Pengertian Dan Klarifikasi Hadits Qudsi
- Hadits Qudsi (Arab: حديث قدسي; Harkan kepada Tuhannya. Secara sederhana dikatakan hadits qudsi yakni perkataan Nabi Muhammad, wacana wahy...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/02/pengertian-dan-klarifikasi-hadits-qudsi.html
- Hadits Qudsi (Arab: حديث قدسي; Harkan kepada Tuhannya. Secara sederhana dikatakan hadits qudsi yakni perkataan Nabi Muhammad, wacana wahyu Allah yang diteriadits Qudsiy) salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah.
Etimologi
Hadits ( الحديث ) Segala yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter, lalu Qudsi ( القدسي ) secara bahasa diambil dari kata quddus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, alasannya perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, القدس al-Quddus, yang artinya Dzat Yang Maha Suci.
Secara istilah (terminologis) yakni sesuatu (hadits) yang dinukil kepada kita dari Nabi Muhammad yang disandmanya secara langsung, atau dengan perantaraan malaikat Jibril.
Karena Hadits qudsi bahwasanya yakni untuk Muhammad sebagai pribadi nabi, bukan sebagai rosul, maka nabi pun "pilih-pilih" dalam memberikannya kepada sahabat-sahabatnya. Hanya sahabat-sahabat terpilih yang memiliki kecerdasan tinggi saja yang menerimanya. Karena memang Hadits qudsi bukan untuk konsumsi umum. Sampai kini pun masih banyak kalangan umat Islam yang tak bisa mendapatkan "kebenaran" hadits qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya yakni penyebabnya. Hanya sahabat-sahabat khusus saja yang mendapatkan hadits qudsi dari Nabi Muhammad, semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah.
Etimologi
Hadits ( الحديث ) Segala yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter, lalu Qudsi ( القدسي ) secara bahasa diambil dari kata quddus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, alasannya perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, القدس al-Quddus, yang artinya Dzat Yang Maha Suci.
Secara istilah (terminologis) yakni sesuatu (hadits) yang dinukil kepada kita dari Nabi Muhammad yang disandmanya secara langsung, atau dengan perantaraan malaikat Jibril.
Perbedaan antara Hadits Qudsi dan Al-Qur`an
Terdapat perbedaan yang berbagai antara keduanya, di antaranya yakni :- Bahwa lafazh dan makna al-Qur`an berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sedangkan hadits qudsi tidak demikian, alias maknanya berasal dari Allah namun lafazhnya berasal dari nabi.
- Bahwa membaca al-Qur`an merupakan ibadah sedangkan hadits qudsi tidak demikian.
- Syarat validitas al-Qur`an yakni at-Tawâtur (bersifat mutawatir) sedangkan hadîts qudsi tidak demikian.
- Secara sederhana sanggup dikatakan, hadits qudsi yakni wahyu Tuhan yang diterima Nabi Muhammad secara langsung, TANPA perantaraan malaikat Jibril. Sehingga tidak ada kata qul (katakanlah) diawal kalimat dan Allah membahasakan diri-Nya dengan sebutan AKU.
- Sedangkan Al Qur'an yakni wahyu Tuhan yang diterima Nabi Muhammad lewat perantaraan Malaikat Jibril. Sehingga Jibril membacakan wahyu dengan permulaan kata qul dan Jibril membahasakan Tuhan dengan sebutan nama-Nya, Allah (dan Asmaul Husna lainnya).
- Hadits qudsi menggunakan kalimat eksklusif (orang pertama/Aku), sedang Al Qur'an menggunakan kalimat orang ketiga.
- Hadits qudsi diturunkan secara "private" (khusus ) kepada Muhammad sebagai nabi, sehinggga tidak disebarluaskan untuk umum, alasannya bersifat pribadi. Hanya beberapa sahabat terpercaya saja yang menerimanya.
