Belajar Wacana Berbahagialah, Wahai Hamba Allah (Bagian Kedua / Terakhir)

Berbahagialah, Wahai Hamba Allah  (bagian kedua / terakhir) Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ...

A+ A-
Berbahagialah, Wahai Hamba Allah 
(bagian kedua / terakhir)

Oleh Himler Usman




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

ِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ.



Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya : 

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya, jikalau kalian bersyukur, niscaya kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jikalau kalian mengingkari (nikmat_Ku), maka bahwasanya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim:7)

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa juga berfirman yang artinya : .
Hai orang-oang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong kalian, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang shabar.” (QS. Al- Baqarah:45)

Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah 

Cara Berbahagia sesuai pedoman Islam diantaranya sbb :

1. Syukur

Orang-orang yang senang yakni mereka yang senantiasa bersyukur. Dengan bersyukur hidup akan menjadi lebih bahagia. Syukurilah apa yang ada di hadapan kita. Tidak lupa bersyukur atas apa yang telah kita peroleh di masa lalu. Jangan mencari yang tidak ada, jangan meresahkan kelebihan orang lain alasannya yakni Allah swt juga telah menitipkan potensi ke dalam diri kita untuk dikembangkan.

Banyak orang yang terjebak di masa lalu. Menangisi kegagalannya, meratapi kesalahan-kesalahan ketika itu. Kita harus berhati-hati. Sebesar apapun penyesalan kita, masa kemudian tidak akan kembali dan tidak akan terulang lagi. Jangan hingga kegagalan membuat kita duka berkepanjangan. Jangan hingga tragedi alam yang kita alami membuat kita lalai dan melupakan semua nikmat yang telah Allah swt berikan, kufur atas nikmat Allah swt. Jangan pernah sedetikpun pengecap kita mangkir dari ucapan syukur, memuji Allah Yang Maha Pemurah.
Masa kini adlh sebuah knyataan. Tepat berada di hadapan kita.

Bersyukurlah alasannya yakni hari ini kita masih sanggup menghirup udara bebas, bersyukur akan hidangan yang enak di depan kita, bersyukur alasannya yakni kita dikelilingi oleh keluarga dan teman yang menyayangi. Bersyukur atas semua cinta yang telah diberi Allah swt kepada kita. Bersyukurlah semoga kita menjadi orang yang paling bahagia.

2. Ikhlas 

Ikhlas alasannya yakni Allah swt. Kalimat yang gampang diucapkan namun kadang dalam prakteknya bertentangan. Mulailah dengan niat alasannya yakni Allah swt. Segala sesuatu yg kita lakukan, baik itu bekerja, mencari nafkah atau mencar ilmu yakni tulus demi mendapatkan ridha Allah swt semata.
Tidak sedikit orang yang menyia-nyiakan perjuangan kerasnya. Mengapa sia-sia..? Karena tujuannya bukan alasannya yakni Allah swt.

Tujuannya hanyalah mencari kesenangan dunia semata. Kalau sudah tujuannya dunia, orang-orang ibarat itu akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Walaupun kebahagiaannya itu semu dan hanya sesaat. Dan kesudahannya pun sanggup berupa marah Allah swt di dunia dan di akhirat.
Gantungkan tujuan dan harapan kita hanya kepada Allah swt. Karena hanya Allah-lah Yang Maha Pemberi, Allah Yang Maha Penyayang. Hanya Allah swt yang sanggup membalas semua perbuatan kita.
Orang-orang yang bekerja dan hanya mengharapkan ridha Allah swt, merekalah yang memperoleh kebahagiaan di dunia dan alam abadi kelak. Setiap langkah yakni ibadah tulus kepada Allah swt dan setiap ucapannya yakni dzikir, perkataan yang baik, serta nasehat-nasehat kepada sesama. Begitulah, orang-orang yang berjuang dengan niat yg tulus mengharapkan ridha Allah swt, senantiasa menjaga perilakunya
Selain pada niat, tulus juga akan tercermin pada sikap yang gampang memaafkan. Bagaimana kita melupakan semua kesalahan orang yang pernah menyakiti. Sulit memang, tapi yakinlah kalau kita bisa!
Bergurulah pada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Bagaimana dia yang lembut hatinya dengan sabar mendapatkan semua usikan dan cacian dari orang-orang kafir ketika berbagi Islam. Pada ketika salah satu dari orang kafir tersebut jatuh sakit, apa yang dilakukan kekasih Allah swt ini? Beliau tiba kerumah orang itu, menjenguknya. Subhanallah! Luar biasa! Begitu besar rasa tulus untuk memaafkan pada diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Tidak ada dendam sedikit pun. Dengan tulus hati kita menjadi lapang. Dengan kelapangan tersebutlah kebahagiaan akan didapatkan
.
3. Sabar

Sabar dalam menjalani kehidupan akan tercermin pada langsung yang lapang dada, tabah, dan pantang menyerah. Sabar bukan berarti mendapatkan begitu saja dan menunggu datangnya keajaiban.

Sabar dalam bekerja, mencari nafkah yakni mengerahkan segala upaya, pantang menyerah, memaksimalkan potensi untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Sabar dalam menuntut ilmu yakni dengan tekun belajar, mengatur waktu dengan baik, memahami dan mencerna pokok-pokok yang diajarkan dan yang lebih penting yakni mengamalkannya di jalan Allah swt.. .
Dengan kesabaran, jiwa kita akan terasa lapang. Keyakinan akan kesepakatan Allah swt semakin kuat. Orang-orang yang sabar akan bangkit laksana gunung yang kokoh menancapkan kakinya, berjalan di jalan yang diridhai Allah swt. Akhirnya, orang-orang yang sabarlah yang akan menjadi pemenang dan berbahagia.

