Permasalahan Membaca Doa Qunut Dalam Shalat
Setiap orang yang mendirikan shalat disunatkan membaca doa qunut sehabis i'tidal pada rakaat kedua dalam shalat fardhu Subuh. Hal itu ...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/02/permasalahan-membaca-doa-qunut-dalam.html
Setiap orang yang mendirikan shalat disunatkan membaca doa qunut sehabis i'tidal pada rakaat kedua dalam shalat fardhu Subuh. Hal itu didasarkan kepada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih-nya dari Muhammad bin Sirin, bahwa ia berkata, "Aku berkata pada Anas bin Malik r.a., 'Apakah Rosulullah saw. qunutpada shalat Subuh?' Ia menjawab, 'Ya, sesaat sehabis rukuk.'"
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik r.a., "Rosulullah saw. terus menerus qunut dalam shalat Subuh hingga ia meninggal dunia."
Sayyidina Abu Hurairah r.a. juga meriwayatkan bahwa Rosulullah saw. suka qunut sehabis berdiri dari rukuk rakaat kedua shalat Subuh.
Hadist yang menyatakan bahwa Rosulullah saw. qunut selama sebulan untuk mendoakan kecelakaan bagi sebagian orang Arab lalu meninggalkannya tidak bertentangan dengan hadist-hadist diatas. Hadist yang disebutkan terakhir ini menjelaskan bahwa Rosulullah saw. berhenti melaknat kaum tersebut dalam qunut, tetapi ia saw. tidak meninggalkan qunut sama sekali. Pahamilah!
Al-Awwam bin Hamzah berkata, "Aku pernah bertanya pada Abu Utsman an-Nahdi perihal qunut. Ia menjawab, 'Setelah rukuk.' Aku berkata, 'Dari siapa engkau mengetahui hal itu?' Ia menjawab, 'Dari Abu Bakar dan Utsman r.a.'"
Abdullah bin Ma'qil r.a. meriwayatkan, "Dua orang sobat Rosulullah saw. yang biasa qunut dalam shalat Subuh ialah Ali r.a. dan Abu Musa r.a."
Abu Utsman an-Nahdi, "Umar bin Khaththab r.a. qunut dengan kami sehabis rukuk dan mengangkat kedua tangannya hingga kelihatan ketiaknya, dan suaranya pun terdengar dari belakang masjid."
Juga diriwayatkan dari Abu Utsman an-Nahdi r.a. bahwa Umar r.a. mengangkat kedua tangannya pada qunut Subuh. Abu Raja al-Atharidi berkata, "Abdullah bin Abbas r.a. qunut pada shalat Subuh dengan kami di Bashrah."Ibn Abi Laila r.a. berkata, qunut dalam shalat Subuh merupakan tradisi yang turun temurun (sunnah madhiyah).
Berdasarkan hadist-hadist dan atsar-atsar tersebut sanggup disimpulkan bahwa mengangkat tangan dalam doa qunut itu disunatkan. Adapun aturan mengusapkannya ke wajah ialah ja'iz (boleh). Tidak ada dalil yang khusus perihal mengusap tangan ke wajah dalam qunut. Tetapi mengusapkan tangan dalam berdoa secara mutlak dibolehkan, dalilnya pun ada .
Jadi, meskipun dalam qunut tidak disebutkan adanya mengusap wajah, hal itu bukan berarti haram atau bid'ah. Bahkan, diriwayatkan dari Rosulullah saw. secara besar lengan berkuasa (tsabit) adanya mengusap wajah sehabis selesai berdoa. Sayyidina 'Umar nin al-Khaththab r.a. berkata, "Ketika Rosulullah menengadahkan tangannya dalam berdoa, ia gres menurunkan tangannya sehabis mengusapkan tangannya ke wajahnya."
Al-Amir ash-Shan'ani dalam kitab subul as-salam (IV:219), ketika mengomentari dan menjelaskan hadist tersebut, berkata "Hadist tersebut mengandung dalil disyariatkannya mengusapkan wajah dengan kedua tangan sehabis selesai berdoa. Menurut sebuah riwayat, Allah tidak akan membiarkan tangan yang ditengadahkan itu hampa. Dia melimpahkan rahmat-Nya ketangan itu. Kemudian, tangan itu diusapkan ke wajah, supaya rahmat itu diterima oleh wajah yang merupakan anggota tubuh yang paling utama dan paling berhak untuk dimuliakan.
Muhammad bin Syihab az-Zuhri r.a. meriwayatkan, "Ketika berdoa. Rosullulah saw. mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dadanya, lalu ia mengusapkan tangannya ke wajahnya."
