkan. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah: “Dengan keutamaan Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Keutamaan Allah dan rahmat-Nya itu ialah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus [10]: 58)

Lalu, apakah yang dimaksud keutamaan dan rahmat Allah itu? Untuk mengetahuinya, kita harus melihat ayat sebelumnya. Yaitu firman Allah (yang artinya), “Hai manusia, sebetulnya telah tiba kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57)

Maka, ia ialah senang alasannya pelajaran dari Allah, yaitu perintah dan larangan Allah yang sarat pesan yang tersirat dan kebaikan. Bahagia alasannya penyembuh bagi penyakit-penyakit hati dalam dada berupa kejahilan, kegelapan dan kesesatan. Bahagia alasannya petunjuk dan rahmat yang menjamin penjagaan. Bahagia alasannya Rasul-Nya, alasannya Alquran, alasannya sunnah, ilmu dan amal shaleh.

Inilah kebahagian yang hakiki. Kebahagiaan yang infinit hingga ke akhirat. Adapun senang alasannya dunia, ia ialah kebahagian yang sementara dan menuju kepada kehancuran.
Dan diantara kebahagian bagi jago iktikad ialah datangnya bulan Ramadhan. Bulan rahmat dan keutamaan. Karena pada bulan ini Allah melipatgandakan pahala kebaikan, menjanjikan ampunan, menyempitkan jalan keburukan dan membuka selebar-lebarnya jalan amal shaleh yang menguntungkan. Maka berbahagialah dengan bulan agung ini. Isilah dg memperbanyak kebaikan. Mudah-mudahan Allah memberkahi hidup kita.

- Bahagia Saat Bertemu dengan Rabbul `Alamin

Sebagaimana mereka berbahagia di dunia dengan karunia dan keutamaan dari Allah, dengan iktikad dan amal shaleh, di alam abadi pun mereka berbahagia ketika mereka mendapat pahala yang sangat besar ketika bertemu dengan-Nya.

Dan ini ialah kebahagian yang sangat besar di akhirat. Yaitu menghadap Allah dalam keadaan tidak takut terkena azab Allah yang sangat berat dan dimasukkan kepada surga-Nya; kenikmatan infinit yang tidak ada bandingannya di dunia ini.

Pertemuan dengan Allah ialah keniscayaan hidup yang diyakini oleh orang-orang yang beriman. Allah berfirman (yang artinya),
Wahai manusia, sebetulnya engkau bekerja keras menuju Tuhanmu, maka engkau akan menemuinya.”(QS.Al Insyiqaq : 6)
Saat seluruh insan bertemu dengan Allah, mereka terbagi menjadi dua golongan. Ada yang sengsara, dan ada yang berbahagia.

Dan diantara mereka ada yang sengsara dan (ada yang) bahagia” (QS. Hud: 105)

Orang-orang yang kelak menghadap Allah dengan membawa tauhid, iman, islam, ketaatan, amal shaleh dan hati yang selamat, ia akan mendapat kebahagiaan dan pahala yang tidak akan pernah putus.

Kecuali orang-orang yang beriman dan bersedekah shaleh, bagi mereka pahala yang tidak pernah terputus.”(QS. At-Tin [95]: 6)

Adapun orang-orang yang menghadap Allah dengan membawa kesyirikan, kekufuran, kemaksiatan dan dosa, maka ia akan mendpt kesengsaraan dan berarti tlh merugikan dirinya sendiri.

Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. ingatlah yang demikian itu ialah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.”(QS. Az Zumar [39]: 15-16)

Tidak hanya itu, orang-orang beriman kelak juga berbahagia ketika melihat wajah Tuhannya. Dan ini ialah kenikmatan tertinggi di akhirat. Wajah mereka berseri-seri melihat kepada Tuhannya.

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.”(QS. Al Qiyamah [75]: 22-23)


Mudah-mudahan dengan keberkahan ibadah puasa Ramadhan tahun ini kita sanggup meraih kebahagian yang hakiki, kebahagian hidup dalam ketaatan kepada Allah di dunia, begitu juga kebahagian infinit di alam abadi ketika bertemu dengan Rabbul ‘aalamin. Aamiin

Related

Siraman Rohani 484420567171323001

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item