Belajar Ihwal Mengenal Makna Pendekar Dalam Islam (Spesial Memperingati Hari Pahlawan)

Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ. ...

A+ A-
Oleh Himler Usman


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya : 

" Sebaik-baik insan yaitu yang paling bermanfaat bagi orang lain " (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah

Secara umum sanggup disimpulkan bahwa hero yaitu seseorang yang telah berjuang mengorbankan waktu, jiwa dan raganya demi kebaikan orang banyak.

Jika dinisbatkan kepada Islam “Pahlawan Islam” berarti seorang muslim yang berjuang mengorbankan waktu, jiwa dan raganya demi kebaikan (kemuliaan) Islam dan umatnya.

Dalam terminology Islam, seorang muslim atau muslimah yang mati lantaran membela kehormatan diri, harta, nyawa dan agamanya disebut syahid

Bahkan orang yang mati disebabkan karam atau terkena penyakit sanggup pula disebut syahid termasuk seorang ibu yang wafat dalam proses melahirkan.

Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya : 
" Syuhada itu ada lima, yaitu Orang yang mati terkena cacar, orang yang mati lantaran diare, orang yang mati tenggelam, orang yang mati tertimpa runtuhan (longsor), dan orang yang syahid di jalan Allah” (HR.Al-Bukhari)

Sedangkan dalam Shahih Muslim disebutkan pula:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya : 

"Apa yang kalian ketahui perihal syahid?” Sahabat r.a menjawab: Siapa saja yang terbunuh di jalan Allah maka beliau syahid” Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kalau begitu syahid di kalangan ummat ku sedikit”, Sahabat r.a berkata lagi, kalau begitu siapakah mereka ya Rasulullah ? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa saja yang terbunuh di jalan Allah maka beliau syahid, siapa saja yang mati di jalan Allah, maka beliau syahid, siapa saja yang mati lantaran cacar maka beliau syahid, siapa yang mati terkena diare beliau syahid ” (HR. Muslim)

Terkait dua hadist diatas, Imam Nawawi dalam syarah Muslim menjelaskan, Para ulama berkata: “Yang dimaksudkan syahid diatas yaitu selain syahid Fie sabilillah (terbunuh dikala berperang di jalan Allah), mereka itu di darul abadi memperoleh pahala para syuhada. Adapun di dunia, mereka dimandikan dan dishalatkan.

Dalam kitab Al-Iman telah dijelaskan duduk masalah ini. Adapun syuhada, terbagi kedalam Tiga jenis: Syahid dunia dan akhirat, yaitu yang terbunuh dikala berperang melawan kafir, dan syahid akhirat, aturan dunia terhadapnya tidak diperlakukan sebagaimana layaknya orang yang terbunuh di jalan Alah, mereka inilah yang dimaksudkan syahid (secara umum) dalam hadits ini, dan syahid dunia, yaitu orang yang berperang lantaran mencari ghanimah dan berpaling dari peperangan”

Pembagian Syahid

1. Syahid Dunia

Yaitu orang yang terbunuh dikala beliau berperang, tetapi beliau tidak nrimo lantaran Allah, bukan demi menegakkan kalimat Allah (Islam). Soal niat, selain dirinya, insan yang lain tidak ada yang tahu. Akan tetapi dikala jasadnya ditemukan terbunuh dikala berperang melawan kafir, maka ia dihukumi sebagai syahid.

2. Syahid Akhirat saja

Yaitu orang-orang yang mati lantaran karam atau terbakar dan semisalnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits Nabi. Orang yang termasuk kategori ini dimandikan, dikafani juga dishalatkan

3. Syahid dunia dan akhirat

Yang dimaksud syahid dunia darul abadi yaitu orang yang terbunuh dikala berperang di jalan Allah dengan niat yang ikhlas, tidak riya dan tidak berbuat ghulul (mencuri harta rampasan perang).

Jenis inilah yang merupakan syahid yang tepat dan syahid yang paling utama, baginya pahala dari sisi Allah Yang Maha Agung. Soal niat nrimo atau tidaknya, hanya beliau yang bersangkutan dan Allah yang tahu. Manusia hanya menghukumi secara zhahir bahwa beliau mati terbunuh di jalan Allah. Sehingga beliau layak disebut sebagai syahid.

Karenanya jenazahnya tidak perlu dimandikan,tidak perlu dikafankan, tidak perlu disholatkan, ia hanya dikuburkan dengan pakaian lengkap tatkala ia terbunuh syahid.

