Pengertian Dan Dongeng Nabi Sulaiman A.S

Ilustrasi Kisah Nabi Sulaiman A.S - Nabi Sulaiman yaitu salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahu...

A+ A-
 Nabi Sulaiman yaitu salah seorang putera Nabi Daud Pengertian dan Kisah Nabi Sulaiman A.S
Ilustrasi Kisah Nabi Sulaiman A.S
- Nabi Sulaiman yaitu salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan gejala kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.

Baca Juga Kisah Ayah Nabi Sulaiman ( Kisah Nabi Daud A.S )

Nabi Sulaiman Seorang Juri

Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih bau tanah usia daripadanya.

Suatu insiden yang mengatakan kecerdasan dan ketajaman otaknya yaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang tiba mengadu meminta Nabi Daud mengadili kasus sengketa mereka, yaitu bahawa kebun tumbuhan salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu usang sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang binatang ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.

Dalam kasus sengketa tersebut, Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun jawaban pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang sempurna berkata kepada si ayah : "Wahai ayahku, berdasarkan pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah binatang ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya hingga kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing mendapatkan kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang menerima laba atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."

Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah mengatakan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.

Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.

Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya

Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Kaka Sulaiman yang berjulukan Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya. Ia beranggapan bahwa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya serta belum banyak mempunyai pengalaman hidup menyerupai dia. Karenanya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang berdasarkan anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.

Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, mengatakan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menuntaskan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah imbas dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana menghadang orang-orang yang tiba ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.

Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahwa ia telah berhasil memikat hati sebagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahwa saatnya telah tiba untuk melaksanakan planning rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia membuatkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahwa bila mereka mendengar bunyi bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.

Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasehat pemerintahannya, terdengarlah bunyi bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.

Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, jawaban perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang sanggup menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bantu-membantu pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melaksanakan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya semoga menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan jawaban perbuatan puteranya yang durhaka itu.

Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, risikonya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra agresi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentara dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, semoga bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan semoga diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak sanggup berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri sesudah ia terkurung dan terkepung.

Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan sesudah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.

Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain

Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, yaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melaksanakan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.

Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan ia menangkap maksud yang terkandung dalam bunyi binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang sanggup pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.

Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat berjulukan Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut.

Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya : "Hai semut-semut, masuklah kau semuanya ke dalam sarangmu, semoga supaya kau selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya tanpa ia sadar dan sengaja."

Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar bunyi semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia sanggup mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam bunyi semut itu. Ia merasa takjud bahwa binatang pun mengerti bahwa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sadar.

Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melaksanakan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yaman. Setibanya di San'a - ibu kota Yaman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara daerah burung yang selalu berada di tempat untuk melaksanakan kiprah dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman murka dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia tiba tanpa alasan dan uzur yang nyata.

Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan : "Aku telah melaksanakan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan glamor di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar."

Berkata Sulaiman kepada Hud-hud : "Baiklah, kali ini saya ampuni dosamu kerana isu yang engkau bawakan ini yang saya anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."

Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman sempurna di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara sempurna di depan wajahnya. Ia kemudian mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu tiba dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya sempurna di depannya. 

Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi : "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini yaitu daripadaku, Sulaiman. Janganlah kau bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."

Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasehat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.

Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya : "Wahai paduka tuan ratu, kami yaitu putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi hebat pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasehat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala bahaya dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."

Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kau mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kau tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi saya tidak sependirian dengan kau sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan tenang dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan hingga terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka pasti akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu yaitu merupakan jawaban yang masuk akal dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah insan dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung bahaya itu, saya akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang sanggup mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan saya akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia mendapatkan utusanku di istananya."

Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan menentukan orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat ia kepadanya.
Setelah mendengar isu yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur planning penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya semoga menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan sesudah mendengar uraian mereka perihal maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman : "Kembalilah kau dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang daripada makhluk-Nya. Di samping itu saya telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak saja berlaku atas insan tetapi meliputi juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana saya akan sanggup dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak sanggup dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kau memandang besar hadiah yang kau bawakan ini dan menerka bahwa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kau kembali dan sampaikanlah kepadanya bahwa kami akan mengirimkan bala tentara yang sangat berpengaruh yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, bila ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan tiba berserah diri kepadaku."

Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah mengalah saja kepada tuntutan Sulaiman dan tiba menghadap dia di istananya.
Nabi Sulaiman berhasrat akan mengatakan kepada Ratu Balqis bahwa ia mempunyai kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah bahaya yang kosong. Maka bertanyalah ia kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya tiba berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik : "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku yaitu pesuruhmu yang berpengaruh dan sanggup dipercayai."

