Belajar Wacana Pendidikan Pribumi

Oleh: M.Taufiqurrahman PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman colonial pemerintah Belandamenyediakan sekolah yang beraneka r...

A+ A-
Oleh: M.Taufiqurrahman

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman colonial pemerintah Belandamenyediakan sekolah yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan banyak sekali lapisan masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak adanya kekerabatan banyak sekali sekolah itu,.Namun lambat laun, dalam banyak sekali macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga terdapat suatu sistem yang memperlihatkan kebulatan. Pendidikan bagi belum dewasa Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertical sehingga belum dewasa Indonesia, melalui pendidikan menengah sanggup mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit.

Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil suatu perencanaan menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong oleh kebutuhan simpel di bawah imbas social, ekonomi, dan politik di Nederland maupun di Hindia Belanda. Selain itu insiden di dunia-dunia luar, khususnya yang terjadi di asia, mendorong di percepatnya pengembangan sistem pendidikan yang lengkap yang akhirnya, setidaknya dalam teori,memeberikan kesempatan kepada setiap anak desa yang terpencil untuk memasuki perguruan tinggi tinggi.Dalam kenyataannya hanya belum dewasa yang menerima pelajaran di sekolah berorientasi barat saja yang sanggup melanjutkan pelajarannya, sekalipun hanya terbatas pada segelintir orang saja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan pribumi dikala pemerintahan VOC/Kompeni !
2. Bagaimana pendidikan pribumi setelah VOC (Hindia-Belanda) !
3. Pendidikan apa saja yanga dibentuk oleh VOC dan Hindia-Belanda dalam pendidikan pribumi !


PEMBAHASAN

A. Pendidikan selama masa penjajahan Belanda

Pendidikan selama masa penjajahan belanda sanggup di petakan kedalam dua periode besar, yaitu: pada masa VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan masa pemerintah Kolonial Belanda (Nederlands Indie). 

1. Pendidikan pada masa VOC

Sejak zaman VOC kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak aktroi VOC terdapat suatu fasal yang berbunyi sabagai berikut: “badan ini harus berniaga di Indonesia dan kalau perlu boleh berperang. Dan harus memeperhatikan perbaikan agama Katolik dengan mendirikan sekolah”. 

Bidang pendidikan di Indonesia harus berada dalam pengawasan dalam control ketat VOC. Kaprikornus sekalipun penyelenggaraan pendidikan tetap di lakukan oleh kalangan agama  (gereja), tetapi mereka yakni berstatus sebagai pagawai VOC yang memeperoleh tanda kepangkatan dan gaji. Dari sini sanggup di pahami, bahwa pendidikan yang ada dikala itu bercorak keagamaan (Kristen protestan). Dan sebelum bertugas,mereka juga di wajibkan mempunyai lisensi (surat izin) yang di terbitkan oleh VOC setelah sebelumnya mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh gereja reformasi. 

Pendidikan diadakan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai VOC dan keluarganya di samping untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja murah terlatih dari kalangan penduduk pribumi.VOC memang telah mendirikan mendirikan sekolah-sekolah gres selain mengambil alih lembaga-lembaga pendidikan yang sebelumnya berstatus milik penguasa kolonial portugis atau gereja katholik roma.VOC menentukan untuk tidak melaksanakan kontak eksklusif dengan penduduk, tetapi mempergunakan mediasi lokal penguasa pribumi. Secara umum system pendidikan pada masa VOC sanggup digambarkan sebagai berikut:

a. Pendidikan Dasar

Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi dalam tiga kelas berdasar rangkingnya:
1) Kelas satu (tertinggi) yaitu membaca, menulis, agama, menyanyi dan berhitung.
2) Kelas dua yaitu tidak termasuk berhitung
3) Kelas tiga (terendah) yaitu materi pelajaran terfokus pada alphabet dan mengeja kata-kata.