Seseorang yang membaca doa qunut boleh menyebutkan nama-nama orang yang ingin didoakan baik maupun jelek. Hal ini didasarkan pada hadist Sayyidina Abu Hurairah r.a. bahwa ia berkata, " Ketika Rosullulah saw. shalat Shubuh, sehabis selesai mengucapkan sami'allahu li man hamidahu rabbana wa lakalhamdu, ia berdiri sambil mengucapkan, "Ya Allah, selamatkanlah al-Walid bin al-Walid, Salamah bin Hisyam, 'Iyyasy bin Abi Rabi'ah, dan orang-orang beriman yang lemah. Ya Allah, pedihkanlah siksaan-Mu terhadap Bani Mudhar dan jadikanlah siksaan itu atas mereka menyerupai peristiwa kemarau yang panjang yang menimpa kaum Nabi Yusuf. Ya Allah, kutuklah Lihyan, Ri'lan, Dzawan dan ashiyyah yang telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, serta laknatlah Abu al-A'war as-Silmi."
Abdulrahman bin Ma'qil r.a. mengatakan, "Aku shalat Shubuh dengan Ali r.a. dalam qunutnya ia mengatakan, "Ya Allah, Aku serahkan kepada Engkau segala urusan Mu'awiyah dan kelompoknya, Amr bin al-Ash dan kelompoknya, Abu al-Awar as-Silmi dan kelomponya, juga Abdullah bin Qais dan kelompoknya."
Jika imam membaca doa qunut, ia harus membaca kata gantinya dengan jamak (Allahummahdina...). Dan jikalau shalat sendirian, hendaknya membaca dengan pelan. Jika umat Islam tertimpa musibah, hendaklah mereka membaca qunut dalam setiap shalat
Al-Hasan al-Bishri-semoga Allah merahmatinya- berkata, "Jika seseorang lupa membaca qunut, hendaklah ia sujud sahwi dua kali." Diriwayatkan dari Atha, "Barangsiapa beropini bahwa qunut itu sunah, lalu suatu ketika ia tidak qunut, maka hendaklah ia sujud sahwi dua kali."
Orang yang membaca qunut untuk meminta dihilangkan siksaan, bencana, atau petaka besar dari umat Islam, disunatkan membalikkan kedua telapak tangannya, sehingga punggung telapak tangannya berada diatas. hal itu didasarkan kepada hadist Sayyidina Anas bin Malik r.a. sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim-semoga Allah merahmatinya-, "Nabi Muhammad saw. memohon hujan (istisqa'). Beliau mengisyaratkan punggung telapak tangannya ke langit."
Sumber : Buku Shalat Seperti Nabi Saw - Petunjuk Pelaksanaan Shalat Sejak Takbit Hingga Salam - Hasan bin 'Ali as-Saqqaf
Diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik r.a., "Rosulullah saw. terus menerus qunut dalam shalat Subuh hingga ia meninggal dunia."
Sayyidina Abu Hurairah r.a. juga meriwayatkan bahwa Rosulullah saw. suka qunut sehabis berdiri dari rukuk rakaat kedua shalat Subuh.
Hadist yang menyatakan bahwa Rosulullah saw. qunut selama sebulan untuk mendoakan kecelakaan bagi sebagian orang Arab lalu meninggalkannya tidak bertentangan dengan hadist-hadist diatas. Hadist yang disebutkan terakhir ini menjelaskan bahwa Rosulullah saw. berhenti melaknat kaum tersebut dalam qunut, tetapi ia saw. tidak meninggalkan qunut sama sekali. Pahamilah!
Al-Awwam bin Hamzah berkata, "Aku pernah bertanya pada Abu Utsman an-Nahdi perihal qunut. Ia menjawab, 'Setelah rukuk.' Aku berkata, 'Dari siapa engkau mengetahui hal itu?' Ia menjawab, 'Dari Abu Bakar dan Utsman r.a.'"
Abdullah bin Ma'qil r.a. meriwayatkan, "Dua orang sobat Rosulullah saw. yang biasa qunut dalam shalat Subuh ialah Ali r.a. dan Abu Musa r.a."
Abu Utsman an-Nahdi, "Umar bin Khaththab r.a. qunut dengan kami sehabis rukuk dan mengangkat kedua tangannya hingga kelihatan ketiaknya, dan suaranya pun terdengar dari belakang masjid."
Juga diriwayatkan dari Abu Utsman an-Nahdi r.a. bahwa Umar r.a. mengangkat kedua tangannya pada qunut Subuh. Abu Raja al-Atharidi berkata, "Abdullah bin Abbas r.a. qunut pada shalat Subuh dengan kami di Bashrah."Ibn Abi Laila r.a. berkata, qunut dalam shalat Subuh merupakan tradisi yang turun temurun (sunnah madhiyah).
