Belajar Wacana Akhlak Pergaulan Dalam Anutan Islam ( Bab Kedua )
** Akhlak Pergaulan Dalam Ajaran Islam ** ( Bagian Kedua ) Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/07/belajar-wacana-akhlak-pergaulan-dalam.html
** Akhlak Pergaulan Dalam Ajaran Islam **
( Bagian Kedua )
Oleh Himler Usman
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman hendaklah kau jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) sebab Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,mendorong kau untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, sebab adil itu lebih akrab kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, bahwasanya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan." (Q.S. AL-Maidah: 8)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya :
“Tidak” dikatakan beriman salah seorang di antaramu, sehingga kau mencintai saudaramu, sebagaimana kau - mencintai dirimu sendini”. (HR. Bukhari Miisllm)
Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah
Pengertian Pergaulan
Pergaulan yaitu satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap insan yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang asing atau bahkan sangat langka, jikalau ada orang yang bisa hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih insan di dunia ini mempunyai ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat masuk akal saat nantinya dalam bergaul sesama insan akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah membuat kita dengan segala perbedaannya sbg wujud keagungan dan kekuasaan-Nya
• Etika Pergaulan Menurut Islam
Seorang mukmin dalam menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin relasi dengan Allah semata (habluuminallah), akan tetapi menjalin relasi juga dengan insan (habluuminannas). Saling kasih sayang dan saling menghargai haruslah diutamakan, supaya terjalin relasi yang harmonis. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya : Tidak dikatakan beriman salah seorang di antaramu, sehingga kau mencintai saudaramu, sebagaimana kau mencintai dirimu sendini”. (HR. Bukhari Miisllm)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket saat Allah membuat manusia, sehingga insan sanggup saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi, tak ada yang sanggup membedakan kecuali ketakwaannya.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan biar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah.
Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan.
* Ta’aruf.
Apa hasilnya saat seseorang tidak mengenal orang lain?
Mungkinkah mereka akan saling menyapa?
Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan?
Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan sanggup terwujud?
Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yg wajib saat kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita sanggup membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
* Tafahum.
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan saat kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang dia sukai dan yang dia benci. Inilah kepingan terpenting dalam pergaulan.
Dengan memahami kita sanggup memilah dan menentukan siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, sebab mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman akrab kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih menyerupai bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya.
Sedang bergaul dengan yang jahat menyerupai bergaul dengan tukang cerdik besi yang akan menawarkan bau asap besi saat kita bersamanya.”
Tak sanggup dipungkiri, saat kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, saat kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, niscaya akan membawa kepada keburukan sikap ( akhlakul madzmumah ).
* Ta’awun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jikalau belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah bahwasanya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menyampaikan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi kepingan penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jikalau dasarnya bukan nrimo sebab Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk saat kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci sebab Allah. Karena cinta dan benci sebab Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya.
Beberapa pola bergaul sesama umat
A. Tata cara bergaul dengan orang renta atau guru
( bersambung )
Semoga uraian kepingan kedua ttg budpekerti pergaulan ada manfa'atnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan berharap mudah-mudahan kita termasuk hamba Allah yg berakhlak mulia dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin..