Belajar Wacana Kurikulum Subjek Akademis Dan Organisasi Kurikulum

Oleh :  Sarwindah,   Andri fakhrudin Z., M.Fadlillah dunya waddin  BAB II PEMBAHASAN A. Kurikulum Subjek Akademis Model k...

A+ A-
Oleh :  Sarwindah, Andri fakhrudin Z., M.Fadlillah dunya waddin 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Subjek Akademis

Model konsep kurikulum ini ialah model yang tertua, semenjak sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya menyerupai dengan tipe ini. Sampai sekarang, walaupun telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak sanggup melepaskan tipe ini. Mengapa demikian? Kurikulum ini sangat praktis, gampang disusun, gampang digabungkan dengan tipe lainnya.

Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa kemudian disebut. Kurikulum  ini lebih mengutamakan isi pendidikan berguru ialah berusaha menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru. 

Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu. Sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli, masing-masing telah membuatkan ilmu secara sistematis, logis, dan solid. Para pengembang kurikulum tidak perlu susah-susah menyusun dan membuatkan materi sendiri. Mereka tinggal menentukan materi materi ilmu yang telah dikembangkan para jago disiplin ilmu, kemudian mereorganisasinya secara sistematis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya, 

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses berguru yang dilakukan siswa. Proses berguru yang dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.

Jerome Bruner dalam The Process of Education menyarankan bahwa desain kurikulum hendaknya menurut atas struktur disiplin ilmu. Selanjutnya, ia menegaskan bahwa kurikulum  suatu mata pelajaran harus didasarkan atas pemahaman yang mendasar yang sanggup diperoleh dari prinsip-prinsip yang mendasarinya dan yang memberi struktur kepada suatu disiplin ilmu. 

Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangan Kurikulum Subjek Akademis. Pendekatan pertama, melanjutkan pendekatan struktur  pengetahuan. Murid-murid belajar  bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekedar mengingat-ingatnya.

Pendekatan kedua, ialah studi yang bersifat  integratif, pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang lebih komprehensife terpadu.

Pendekatan ketiga, ialah pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar menurut kepetangan pelajaran dengan menekankan membaca, menulis dan memecahkan masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran lain menyerupai ilmu kealaman, ilmu sosial dan lain-lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan mudah pemecahan masalah dalam kehidupan. 

B. Ciri-Ciri Kurikulum Subjek Akademis

Kurikulum subjek  akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis ialah proteksi pengetahuan yang solid serta melatih para siswa memakai ide-ide dan proses “penelitian”

Metode yang paling banyak dipakai dalam kurikulum subjek akademis ialah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa hingga mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sistematis, dengan ilustrasi yang terang untuk selanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang diperleh, dicari banyak sekali masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.

Ada beberapa contoh organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang penting diantaranya :

1. Correlated curriculum ialah contoh organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan dengan pelajaran lainnya.
2. Unified atau concentrated curriculum ialah contoh organisasi materi pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang meliputi materi dari pelajaran disiplin ilmu.
3. Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna disiplin ilmunya, maka dalam contoh yang integrated warna disiplin ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan didik diintegrasikan dalam suatu persoalan, acara atau segi kehidupan tertentu.
4. Problem solving curriculum ialah contoh organisasi isi yang berisi topic pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan memakai pengetahuan dan ketrampulan yang diperoleh dari banyak sekali mata pelajaran atau disiplin ilmu. 
Tentang acara evaluasi, kurikulum subjek akademis memakai bentuk penilaian yang bervariasai diadaptasi dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. 

C. Pemilihan Disiplin Ilmu

Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis ialah begaimana menentukan materi pembelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Apabila ingin mempunyai penguasaan yang cukup mendalam maka jumlah disiplin ilmunya harus sedikit. Apabila hanya mempelajari sedikit disiplin ilmu maka penguasaan para siswa akan sangat terbatas, sukar menerapkannya dalam kehidupan masyarakat secara luas. Apabila disiplin ilmunya cukup banyak, maka tahap penguasaannya akan mendangkal. Anak-anak akan tahu banyak tetapi pengetahuannya hanya sedikit-sedikit (tidak mendalam).

Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:

1. Mengusahakan adanya penguasaaan yang menyeluruh (comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapat pengetahuan.
2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), menentukan dan menentukan aspek-aspek dar disiplin ilmu yang sangat diharapkan dalam kehidupan masyarakat.
3. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar (prerequisite) bagi penguasaaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.

D. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum ialah contoh atau bentuk penyusunan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid Organisasi Kurikulum sangat erat berafiliasi dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai lantaran pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula (Prof. Dr. Nasution, Hal : 80) 

Setiap organisasi kurikulum mempunyai kehasan sendiri, mempunyai tuntunan sendiri, menyerupai tuntutan terhadap guru, alat pelajaran, manajemen sekolah, dan tuntutan tuntutan lain untuk pelaksanaan kurikulum tersebut. setiap organisasi kurikulum mempunyai keunggulan dan kelemahan masing masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal hal yang praktis. 
Pola-pola pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya tetapi yang kami pandang perlu untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada 3 macam yaitu :
1. Separated Subject Curriculum
2. Correlated Curriculum
3. Integrated Curriculum 


1. SEPARATED SUBJECT CURRUCULUM

Kurikulum ini menyajikan segala materi pelajaran dalam banyak sekali macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seperti ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain.

Separate Subject Curriculum mengandung beberapa hal yang positif di dalam praktek pendidikan di sekolah yakni :

1. Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis 
2. Organisasi kurikulum ini sederhana gampang disusun gampang ditambah atau gampang dikurangi jumlah pelajaran yang diharapkan (mudah direorganisir)
3. Penilaian lebih gampang lantaran biasanya materi pelajaran ditentukan menurut buku-buku pelajaran tertentu sehingga sanggup diadakan ujian umum atau tes hasil berguru yang seragam (uniform) diseluruh Negara.
4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melakukan pengajaran lantaran bersifat “Subject Centered”, guru-guru yang sudah berpengalaman dan menguasai seluruh materi pelajaran dari buku maka pekerjaannya menjadi rutin setiap tahunnya hanya mengulang yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Disamping ada hal-hal positif , Separate Subject Curriculum juga mendapat kritik-kritik sebagai berikut :

1. Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain hal ini tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.
2. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dari sudut Psykhologis kurikulum demikian mengandung kelemahan : banyak etrjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik.
4. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.

2. CORRELATED CURRICULUM

Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki semoga mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertahankan.

Prinsip berafiliasi satu sama lain (korelasi) ini sanggup dilaksanakan dengan beberapa cara :
1. Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara insidental.
2. Memperbindangkan masalah-masalah tertentu dalam banyak sekali macam pelajaram.
3. Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing.

Beberapa kebaikan Correlated Curriculum sanggup disebutkan antara lain :

1. Dengan hubungan pengetahuan murid lebu=ih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).
2. Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah.
3. Korelasi memperlihatkan pengertian yang lebih luas dan mendalam lantaran memandang dari banyak sekali sudut.
4. Dengan hubungan maka yang diutamakan ialah pengertian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid.

Adapun di samping kebaikan yang ada tersebut ada keberatan yang diajukan terhadap Correlated Curriculum ini yakni sebagai berikut ;

1. Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari alasannya dasarnya subject centered.
2. Brood fields tidak memperlihatkan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.

3. INTEGRATED CURRICULUM

Integrated Curriculum meniadakan batas-batas antara banyak sekali mata pelajaran dan menyajikan materi pelajaran dalan bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan materi pelajaran diharapkan bisa membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah diadaptasi dengan kehidupan anak diluar sekolah, (Drs. S. Nasiution, Hal 92).

Beberapa manfaat kurikulum yang “integrated’ ini sanggup disebutkan sebagai berikut :

1. Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
2. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern wacana belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
3. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
4. Aktifitas belum dewasa meningkat lantaran dirangsang untuk berpikir sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerjasama dengan kelompok.
5. Kurikulum ini gampang diadaptasi dengan murid, kesanggupan dan kematangan murid.
Keberatan-keberatan yang dilontarkan orang kepada kurikulum yang integrated ini ialah sebagai berikut :

1. Guru-guru kita belum disiapkan untuk melakukan kurikulum ini.
2. Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sistematis.
3. Kurikulum ini memberatkan kiprah guru.
4. Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum alasannya tidak ada uniformitas di sekolah-sekolah satu sama lain.
5. Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum.
6. Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melakukan kurikulum ini. 

DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek . Bandung: PT Remaja Rosdakatya, 2008.     
B. Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum . Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Nana Sudjana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah . Bandung: CV Sinar Baru, 1991.

     
  



Related

Pengembangan Kurikulum 6739945224059749400

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item