Belajar Perihal Muhasabah Untuk Memahami Hakikat Kehidupan
Muhasabah untuk Memahami Hakikat Kehidupan Oleh Himler Usman سْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ السَّلاَم...
https://kajianamalan.blogspot.com/2019/10/belajar-perihal-muhasabah-untuk.html
Muhasabah untuk Memahami Hakikat Kehidupan
Oleh Himler Usman
سْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan" (QS.Al-Hasyr (59):18).
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yg artinya :
"Orang yang terpelajar ialah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta bersedekah untuk kehidupan sehabis kematian. Sedangkan orang yang lemah ialah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'aalaa ". (HR. Imam at-Turmudzi).
Sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah
Melalui Taushiyah Malam Jum'at ini, saya mengajak para sahabat untuk bermuhasabah, yakni mengevaluasi diri. Marilah kita kembali melaksanakan penilaian diri, melaksanakan muhasabah, menghitung kembali terhadap apa yang sudah kita lakukan.
Dengan kesadaran melaksanakan muhasabah, maka akan memunculkan dorongan biar kita senantiasa dapat berusaha untuk menyempurnakan, memperbaiki, dan menambah amal ibadah dan kebaikan yang sudah kita lakukan.
Yang harus senantiasa kita penilaian ialah sejauh mana kita bertaqwa kepada Allah. Dalam arti lain, sejauh mana kesungguhan kita dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Pada dasarnya, kunci dan modal utama mendapat kebahagiaan yang hakiki ialah imtitsalu awaamirihi wa ijtinabu nawahihi. Itulah yang disebut ketakwaan, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sebaliknya, bahwa mengabaikan terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah, tidak memedulikan perintah Allah, dan justru melaksanakan apa yang dihentikan oleh Allah, ialah awal dari malapetaka dalam kehidupan kita ini. Maka dari itu, mengevaluasi diri terhadap segala hal yang telah kita lakukan ialah menjadi bab yang penting dalam kehidupan kita ini.
Sahabat-sahabatku...
Dalam hidup ini, sebenarnya panduan yang diberikan Allah itu sudah betul lengkap. Kita diharuskan oleh Allah untuk memahami kehidupan ini dengan benar, memiliki paradigma kebenaran yang kukuh, dan memiliki pemahaman hakikat dalam kehidupan ini dengan benar dalam segala halnya.
Kesalahan paradigma akan menjadi sesuatu yang fatal di dalam menjalani kehidupan ini. Ketika orang bertanya, “Sesungguhnya kehidupan ini apa? Dunia ini apa?”, maka hendaknya diikuti dengan pencarian jawabannya untuk menemukan paradigma yang benar dalam kehidupan.
Pertanyaan yang paling fundamental ini harus dipahami oleh setiap orang dengan pemahaman yang betul-betul benar. Ketika orang salah memahami dan salah memperlihatkan tanggapan terhadap pertanyaan yang sangat fundamental ini, maka tentu akan menjadi kesalahan-kesalahan runtut berikutnya.
Al-Quran memperlihatkan konsep “ad-dunya” sebagai sesuatu yang dapat dikatakan dan dipahami mazroah al-akhirah, yaitu sesuatu yang dekat, yang hina, yang adna, yang rendah. Artinya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari kehidupan yang kita lakoni di dunia kini ini.
Ketika orang memahami bahwa kehidupan ini ialah sesuatu yang dipakai sekadar untuk bersenang-senang, maka tentu beliau akan memfilosofikan hidup bahwa kehidupan itu ialah kesenangan. Sungguh, itu ialah paradigma yang tidak tepat bahkan dapat jadi melenceng jauh.
Agama Islam telah memperlihatkan penataan pada kehidupan bahwa kehidupan ini ialah sebuah perjalanan yang pada hasilnya akan hingga pada titik akhir. Pada titik simpulan itulah yang akan menjadi penentu, yang seseorang itu akan mendapat prestasi dalam hidup ini atau justru malah kenistaan. Prestasi ialah kebahagiaan dan kenistaan ialah hal yang mencelakakan.
Semoga goresan pena sederhana perihal muhasabah diri untuk memahami hakikat kehidupan di atas ada manfa’atnya dalam menggapai rahmah dan ridha Allah Ta’aalaa. Aamiin..