4. Berfikir Positif

Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka ia bebas berprasangka apa saja kepada-Ku.” (Hadist Qudsi)
Fikirkanlah yang indah-indah, maka hidupmu akan menjadi indah. Berfikir positif terhadap segala sesuatu yang menimpa kita sanggup membuat sebuah semangat untuk menjalani hidup ini.

Jika kita senantiasa berfikiran negatif, segala sesuatu yang kita kerjakan pun akan bernilai negatif. Contoh, ada seseorang yang berpikiran bahwa tragedi alam yakni sesuatu yang menyakitkan, tragedi alam yakni penghalang untuk mencapai cita-cita, kemudian disikapi dgn berkeluh kesah dan bersedih terus mnerus. Apa yg terjadi kemudian.?
Bisa jadi orang tersebut akan mengalami gangguan jiwa ibarat stress dan depresi. Belum lagi fisik yang semakin lemah akhir hilangnya nafsu makan. Sungguh rugi orang-orang yg memiliki pikiran negatif.
Orang-orang yang memiliki pikiran positif akan menganggap tragedi alam itu sebagai ujian dan tantangan. Bisa jadi mereka berpikiran bahwa tragedi alam itu yakni hadiah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Semangat dan optimis akan tercipta dalam setiap langkahnya. Dengan jiwa yang optimis itu pula, orang yang berpikiran positif akan senantiasa mengembangkan potensi dalam dirinya, untuk menjadi langsung yang unggul. Sungguh bahagialah orang-orang yang senantiasa berpikiran positif.

5. Berbuat Baik

“Kalian yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yakni orang-orang yg fasik.” (QS. Ali Imran:110)

Marilah kita berlomba-lomba untuk berbuat baik semoga kita bahagia. Berbuat baik pada diri sendiri ibarat memperbaiki kualitas shalat, mengkaji Al-Qur’an dan menuntut ilmu. Shalat yang khusyuk akan membuat hati dan pikiran kita menjadi tenang. Dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an kita bs mnemukan diam-diam khidupan ini. Berbagai mcm ilmu ada di dlmnya. Itulah yg mmbuat kita menjadi org yg cerdas.
Berbuat baik kepada orang lain yakni wajib hukumnya. Berbuat baik kepada orang renta dengan menjadi anak yang shaleh/shalehah. Menyambung tali silaturahmi, tersenyum kepada orang lain, mengajarkan ilmu yang bermanfaat, saling menasehati untuk berbuat baik dan menegur teman yang berbuat salah.
Bersedekah juga salah satu cara untuk berbuat baik kepada orang lain. Dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain. Kekayaan kita bukan tercermin pada berapa banyak saldo tabungan di bank, bukan seberapa tinggi tumpukan emas di lemari, bukan pula berapa banyak kendaraan beroda empat glamor yang diparkir di garasi mobil. Kekayaan kita sanggup dilihat dari berapa banyak yang telah kita beri kepada orang lain, baik itu harta benda ataupun ilmu yang bermanfaat, tulus alasannya yakni Allah swt.
Apa yang kita rasakan ketika memberi seorang pengemis selembar uang seribuan dan tersenyum senang karenanya..? Bahagia bukan..? Kebahagiaan kita terletak pada senang orang lain. Jika kita membahagiakan diri sendiri, kita hanya memiliki satu point bahagia. Jika kita membahagiakan sepuluh orang, maka kita memiliki sepuluh point bahagia.
Jadi berbuat sepakat kepada semua orang, tentunya dengan hati yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah swt.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)

6. Percaya Akan Janji Allah Subhanahu wa Ta'aalaa
“Allah menjanjikan kepada orang-orang Mukmin pria dan perempuan, (akan mendapat) nirwana yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka awet di dalamnya, dan (mendapat) kawasan yang baik di nirwana ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Dan itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 72)

Percayalah kepada Allah swt. Jangan ada keraguan sedikitpun di hati kita. Mungkin apa yang kita peroleh ketika ini bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan. Yakinlah bahwa itulah yang terbaik buat kita. Allah swt sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya yg berbuat baik.
Allah swt memang tidak selalu memperlihatkan apa yang kita inginkan. Dia akan senantiasa memperlihatkan apa yang kita butuhkan. Semua kebutuhan sebagai bekal untuk bertemu dengan-Nya sudah tersedia. Hanya saja kita yg tdk melihat atau bahkan tdk peduli dg permintaan tsb
Jadi, berdoa dan berbuat baik yakni kuncinya. Setelah itu, serahkan semua kepada Allah Yang Maha Adil. Bisa jadi kita tidak akan mendapatkan imbalan di dunia. Hadiah tersebut akan kita terima di alam abadi kelak. Dan yakinlah, hadiah itu niscaya lebih indah dari dunia dan isinya. ketika pertemuan dengan Allah Subhanahu wa Ta'aalaa.
Semoga uraian sederhana ini ada manfa'atnya bagi kita dalam rahmah dan ridha Allah Ta'aalaa. Aamiin..

Related

Siraman Rohani 8513947908433571597

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item