Untuk syahid jenis pertama dan ketiga, terdapat beberapa pendapat. Menurut pendapat Al-Ahnaf (Hanafiyah), mereka tidak dimandikan, tidak dikafani tetapi disholatkan. Menurut Hanabilah (pengikut mazhab Hanbali) mereka tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak disholatkan. Menurut Malikiyah, Mereka tidak dimandikan, tidak dikafankan, tidak juga di sholatkan. Dan, berdasarkan Syafi’iyah, mereka tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak pula dishalatkan”

Berdasarkan hadist diatas pula secara khusus gelar hero disematkan kepada para syuhada, atau orang-orang beriman yang wafat dalam pertempuran di medan jihad fii sabilillah untuk menegakkan dan memuliakan kalimah Allah Subhanahu wa ta'aalaa di muka bumi ini. Misalnya para syuhada yang wafat pada perang uhud dapatlah dikatakan sebagai para hero Islam.

Bagi seorang muslim keridhaan Allah dan surgaNya lbh utama dari sekedar gelar pahlawan. Dan keridhaan Allah hanya akan diraih dengan selalu membersihkan niat dari unsur-unsur riya dan senntiasa menyelaraskn perbuatan dengan hukum-hukumNya.

Dalam sebuah hadist, Abu hurairah meriwayatkan, ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Sungguh insan yang pertama kali akan dihisab pada hari selesai zaman ialah seorang lelaki yang gugur mati syahid. Ia pun didatangkan, kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmatnya dan ia pun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan kepadanya,’apakah yanng telah engkau perbuat untuk mendapatkannya?’ Ia menjawab,aku telah berperang karena-Mu hingga saya mati syahid. Allah berfirman,”Kamu bohong. Kamu berperang hanya biar dikatakan bahwa kau ialah seorang pemberani, dan telah dikatakan menyerupai itu. Lantas ia pun dibawa dan diseret atas wajahnya kemudian dilemparkan ke dalam neraka.
Setelah itu seseorang yang mencar ilmu ilmu dan mengajarkannya serta terpelajar membaca Al-Qur’an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah dijanjikan untuknya dan iapun mengetahuinya. Kemudian, dikatakan kepadanya,’apa yang telah kau lakukan untuk mendapatkannya?’ Iapun menjawab, saya mencar ilmu dan mengajarkan ilmu serta membaca alqur’an untuk-Mu’. Allah berfirman, kau bohong. Kamu mencar ilmu ilmu hanya biar disebut orang alim, kau membaca alqur’an hanya biar disebut Qori’, dan semuanya telah dikatakan. Lantas, ia dibawa pergi dan diseret diatas mukanya hingga ia dilemparkan kedalam neraka.
Kemudian seseorang yang telah Allah luaskan rezekinya, Allah berikan kepadanya banyak sekali macam harta benda dan kekayaan. Iapun didatangkan dan diperlihatkan nikmat-nikmatnya dan iapun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan,’apakah yang telah kau lakukan dengannya?’ Ia menjawab,’aku tidak meninggalkan satu jalan kebaikan pun yang engkau sukai untuk bederma didalamnya, kecuali saya infakkan hartaku padanya karena-Mu. Allah berfirman,’Kamu bohong’. Kamu melaksanakan hal itu hanya biar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan menyerupai itu. Lantas, ia pun dibawa dan diseret dengan mukanya hingga dilemparkan kedalam neraka. (HR.Muslim.)

Perjuangan seorang muslim semata-mata lantaran dorongan keyakinan Islam dan mencari keridhaan Allah Subhanahu wa ta'aalaa semata. Dia tidak berjuang membela ashobiyah, fanatisme kelompok, golongan, kesukuan, kebangsaan dan nasionalisme. Karena itu semua hanya mengakibatkan amal pengorbanannya sia-sia disisi Allah Subhanahu wa ta'aalaa.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
" Siapa saja yang berperang di bawah panji kebodohan murka lantaran suku, atau menyeru kepada suku atau membela suku kemudian terbunuh maka ia terbunuh secara jahiliyah " (HR Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

" Bukan dari golongan kami siapa saja yang mengajak kepada ashabiyah, bukan pula dari golongan kami orang yang berperang lantaran ashabiyah, dan tidak juga termasuk golongan kami orang yang mati lantaran ashabiyah" (HR Abu Dawud)

Wallahu ‘alam bi ash shawab

Semoga uraian sederhana ini ada manfa'atnya bagi kita utk menambah wawasan dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin...

Related

Siraman Rohani 4144783007438700106

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item