Seorang lain yang mempunyai ilmu dan nasihat nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."

Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia : Ini yaitu salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah saya bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu yaitu semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di darul abadi dan sebetulnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya semoga mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian sesudah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya.

Bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya : "Serupa inikah tahtamu ?" 

Balqis menjawab : "Seakan-akan ini yaitu tahtaku sendiri," 

seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahwa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahwa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.

Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari beling putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, menerka bahwa ia berada di atas sebuah kolam air yang sanggup membasahi badan dan pakaiannya.

Berkata Nabi Sulaiman kepadanya : "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu yaitu kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."

"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah usang tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan nrimo dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan berdasarkan sementara hebat tafsir dan hebat sejarah nabi-nabi, bahwa Nabi Sulaiman pada risikonya menikah dengan Balqis dan dari pernikahannya itu lahirlah seorang putera.

Menurut legalisasi maharaja Ethiopia Abessinia, mereka yaitu keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil janji nikah dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.

Wafatnya Nabi Sulaiman

Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada gejala yang mengatakan final hidup Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah mati kecuali sesudah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, jawaban jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan.

Berbagai dongeng yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allah lah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman sanggup dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 hingga ayat 44


Baca Juga ( Nama 25 Nabi Dan Rasul Yang Wajib Diketahui )


Sebelum sobat meninggalkan catatan ini, bila merasa artikel ini bermanfaat silahkan dibagaikan kepada teman-teman, saudara/saudari ataupun yang lainnya baik di media umum ataupun secara eksklusif semoga semua orang menjadi tahu, pintar, cendekia dan menambah pahala bagi sobat-sobat :-).

Related

NEW TOP 292322897253492250

Hot in week

Recent

TOP

Adab dalam Islam Adzan Ajian Semar Mesem Ajian Semar Mesem Jarak Jauh Ajian Semar Mesem Jaran Gorang Ajian Semar Mesem Tanpa Puasa Akhir Zaman Akhlak Tasawuf Amalan AMALAN DAN AJIAN Aplikasi Islami Aqiqah AZIMAT Bahasa Indonesia Bisnis Online BULU PERINDU Cara Menggunakan Semar Mesem CARA MUDAH Doa Doa Anak Sholeh Doa Bahasa Arab DOA DAN AMALAN Doa Enteng Rezeki Doa Kehamilan Doa Para Nabi DOA PEMIKAT HATI WANITA Doa Sehari-hari Doa Selamat Doa Sholat Doa Suami Istri Doa Tolak Bala Doa-Doa Doa-doa Khusus Fatwa MUI Fiqih Hadis Pendidikan Hadits Haji Hukum Islam Ibadah Muslim Ilmu Pendidikan Informasi Islam Iqomah Kajian Islam Kata Bijak KEJAWEN Keris Semar Mesem Kesehatan Islami Kewajiban Muslim Kisah Nabi Kisah Para Nabi Kumpulan Do'a Kumpulan Do'a Manajemen Pendidikan Manajemen SDM Pendidikan Islam (Pasca Sarjana) Mantra Semar Mesem Masail Fiqhiyah Masjid Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pasca Sarjana) Metodologi Studi Islam (MSI) Motivasi Muslimah Naishaihul Ibad NEW TOP Niat Nuansa Islam PAGAR NUSA Pascasarjana (Metodologi Studi Islam) Pascasarjana (Studi Materi PAI ) pelet PELET AMPUH PENAGKAL PENCAK SILAT Pendidikan Islam Pendidikan Kewarganegaraan PENGASIHAN Pengembangan Kurikulum pengertian PENGLARIS Perbandingan Madzab Pernikahan Islam Psikologi Perkembangan Psikologi Umum Puasa Puisi Qunut RAJAH Ramadhan Renungan Sejarah Islam Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Sejarah Peradaban Islam Semar Mesem Shalat Shalat Sunat Sholat Sholat Ashar Sholat Dzuhur Sholat Isya Sholat Magrib Sholat Subuh Siraman Rohani Slider Sosial Studi Fiqih Study Materi Aqidah Akhlak Subhanallah Sunat Sunnah Surat Al-Qur'an Tafsir Al Quran Tafsir Al-Qur’an dan Hadits Tarbawi (Pasca Sarjana) Tahukah Kamu? Tanya-Jawab Tasbih Thaharah ULAMA KITA Ulumul Hadits Ulumul Qur'an Umat Muslim Ushul Fiqh Wajib Zakat Zakat - Amal - Sedekah
item