Berdasarkan hadist-hadist dan atsar-atsar tersebut sanggup disimpulkan bahwa mengangkat tangan dalam doa qunut itu disunatkan. Adapun aturan mengusapkannya ke wajah ialah ja'iz (boleh). Tidak ada dalil yang khusus perihal mengusap tangan ke wajah dalam qunut. Tetapi mengusapkan tangan dalam berdoa secara mutlak dibolehkan, dalilnya pun ada .
Jadi, meskipun dalam qunut tidak disebutkan adanya mengusap wajah, hal itu bukan berarti haram atau bid'ah. Bahkan, diriwayatkan dari Rosulullah saw. secara besar lengan berkuasa (tsabit) adanya mengusap wajah sehabis selesai berdoa. Sayyidina 'Umar nin al-Khaththab r.a. berkata, "Ketika Rosulullah menengadahkan tangannya dalam berdoa, ia gres menurunkan tangannya sehabis mengusapkan tangannya ke wajahnya."
Al-Amir ash-Shan'ani dalam kitab subul as-salam (IV:219), ketika mengomentari dan menjelaskan hadist tersebut, berkata "Hadist tersebut mengandung dalil disyariatkannya mengusapkan wajah dengan kedua tangan sehabis selesai berdoa. Menurut sebuah riwayat, Allah tidak akan membiarkan tangan yang ditengadahkan itu hampa. Dia melimpahkan rahmat-Nya ketangan itu. Kemudian, tangan itu diusapkan ke wajah, supaya rahmat itu diterima oleh wajah yang merupakan anggota tubuh yang paling utama dan paling berhak untuk dimuliakan.
Muhammad bin Syihab az-Zuhri r.a. meriwayatkan, "Ketika berdoa. Rosullulah saw. mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dadanya, lalu ia mengusapkan tangannya ke wajahnya."
Seseorang yang membaca doa qunut boleh menyebutkan nama-nama orang yang ingin didoakan baik maupun jelek. Hal ini didasarkan pada hadist Sayyidina Abu Hurairah r.a. bahwa ia berkata, " Ketika Rosullulah saw. shalat Shubuh, sehabis selesai mengucapkan sami'allahu li man hamidahu rabbana wa lakalhamdu, ia berdiri sambil mengucapkan, "Ya Allah, selamatkanlah al-Walid bin al-Walid, Salamah bin Hisyam, 'Iyyasy bin Abi Rabi'ah, dan orang-orang beriman yang lemah. Ya Allah, pedihkanlah siksaan-Mu terhadap Bani Mudhar dan jadikanlah siksaan itu atas mereka menyerupai peristiwa kemarau yang panjang yang menimpa kaum Nabi Yusuf. Ya Allah, kutuklah Lihyan, Ri'lan, Dzawan dan ashiyyah yang telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, serta laknatlah Abu al-A'war as-Silmi."
Abdulrahman bin Ma'qil r.a. mengatakan, "Aku shalat Shubuh dengan Ali r.a. dalam qunutnya ia mengatakan, "Ya Allah, Aku serahkan kepada Engkau segala urusan Mu'awiyah dan kelompoknya, Amr bin al-Ash dan kelompoknya, Abu al-Awar as-Silmi dan kelomponya, juga Abdullah bin Qais dan kelompoknya."
Jika imam membaca doa qunut, ia harus membaca kata gantinya dengan jamak (Allahummahdina...). Dan jikalau shalat sendirian, hendaknya membaca dengan pelan. Jika umat Islam tertimpa musibah, hendaklah mereka membaca qunut dalam setiap shalat
Al-Hasan al-Bishri-semoga Allah merahmatinya- berkata, "Jika seseorang lupa membaca qunut, hendaklah ia sujud sahwi dua kali." Diriwayatkan dari Atha, "Barangsiapa beropini bahwa qunut itu sunah, lalu suatu ketika ia tidak qunut, maka hendaklah ia sujud sahwi dua kali."
Orang yang membaca qunut untuk meminta dihilangkan siksaan, bencana, atau petaka besar dari umat Islam, disunatkan membalikkan kedua telapak tangannya, sehingga punggung telapak tangannya berada diatas. hal itu didasarkan kepada hadist Sayyidina Anas bin Malik r.a. sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim-semoga Allah merahmatinya-, "Nabi Muhammad saw. memohon hujan (istisqa'). Beliau mengisyaratkan punggung telapak tangannya ke langit."
Sumber : Buku Shalat Seperti Nabi Saw - Petunjuk Pelaksanaan Shalat Sejak Takbit Hingga Salam - Hasan bin 'Ali as-Saqqaf