Belajar Perihal Hiasi Verbal Dan Hati Dengan Dzikir Dan Tilawatil Qur'an

Hiasi Lisan dan Hati Dengan Dzikir dan Tilawatil Qur'an  Oleh Himler Usman السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَك...

A+ A-
Hiasi Lisan dan Hati Dengan Dzikir dan Tilawatil Qur'an 


Oleh Himler Usman


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :

Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”. (Al-Ahzaab, 33:42).

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :

Laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah ( dzikir ), maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (Al-Ahzaab, 33:35).

Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan belakang layar dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).

Sahabat-sahabatku yg dirahmati Allah

Dzikir dengan Hati dan Lisan

Dzikir itu ada kalanya dilakukan dengan hati dan ada kalanya dilakukan dengan lisan, tetapi yang lebih utama yaitu bila dilakukan dengan hati dan verbal secara bersamaan. Jika hanya dilakukan dengan salah satunya, maka yang lebih utama yaitu yg dilakukan dengan hati.

Sebaiknya dzikir dengan hati dan verbal jangan ditinggalkan hanya alasannya yaitu khawatir disangka riya' (pamer), bahkan seseorang dianjurkan untuk melaksanakan dzikir dengan keduanya dan membulatkan niatnya hanya alasannya yaitu Allah Swt. Fudhail bin Iyadh pernah berkata, "Meninggalkan amal alasannya yaitu insan termasuk riya'."

Seandainya seseorang sengaja menarik perhatian orang-orang melalui sikapnya yang dengan meninggalkan dzikir demi menghindari dugaan mereka yang batil terhadap dirinya, maka kami tidak menutup pintu-pintu kebaikan baginya. Tetapi pada waktu itu ia telah menyia-nyiakan perkara agama yang penting. Sikap tersebut bukanlah jalan orang-orang yang arif.

Di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan sebuah hadist melalui Aisyah ra yang menyampaikan yang artinya :

"Bahwa ayat berikut, yakni firman-Nya: "Dan janganlah kau mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya. (QS. al-Isra: 110), diturunkan berkenaan dengan problem doa."

Sahabat-sahabatku

( Tilawah ) Mengaji dengan Lisan dan Hati

Sesungguhnya membaca Al-Qur’an yang benar sesuai ketetapan syariat sehingga diberi kesepakatan pahala sapuluh kebaikan pada setiap hurufnya -sebagaimana petunjuk hadits shahih- yaitu membacanya dengan menggerakkan verbal dan kedua bibir walaupun hanya menghasilkan bunyi yang sangat lirih yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Karena hakikat dari membaca secara istilah yaitu mengeluarkan bunyi dengan lisan. Sehingga orang yang membisu tidaklah disebut qari’ (membaca). Karenanya disebutkan dalam hadits shahih yang artinya :

Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingatku dan bergerak kedua bibirnya menyebut (nama)-Ku.” (HR. Ibnu Majah shahih)

Membaca Al-Qur’an yang syar’i haruslah dengan mengucapkannya. Tidak cukup dengan hati semata. Sementara melihat mushaf sambil membolak-baliknya tanpa mengucapkan sesuatu, maka ini bukan tilawah. Itu masuk dalam kepingan bagian tafakkur dan tadabbur. Memang di dalamnya ada pahala, tapi ia tidak mendapat kesepakatan dalam hadits wacana keutamaan membaca Al-Qur’an.

Maka dalam ibadah membaca Al-Qur’an, seseorang harulah mengucapkan huruf-hurufnya sehingga ia tidak terlewat dari mendapat pahalanya yang besar. Dan inti dari mengucapkan yaitu menggerakkan dua verbal walaupun tidak menyebabkan bunyi yang keras. Ini merupakan pendapat dominan ulama.

Imam Malik rahimahullah ditanya wacana orang yang membaca di dalam shalatnya, bacaannya tidak terdengar oleh orang lain dan tidak pula oleh dirinya sendiri dan ia tidak menggerakkan lisannya. Beliau menjawab: “Ini bukan membaca, tolong-menolong membaca yaitu dengan menggerakkan lisan.”

Ibnu al-Hajib rahimahullah berkata, “Tidak boleh membaca lirih tanpa menggerakkan lisan, alasannya yaitu kalau ia tidak menggerakkan lisannya berarti ia tidak membaca, ia hanya hanya bertafakkur (merenungi).”

Al-Kasani rahimahullah berkata, “Membaca tidak bisa kecuali dengan menggerakkan verbal dalam mengucapkan huruf. Tidakkah engkau lihat, orang shalat yang bisa membaca apabila ia tidak menggerakkan lisannya dalam mengucapkan abjad maka tidak sah shalatnya. 
Begitu juga, kalau ia bersumpah tidak membaca satu surat dari Al-Qur’an, kemudian ia melihatnya dan memahaminya serta tdk menggerakkan lisannya maka ia tidak menyalahi (melanggar) sumpahnya.”

Niat baik untuk memperbanyak Qira’atul Qur’an dan mengejar hatamnya secara berulang sering menciptakan seseorang mengabaikan budpekerti dan tatacara membaca Al-Qur’an yang benar.

Salah satunya, membacanya dengan tidak menggerakkan verbal dan mengomat-kamitkan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar sendiri. Padahal disebut membaca, kalau dibarengai dengan menggerakkan verbal dan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar oleh diri sendiri. 

Sedangkan sebatas melihat mushaf dan membolak-balikkannya tidaklah disebut kepingan dari ibadah tilawatul Qur’an atau qiratul Qur’an

Semoga kita termasuk hamba Allah yang senang berdzikir dan tilawatil Qur'an bukan saja malam dan hari Jum'at tapi disetiap hari demi menggapai kasih sayang dan ridha Allah ta'aalaa. Aamiin...

Related

Siraman Rohani 2980222512158858067

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item