Proses kenaikan kelas hanya didasarkan pada kemampuan individual. Pendidikan dasar ini berupaya untuk mendidik para murid-muridnya dengan kebijaksanaan pekerti.Sekolah ini antara lain: Batavische school (sekolah Betawi, bangun tahun 1622), Burgerschool (sekolah warga-negara, bangun pada tahun 1630)

b. Sekolah Latin

Diawali dengan sistem numpang-tinggal (in the kost) di rumah pendeta tahun 1642. Materi utamanya yaitu bahasa latin. Setelah mengalami buka-tutup jadinya sekolah ini secara permanent di tutup tahun 1670.

c. Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)

Sekolah untuk mendidik calon-calon pendeta.Didirikan pertama kali oleh Gubernur Jendral Van Imhoff tahun 1745 di Jakarta. Sekolah dibagi menjadi empat kelas secara berjenjang, yaitu:
1) Kelas satu berguru membaca, menulis, bahasa Belanda, Melayu dan Potugis serta materi dasar-dasar agama.
2) Kelas dua pelajarannya ditambah bahasa Latin.
3) Kelas tiga ditambah materinya bahasa Yunani dan Yahudi, filsafat, sejarah, arkeologi dan lainnya.
4) Kelas empat materinya pendalaman yang di asuh eksklusif oleh kepala sekolahnya.
Sistem pendidikannya asrama, dengan durasi 5,5 jam sehari dan sekolah ini hanya bertahan selama 10 tahun.


d. Academie der Marine (Akademi Pelayaran)

Berdiri tahun 1743, untuk mendidik calon perwira pelayaran dengan usang studi 6 tahun. Materinya yaitu matematika, bahasa latin, bahasa ketimuran (melayu, Malabar dan Persia), navigasi, menulis, menggambar, agama, ketrampilan naik kuda, anggar dan dansa. Ditutup tahun 1755

e. Sekolah Cina

1737 didirikan untuk keturunan cina yang miskin, tetapi tetap vacuum lantaran insiden de Chineezenmoord (pembunuhan cina) tahun 1740. Sekolah ini bangun kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun 1753 dan 1787.

f. Pendidikan Islam

Pendidikan untuk komunitas muslim relative telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional berkembang dan mengakar semenjak proses awal masuknya islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mencampurnya. 

2. Pendidikan pada masa pemerintah kolonial Belanda

Setelah VOC dibubarkan, para Gubernur/ komisaris jendral harus memulai system pendidikan dari dasarnya, lantaran pendidikan zaman VOC berakhir dengan kegagalan total. Pemerintahan gres yang diresapi oleh ide-ide liberal aliran aufklarung atau Enlightenment menaruh kepercayaan akan pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan ekonomi dan social. Pada tahun 1808 Daendels seorang Gubernur Belanda menerima perintah Raja Lodewijk untuk meringankan nasib rakyat jelata dan orang-orang pribumi poetra,serta melenyapkan perdagangan budak. Usaha Daendels tersebut tidak berhasil, bahkan menambah penderitaan rakyat, lantaran ia mengadakan dan mewajibkan kerja paksa (rodi).

Didalam lapangan pendidikan Daendels memerintahkan kepada Bupati-bupati di Pulau Jawa semoga mendirikan sekolah atas uasaha biaya sendiri untuk mendidik belum dewasa mematuhi etika dan kebiasaan sendiri.Kemudian Daendels mendirikan sekolah Bidan di Jakarta dan sekolah ronggeng di Cirebon.Kemudian Pada masa (interregnum inggris) pemerintahan Inggris (1811-1816) tidak membawa perubahan dalam dilema pendidikan walaupun Sir Stamford Raffles spesialis negara yang cemerlang.Ia lebih memperhatikan perkembanagan ilmu pengetahuan, sedangkan pengajaran rakyat dibiarkan sama sekali. Ia menulis buku History of Java. 

Setelah ambruknya VOC tahun 1816 pemerintah Belanda menggantikan kedudukan VOC. Statua Hindia Belanda tahun 1801 dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanah jajahan harus memperlihatkan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada perdagangan dan kepada kekayaan negeri Belanda. Pada tahun 1842 Markus, menteri jajahan, memperlihatkan perintah semoga Gubernur Jendral berusaha dengan segenap tenaga semoga memperbesar keuntungan bagi negerinya. Walaupuan setiap Gubernur Jendaral pada penobatannya berjanji dengan hidmat bahwa ia akan memajukan kesejahteraan hindia Belanda dengan segenap perjuangan prinsip yang masih dipertahankan pada tahun 1854 ialah bahwa hindia Belanda sebagai “negeri yang direbut harus terus memberi keuntungan kepada negeri belanda sebagai tujuan pendidikan itu.”  Sekolah pertama bagi anak Belanda dibuka di Jakarta pada tahun 1817 yang segera diikuti oleh pembukaan sekolah dikota lain di Jawa. Prinsip yang dijadikan pegangan tercantum distatuta 1818 bahwa sekolah-sekolah harus dibuka ditiap tempat kalau diharapkan oleh penduduk Belanda dan diizinkan  oleh keadaan. 