- Sedangkan Al Qur'an diturunkan kepada Muhammad sebagai rosul, sehingga Nabi Muhammad wajib menyebarluaskannya kepada umatnya dan seluruh umat manusia.
- Demi kemurnian dan kesucian Al Qur'an, hadits qudsi dan Al Qur'an tidak disatukan dalam satu mushaf. Hadits qudsi dibiarkan bangun sendiri dan tidak pernah dibukukan (kodifikasi).
Jumlah Hadits Qudsi
Dibandingkan dengan jumlah hadits-hadits nabi, maka hadits qudsi bisa dibilang tidak banyak. Jumlahnya ada 4444, tetapi tidak banyak yang mengetahui, umumnya kurang lebih 200 hadits yang diketahui secara umun.Karena Hadits qudsi bahwasanya yakni untuk Muhammad sebagai pribadi nabi, bukan sebagai rosul, maka nabi pun "pilih-pilih" dalam memberikannya kepada sahabat-sahabatnya. Hanya sahabat-sahabat terpilih yang memiliki kecerdasan tinggi saja yang menerimanya. Karena memang Hadits qudsi bukan untuk konsumsi umum. Sampai kini pun masih banyak kalangan umat Islam yang tak bisa mendapatkan "kebenaran" hadits qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya yakni penyebabnya. Hanya sahabat-sahabat khusus saja yang mendapatkan hadits qudsi dari Nabi Muhammad, semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah.
Lafazh-Lafazh periwayatannya
Bagi orang yang meriwayatkan hadits qudsi, maka beliau sanggup menggunakan salah satu dari dua lafazh-lafazh periwayatannya :- Rasulullah SAW pada apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya 'Azza Wa Jalla
- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, pada apa yang diriwayatkan Rasulullah SAW dari-Nya
- "Aku yakni sekutu yang paling tidak memerlukan persekutuan. Barangsiapa melaksanakan suatu amalan lalu beliau mempersekutukan diri-Ku dengan yang lain, maka Aku akan meninggalkannya dan meninggalkan sekutunya." Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Maka beliau akan menjadi milik sekutunya dan Aku berlepas diri darinya."
- Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW yang meriwayatkan dari Allah Azza wa Jalla : "Tangan Allah penuh, tidak dikurangi karena memberi nafkah, baik di waktu siang maupun malam."
- Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berkata: '"Allah ta`ala berfirman: Aku berdasarkan sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku. Bila menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku, dan bila ia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu."'
Buku mengenai Hadits Qudsi
Di antara buku yang paling masyhur mengenai hadits qudsi yakni kitab Al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy. Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits. Sebenarnya hadits qudsi tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi, sebagaimana Al Qur'an yang dibukukan secara resmi pada zaman Khalifah Utsman dengan nama Al Qur'an Mushaf Utsmani (yang berarti jikalau ada Al Qur'an di luar itu maka itu yakni Al Qur'an palsu). Yang ada Hadits qudsi tersimpan pada pribadi-pribadi sahabat nabi dan disampaikan lewat verbal ke mulut. Karena "isinya" yang tinggi, hadits qudsi tercecer hanya pada sahabat-sahabat khusus saja, yang menyimpannya bagi dirinya sendiri dan lalu menurunkannya pada orang-orang tertentu pula. Sebagaimana Abu Hurairah berkata, "Aku mendapatkan sekantung ilmu dari rosululloh. Separuh kantung saya bagikan kepada kau semua dan separuhnya lagi saya simpan buat saya sendiri. Karena jikalau yang separuh lagi itu saya bagikan juga, pasti kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku."Sebelum sobat meninggalkan catatan ini, jikalau merasa artikel ini bermanfaat silahkan dibagaikan kepada teman-teman, saudara/saudari ataupun yang lainnya baik di media umum ataupun secara eksklusif biar semua orang menjadi tahu, pintar, pandai dan menambah pahala bagi sobat-sobat :-).