Gubernur Jendral Van der Capellen menginstruksikan kepada Bupati untuk menyediakan sekolah bagi penduduk untuk mengajar belum dewasa membaca dan menulis bagi penduduk pribumi, namun terang bahwa semuanya demi kepentingan mereka semata, alasannya yakni dengan meratanya kemampuan membaca, dan menulis bagi penduduk pribumi diharapkan semoga segera mentaati ketentuan pemerintah (Hindia-Belanda). jiwa dari surat edaran diatas menggambarkan tujuan dari pada didirikanya sekolah dasar pada zaman itu. Pendidikan agama islam yang ada di pondok pesantren, masjid, mushalla, dal lain sebagainya di anggap tidak membantu pemerintah belanda. Para santri pondok dianggap masih buta aksara latin. 

Gubernur jendral Van Den Bosch tercatat pernah menerbitkan edaran semoga didirikan sekolah dasar negeri di setiap karesidenan atas biaya Bijbelgenootschap (persekutuan injil) tahun 1831.Tetapi kurang beroleh anggapan lantaran menyelisihiprinsip netral perilaku pemerintah dalam soal agama. Baru kemudian tahun 1831dengan keluarnya keputusan raja, diinstruksikan untuk mendirikan sekolah-sekolah pribmi denga pembiayaan sebesar f. 25.000 setahun yang dibebankan kepada pemerintah Kolonial Belanda untuk mendidik para calon pegawai negeri. Sejak itulah bangun dan berkembang sekolah-sekolah lanjutan hingga tinggi yang memperkenankan golongan pribumi untuk turut menikmati pendidikan, agama dan kerajinan, pemerintah kolonial belanda juga membentuk departemen khusus pada tahun 1867.Perkembanagan ini kemudian sempat mengalami kemunduran lantaran krisis ekonomi dunia yang berlangsung hampir satu dekade (1883-1892). 

Perkembangan pendidikan di Indonesia mendapati tahapan barunya menjadi lebih progresif dikala memasuki tahun 1900.yakni era Ratu Yuliana berkuasa di kerajaan Belanda.Van De Venter yang menjabat sebagai Gubernur Jendral Kolonial belanda menerapkan politik etis pada tahun 1899 dengan motto “de Ereschuld” (hutang kehurmatan) dan slogan “Educatie, Irigatie, Emigratie”. Prinsip-prinsip atau arah etus yang diterapkan pada masa ini adalah:

a. Pendidikan yang pengetahuan barat diterapkan sebanyak mungkin bagi pribumi. Bahasa belanda diupayakan menjadi bahasa pengantar pendidikan.

b. Pendidikan rendah bagi pribumi diubahsuaikan dengan kebutuhan mereka. System pendidikan pada masa ini belum lepas dari teladan stratifikasi social yang ada, dan beroleh akreditasi legal semenjak tahun 1848 dari penguasa colonial. Dalam stratifikasi resmi tersebut dinyatakan bahwa penduduk di bagi menjadi empat golongan:

1) Golongan Eropa
2) Golongan yang dipersamakan dengan Eropa
3) Golongan Bumi Putera
4) Golongan yang disamakan dengan Bumi Putera.

Tahun 1920, rumusan ini mengalami revisi menjadi sebagai berikut:

1) Golongan Eropa
2) Golongan Bumi Putera

Secara sosial stratifikasisebagai berikut:

a) Golongan Bangsawan dan Pemimpin Adat
b) Pemimpin Agama (Ulama)
c) Rakyat Biasa
3) Golongan Timur Asing

Secara umum, system pendidikan di Indonesia masa penjajahan belanda semenjak politik Etis sanggup di gambarkan sebagai berikut:

1) Pendidikan Dasar mencakup jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS, HCS, HIS) Sekolah dengan pengantar Daerah(IS, VS, VgS) dan sekolah peralihan. 

a.) Sekolah rendah Eropa, yaitu ELS (Europese Lagere school), yaitu sekolah rendah untuk belum dewasa keturunan Eropa atau belum dewasa turunan Timur asing  atau Bumi putra dari tokoh-tokoh terkemuka. Lamanya sekolah tujuh tahun 1818.

b.) Sekolah Cina Belanda, yaitu HCS (Hollands Chinese school), suatu sekolah rendah untuk belum dewasa keturunan timur asing, khususnya keturunan Cina. Pertama didirikan pada tahun 1908 usang sekolah tujuh tahun.

c.) Sekolah Bumi  putra Belanda HIS (Hollands inlandse school), yaitu sekolah rendah untuk golongan penduduk Indonesia asli. Pada umumnya disediakan untuk belum dewasa golongan bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka atau pegawai negeri. Lamanya sekolah tujuh tahun dan pertama didirikan pada tahun 1914.

d.) Sekolah Bumi Putra kelas II (Tweede klasee). Sekolah ini disediakan untuk golonagan bumi putra. Lamaya sekolah tujuh tahun, pertama didirikan tahun 1892.

e.) Sekolah Desa (Volksschool). Disediakan bagi belum dewasa golongan bumi putra. Lamanya sekolah tiga tahun yang pertama kali didirikan pada tahun 1907.

f.) Sekolah Lanjutan (Vorvolgschool). Lamanya dua tahun merupakan kelanjutan dari sekolah desa, juga diperuntukan bagi belum dewasa golongan bumi putra. Pertama kali didirikan pada tahun 1914

g.) Sekolah Peralihan (Schakelschool)
Merupakan sekolah peralihan dari sekolah desa  (tiga tahun) kesekolah dasar dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya lima tahun dan diperuntukan bagi belum dewasa golongan bumi putra 

2) Pendidikan lanjutan yang mencakup pendidikan umum (MULO, AMS, HBS) dan pendidikan kejuruan. 

a) MULO (Meer Uit gebreid lager school), sekolah tersebut yakni kelanjutan dari sekolah dasar yang berbasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya tiga hingga empat tahun. Yang  pertama didirikan pada tahun 1914 dan diperuntukan bagi golongan bumi putra dan timur asing. Sejak zaman jepang hingga hingga kini berjulukan SMP. Sebenarnya semenjak tahun 1903 telah didirikan kursus MULO untuk belum dewasa Belanda, lamanya dua tahun.

b) AMS (Algemene MiddelbareSchool) yakni sekolah menengah umum kelanjutan dari MULO berbahasa belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya tiga tahun dan yang petama didirikan tahun 1915. AMS ini terdiri dari dua jurusan (afdeling= bagian), Bagian A (pengetahuan kebudayaan) dan Bagian B (pengetahuan alam ) pada zaman jepang disebut sekolah menengah tinggi, dan semenjak kemerdekaan disebut SMA.

c) HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi yakni sekolah menengah kelanjutan dari ELS yang disediakan untuk golongan Eropa, darah biru golongan bumi putra atau tokoh-tokoh terkemuka. Bahasa pengantarnya yakni bahasa belanda dan berorientasi ke Eropa Barat, khususnya didirikan pada belanda. Lama sekolahnya tiga tahun dan lima tahun. Didirikan pada tahun 1860

d) Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs

Sebagai pelaksanaan politik etika pemerintah belanda banyak mencurahkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Jenis sekolah kejuruan yang ada  yakni sebagai berikut:

(1) Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah  dan mendapatkan sekolah lulusan bumi putra kelas III (lima tahun) atau sekolah lanjutan (vervolgschool). Sekolah ini didirikan bertujuan untuk mendidik tukang-tukang. didirikan pada tahun 1881

(2) Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) yakni sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda dan lamanya sekolah tiga tahun mendapatkan lulusan HIS, HCS  atau schakel. Bertujuan untuk mendidik dan mencetak mandor jurusanya antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan piñata batu

(3) Sekolah teknik (Technish Onderwijs) yakni kelanjutan dari Ambachtsschool, berbahasa Belanda, lamanya sekolah 3 tahun. Sekolah tersebut bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga Indonesia untuk menjadi pengawas, semacam tenaga teknik menengah dibawah insinyur.

(4) Pendidikan Dagang (Handels Onderwijs). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Eropa yang berkembang dengan pesat.

(5) Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs) pada tahun 1903 didirikan sekolah pertaian Yang mendapatkan lulusan sekolah dasra yang berbahasa penganatar belanda. Pada tahun 1911 mulai didirikan sekolah pertanian (cultuurschool) yang terdiri dari dua jurusan, pertanian dan kehutanan. Lama belajaranya sekitar 3-4 tahun, dan bertujuan untuk menghasilkan pengawas-pengawas pertanian dan kehutanan. Pada rtahun 1911 didirikan pula sekolah pertanian menengah atas (Middelbare Landbouwschool) yang mendapatkan lulusan MULO atau HBS yang lamanya berguru 3 tahun.

(6) Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs).Pendidikan ini merupakan kejuruan yang termuda. Kemudian sekolah yang sejenis yang didiriknoleh swasta dinamakan Sekolah Rumah Tangga (Huishoudschool). Lama belajarnya tiga tahun.

(7) Pendidikan keguruan (Kweekschool). Lembaga keguruan ini yakni forum yang tertua dan sudah ada semenjak permulaan kala ke-19. Sekolah guru negeri yang pertama didirikan pada tahun 1852 di Surakarta. Sebelum itu pemerintah telah menyelenggarakan kursus-kursus guru yang diberi nama Normal Cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guru-guru sekolah desa. Pada kala ke-20 terdapat tiga macam pendidikan guru, yaitu: 

(a) Normalschool,sekolah guru dengan masa pendidikan empat tahun dan mendapatkan lulusan sekolah dasar lima tahun, berbahasa pengantar bahasa dearah.
(b) Kweekschool, sekolah guru empat tahun yang mendapatkan lulusan berbahasa belanda.
(c) Hollandschool Indlandschool kweekschool, sekolah guru 6 tahun berbahasa pengantar Belada dan bertujuan menghasilkan guru HIS-HCS. 

3) Pendidikan tinggi.

a) Sekolah Tehnik Tinggi (Technische Hoge School).

Sekolah Tehnik Tinggi ini yang diberi nama THS didirikan atas perjuangan yayasan pada tahun 1920 di Bandung. THS yakni sekolah Tinggi yang pertama di Indonesia, usang belajarnya lima tahun. Sekolah ini kemudian berubah menjadi menjadi ITB.
b) Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).
RHS didirikan pada tahun 1924 di Jakarta. Lama belajarnya 5 tahun, yang tama AMS sanggup diterima di RHS. Tamatan ini dijadikan jaksa atau hakim pada pengadilan.

c) Pendidikan tinggi kedokteran.

Lembaga ini di Indonesia di mulai dari sekolah dasar lima tahun. Bahasa pengantarnya bahasa melayu .pada tahun 1902 sekolah dokter jawa diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor Indische Artsen) yang mendapatkan lulusan ELS, dan berbahasa pengantar Belanda. Lama belajarnya 7 tahun. Kemudian syarat penerimaannya ditingkatkan menjadi lulusan MULO. Pada tahun 1913 disamping STOVIA di Jakarta didirikan sekolah tinggi kedokteran (Geneeskundige Hogeschool) Yang usang belajaranya 6 tahun dan mendapatkan lulusan AMS  dan HBS. 

PENUTUP

Kesimpulan 

Pendidikan selama masa penjajahan belanda sanggup di petakan kedalam dua periode besar, yaitu: pada masa VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan masa pemerintah Kolonial Belanda (Nederlands Indie)

Secara umum system pendidikan pada masa VOC sanggup digambarkan sebagai berikut:

1. Pendidikan Dasar
2. sekolah Latin
3. Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
4. Academie der Marine (Akademi Pelayaran)
5. Sekolah Cina
6. Pendidikan Islam

Sistem persekolahan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, secara umum sistem pendidikan khususnya system persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk berdasarkan keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan berdasarkan golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, diantaranya:

1. Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)
2. Pendidikan lanjutan = Pendidikan Menengah
3. Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )
4. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)

DAFTAR PUSTAKA

Wathani, KharisuL. Dinamika Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Ponorogo: Stain Po Press. 2011.
Zuhairini dkk.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: tt. 1986.
http://zafar14.wordpress.com/2010/04/15/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/ Di jalan masuk pada tanggal 8 mei 2014

Related

Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia 8206037814481770031

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item